DUNIA MELIHATKU - Aku sudah membaca 3 novel dari Tetralogi Buru karya Eyang Pram, yang berjudul Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah. Kemudian, aku juga baru menyelesaikan Novel Rumah Kaca. Akhirnya, aku lega dong sudah berhasil menyelesaikan 4 novel Tetralogi Buru. Nah, 3 di antaranya sudah aku review. Selanjutnya, bagaimana Review Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer?


Novel Rumah Kaca sebagai novel terakhir dari Tetralogi Buru karya Eyang Pram ini memiliki perbedaan yang cukup besar dibandingkan 3 novel sebelumnya. Pada awal bagian, aku sempat bingung karena tokoh "aku" dalam novel ini beda dan seolah bukan Minke. Jadi, wajar jika kita biasanya merasakan Minke menjadi tokoh utama. Namun, di novel ini, seperti ada sebuah kejanggalan dengan tokoh "aku" yang tiba-tiba diceritakan begitu saja oleh Pramoedya Ananta Toer.

Baca juga:
Siapa itu "aku" dalam Novel Rumah Kaca? Pada Novel Rumah Kaca tidak mengangkat Minke atau T.A.S sebagai tokoh utama. Justru, novel yang berlatar belakang pada Zaman Pemerintahan Belanda ini mengangkat Jacques Pangemanann sebagai tokoh utama.

Siapa Jacques Pangemanann? Jika kamu sudah membaca 3 novel sebelumnya, khususnya Novel Semua Anak Bangsa dan Novel Jejak Langkah, kamu pasti tahu siapa dia. Jacques Pangemanann atau yang dikenal dengan Pangemanann dengan 2 n di belakang ini merupakan polisi kolonial Belanda yang mendapatkan tugas untuk mengawasi Minke.



Pada Novel Rumah Kaca, Pram menceritakan tentang bagaimana usaha Pemerintah Kolonial Belanda dalam memukul aktivitas Minke sebagai salah satu tokoh pergerakan nasional. Bagaimana caranya? Yap, mereka melakukannya dengan cara operasi mata-mata, serta pengarsipan yang rapi dan sistematis. Eyang Pram mengistilahkan politik arsip ini sebagai kegiatan per-rumah-kaca-an.
Sebagai tokoh utama mendapatkan tugas untuk mengawasi Minke, Pangemanann digambarkan menjadi sosok yang bertanggung jawab di balik pembuangan Minke ke pulau terpencil di Maluku Utara. Meskipun demikian, pada Novel Rumah Kaca juga dijelaskan pergolakan batin Pangemanann terkait tugasnya mengawasi Minke karena ia juga salut dengan apa yang dilakukan Minke, namun di sisi lain, dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Baca juga:
Namun, Novel Rumah Kaca untuk keseluruhannya berisi detail dari aktivitas Pangemanann saat memata-matai Minke, sebelum, saat, dan setelah diasingkan ke Maluku Utara. Ia benar-benar menjadi sosok yang bertanggung jawab di balik pengasingan Minke ke Maluku Utara. Selain itu, pada novel ini, juga ditemukan detail sejarah yang terkait pembunuhan wanita tuna susila kelas atas bernama Fientje de Fenicks atau Rientje Roo.


Nah, itu dia Review Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer yang secara garis garis besar menceritakan politik arsip sebagai kegiatan rumah kaca. Jadi, bagaimana menurut kamu?

26 Comments

  1. wididiw.. udah baca empat--empat nyaa..
    aku baru baca jejak langkah, itu pun gak selesai.. dasar aku.. haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha... Sudah dong.
      Well, tenang Kakak, masih banyak yang belum selesai membaca buku Pram kok. Hihi...

      Delete
  2. wadidaw
    aku bahkan belum baca satupun karya doi
    walau udah sering banget mendengar nama dan karya-karyanyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... termasuk denger dari blog-ku yang ternyata bejibun sekali bahas Pram. Hehe...
      Segera baca, pasti jatuh hati.

      Delete
  3. Wadawww.. Bacaannya terlalu berat. Saya gak paham hehehe..
    Tapi bagus lah~

    ReplyDelete
  4. Ini juga jadi bahan bacaan waktu masih kuliah dulu walaupun belum sampai tuntas baca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Widiih Kakak... keren banget. Jadi penasaran, kenapa dulu kuliah baca novel Pram? Apakah berhubungan dengan jurusannya atau memang seneng aja?

      Delete
  5. sepertinya seru yah, namun selama ini hanya penikmat cerita dari teman-teman yang sudah membaca karya Eyang Pram hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru dan melelahkan Kak karena tebel banget. Hehe... Tapi, akhirnya sudah tuntas dong bacaanku. :)

      Delete
  6. Kalau tidak salah akhirnya Pangemanann bunuh diri ya? Saya sudah tamat semua membaca empat buku ini. Tapi ya itu, lupa jika disuruh bercerita ulang. Bahkan saya tidak mampu mereviewnya kembali.
    Saya hampir punya semua buku karangan Pram. Yang paling mahal ya memang empat buku itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak Kak, tapi Pangemanann menjadi saksi akhir perjalanan Minke. Lalu, ya selesai.
      Hihi... aku hanya mereview secara garis besar saja sih Kak, nggak mampu kalau harus detail.

      Delete
  7. Tau dan sering baca info soal Pak Pramoedya, tapi belum pernah baca buku-bukunya hehe sepertinya menarik cuma memang berat ya mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukunya ringan kok Kak, nggak sampai 10 kg. Hehe...
      Coba deh baca.

      Delete
  8. Replies
    1. Huahaha... lega dong review-ku sudah kelar semua dan ternyata masih berlanjut ada permintaan review lain2nya. Hahaha...

      Delete
  9. ini salah satu buku favorit saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... sama dong Kak, novel Rumah Kaca juga salah satu novel favoritku juga. Yeey...

      Delete
  10. Aku belum baca satupun novel karya Pramoedya, padahal beliau maestro sastra Indonesia ya bahkan kabarnya pernah hampir mendapatkan Nobel perdamaian, Jadi malu nih.

    Apa novelnya ada dalam bentuk ebook?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kalau kakak suka baca novel, khususnya sastra, kakak perlu sekali baca novel Pram.

      Oh iya, aku baru tau kabar itu, kayaknya perlu aku telusuri kabar Nobel Perdamaian.

      Untuk ebook, sepertinya tidak ada Kak. Mungkin kakak bisa pinjam ke teman.

      Delete
  11. Wah saya belum baca buku ini, karena harga bukunya jadi melonjak agak mahal. Mungkin karena pengaruh dari filmnya juga ya.. Mudah2an bisa segera baca. Makasih review-nya, kak.. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Naia...
      Terima kasih atas apresiasinya. Wah, aku nggak tahu kalau harga bukunya melonjak tinggi karena memang aku udah lama punya bukunya.
      Anyway, semoga segera bisa baca bukunya ya, Kak.

      Delete
  12. aku langsung baca buku rumah kaca dong, bagaimana ini wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, senangnya jika aku bisa menulari Kakak membaca bukunya. Hihi...

      Delete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.