DUNIA MELIHATKU - Hai dunia, kamu tinggal di mana? Aku tinggal di Negara Indonesia yang beberapa waktu terakhir berhasil menjadi sorotan dunia karena Indonesia sedang berada di tahun politik. Kamu tahu tidak, tahun politik Indonesia kali ini rasanya seperti sebuah ruangan tertutup yang dipenuhi dengan balon warna-warni dan meletus satu per satu, sehingga membuat hati kacau. Letusan terhebat yang aku rasakan yaitu beberapa hari menjelang pesta demokrasi, sebuah Channel Youtube WatchdoC mengunggah Film Dokumenter Sexy Killers karya Rumah Produksi WatchdoC yang berkolaborasi dengan Tim Ekspedisi Indonesia Biru.

Sexy Killers tidak di bioskop, tapi keren. Gambar: Google

Unggahan film dokumenter Sexy Killers ini seolah sengaja menjadi letusan terhebat untuk Indonesia pada tahun politik. Hal ini dikarenakan banyak informasi bahwa film dokumenter Sexy Killers membuat sejumlah warga memilih golput. Wah... Kenapa? Jadi, aku tertarik melakukan review film dokumenter Sexy Killers Karya WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru.

Aku sengaja mereview Film Dokumenter Sexy Killers yang disutradarai oleh Dandhy Laksono Suparta Arz berhasil menarik perhatian masyarakat khususnya generasi milenial yang sehari-harinya telah terbiasa mengonsumsi media digital untuk menemukan informasi, salah satunya Youtube. Hal ini dikarenakan film dokumenter Sexy Killers ini mengangkat sumber energi bumi batu bara membawa bencana untuk Indonesia.

Semua berawal dari sebuah ledakan di dalam tanah.

DARI MANA LISTRIK YANG KITA GUNAKAN BERASAL?

Film Dokumenter Sexy Killers diawali dengan adegan pasangan suami istri yang sedang berbulan madu. Tapi, adegan ini hanya sebagai pengecoh dari judul film dokumenter, namun sekaligus menjadi contoh kecil penggunaan listrik yang selama ini kita gunakan. Pada adegan ini, film Sexy Killers sengaja menyadarkan kita berapa besar dan banyak listrik yang selama ini kita gunakan untuk menunjang kehidupan kita sehari-hari tanpa melihat dari mana asal listrik.

Awal dari film dokumenter Sexy Killers. Print Screen: Nid

Lalu, kita sebagai penonton diajak mengetahui dari mana listrik berasal. Ya, listrik yang dihasilkan dan dapat kita nikmati berasal dari pertambangan batu bara di Kalimantan yang terlihat sangat besar dengan kepadatan aktivitasnya. Film dokumenter Sexy Killers menunjukkan aktivitas pengambilan, pengangkutan, hingga pengiriman tumpukan batu bara hingga puluhan ribu ton ke kapal dan melintasi sungai yang lebih besar. Batu bara ini sebagian diekspor dan ada yang langsung dikirim ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU di dalam negeri melewati lautan.

SEXY KILLERS MENGUAK PERTAMBANGAN BATU BARA

Pokok permasalahan yang diangkat film Sexy Killers yaitu pertambangan batu bara ini berada dekat dengan perkampungan yang mengakibatkan perkebunan atau persawahan menjadi gersang dan rusak, air bersih menjadi hilang, hingga udara juga tidak sehat. Seperti yang kamu duga, WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru juga memperlihatkan sisi di mana warga juga telah melakukan sejumlah protes kepada pemerintah dengan kehadiran pertambangan batu bara yang menyebabkan berbagai macam masalah.



Namun, ternyata pada film dokumenter Sexy Killers juga menunjukkan akibat perusahaan pertambangan batu bara ini ada banyak warga yang mengalami sakit dan ada yang meninggal, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Anak-anak meninggal akibat terjatuh pada lubang bekas tambang, sedangkan orang dewasa mengalami beberapa penyakit dan bahkan hingga meninggal karena udara dan air tidak sehat sehingga mereka tentunya tidak bisa hidup sehat.

PEMERINTAH DAN PERTAMBANGAN BATU BARA
DI DALAM FILM DOKUMENTER SEXY KILLERS

Dandhy menunjukkan bahwa warga yang tinggal dekat dengan pertambangan batu bara telah melakukan sejumlah protes kepada pemerintah. Namun, pada film dokumenter ini ditunjukkan bahwa pemerintah abai dengan suara warga sekitar yang merupakan bagian dari Warga Negara Indonesia. WatchdoC juga mengemas film Sexy Killers dengan memberikan insert video Pemerintah Indonesia saat menjawab keberadaan pertambangan batu bara.

Film dokumenter Sexy Killers selain menunjukkan beberapa pejabat yang duduk di kursi Pemerintah Indonesia, juga menunjukkan 2 wajah yang sudah sangat akrab di hadapan warga, yaitu Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto yang menjadi kandidat calon presiden tahun 2019.

TONGKANG-TONGKANG BATU BARA
TERNYATA HILIR MUDIK DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Selain Kalimantan yang merupakan tempat pertambangan batu bara digerakkan, film dokumenter Sexy Killers juga menuju ke Kepulauan Karimunjawa yang menjadi salah satu wisata alam di Jawa Tengah. WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru mengawali pengambilan shoot di Kepulauan Karimunjawa dengan eksplorasi keindahan laut Kepulauan Karimunjawa.

Scene di Kepulauan Karimunjawa. Print Screen: Nid

Namun, kemudian film dokumenter Sexy Dokumenter menunjukkan bahwa keindahan alam Kepulauan Karimunjawa ternyata diusik oleh keberadaan tongkang pengangkut batu bara yang hilir mudik dalam perjalanannya dari Kalimantan. Tentu, hal ini membuat penonton film Sexy Killers menjadi geram juga. Kamu tahu, pada film dokumenter ini juga ditunjukkan bahwa tongkang-tongkang ini juga tidak hanya lewat tapi juga parkir atau berhenti di Kepulauan Karimunjawa.

Akibat hilir mudik tongkang-tongkang pengangkut batu bara yaitu merusak pemandangan, merusak terumbu karang, hingga mencemari laut Karimunjawa. Lagi-lagi di sini, Sexy Killers juga menguatkan hasil ekspedisinya dengan mengangkat suara dari perwakilan warga Kepulauan Karimunjawa yang kemudian menjadi protes warga Kepulauan Karimunjawa atas keberadaaan tongkang-tongkang pengangkut batu bara.

SEXY KILLERS KENALKAN SIAPA DIBALIK PERUSAHAAN INI

Setelah menunjukkan perusahaan pertambangan batu bara yang aktivitasnya dari Kalimantan hingga ke Kepulauan Karimunjawa, film Sexy Killers tidak lupa untuk menyertakan informasi siapa saja yang berada dibalik perusahaan ini. Selain menyebutkan nama perusahaannya, ternyata Sexy Killers mengungkapkan dengan membuat mind map para pejabat Pemerintah Indonesia yang terlibat dalam perusahaan pertambangan batu bara dan PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Mind mapping perusahaan pertambangan batu bara dan PLTU. Print Screen: Nid

Setelah mengenalkan siapa saja yang berada dibalik perusahaan pertambangan batu bara dan PLTU, film Sexy Killers kembali menuju pada akibat dari perusahaan pertambangan batu bara dan PLTU yang semakin dikuatkan. Sexy Killers menguatkan dengan menunjukkan dampak dari perusahaan ini yaitu polusi udara dan air.

SEXY KILLERS PEMBUNUH PALING SEXY

Pada film dokumenternya ditunjukkan bahwa banyaknya debu yang jatuh di rumah-rumah warga dan air yang kotor. Lalu, warga juga terjangkit berbagai penyakit mulai dari sesak nafas, batuk, hingga pilek. Namun, belum jelas apakah penyakit tersebut akibat dari PLTU karena Sexy Killers juga menunjukkan bahwa sampai saat film tersebut jadi belum ada penelitian untuk membuktikan kasus-kasus kesehatan.

Namun, Sexy Killers juga menunjukkan bahwa ada penyakit yang paling ditakuti oleh semua orang, yaitu kanker. Pada film dokumenter ini, penonton diajak pindah ke Palu - Sulawesi Tengah. Di sini, ditunjukkan ada salah satu warga yang harus berobat hingga pindah berobat ke Jakarta akibat kanker yang dideritanya. Serta, masih banyak sekali warga yang mengalami penyakit macam-macam akibat PLTU.

SEXY KILLERS UNTUK KEHIDUPAN LISTRIK INDONESIA

Film Sexy Killers karya WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru ini menunjukkan sebab akibat keberadaan perusahaan pertambangan batu bara dan PLTU untuk produksi listrik di Indonesia. WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru juga tidak lupa menjelaskan kebutuhan listrik untuk menunjang kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari listrik untuk kebutuhan rumah tangga hingga operasi di rumah sakit. Serta, Sexy Killers juga menjelaskan perbandingan biaya produksi listrik.

Biaya Produksi Listrik. Print Screen: Nid

SEXY KILLERS MEMBUKA WAWASAN KITA

Film Sexy Killers ini mengajak kita untuk apa setelah menontonnya? Dari sekian banyak persepsi, aku memilih untuk berterima kasih kepada WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru karena telah mengajakku jalan-jalan mengelilingi Indonesia sekaligus membuka wawasan yang lebih luas dengan menonton film dokumenter karya mereka serta menjadi pribadi yang lebih pintar dan baik lagi.



Kamu dan aku, maksudku, kita jangan lagi mengeluh soal listrik mahal. Mari belajar untuk hemat listrik dan juga berusaha mencukupi kebutuhan kita dengan keuangan kita yang kita miliki agar review film dokumenter Sexy Killers ini nggak sia-sia. Percaya deh, selama kita bersyukur dengan kehidupan kita, kita pasti merasa tercukupi dan bahagia kok. Kita juga perlu belajar hidup sehat, apalagi lingkungan kita mendukung untuk hidup sehat.

GUNAKANLAH LISTRIK DENGAN BIJAK

1. Gunakan listrik seperlunya
Kita suka sekali menyia-nyiakan peralatan listrik yang kita miliki. Kita masih sering suka menonton sesuatu di smartphone, tapi laptop atau televisi ikut menyala tanpa kita perhatikan. Sehingga, kita terkesan boros listrik. Padahal, jika kita mau membiasakan diri untuk fokus pada satu saja, pasti pengeluaran kita juga berkurang.

2. Tolong matikan lampu/alat listrik yang tidak digunakan
Tak jarang, kita suka lupa mematikan lampu kamar tidur ketika meninggalkannya atau lupa mematikan lampu ruang tamu saat tidur. Padahal, andai saja kita membiasakan diri, kita tidak akan lupa lagi dan jauh lebih hemat.

3. Cabut kabel dan peralatan dari saklar jika tidak digunakan
Hal ini yang paling malas kita lakukan dengan alasan kita akan menggunakan lagi nanti,. Padahal jika kita terbiasa mencabut, kita akan terbiasa hemat.

4. Gunakan berbagai macam peralatan listrik sesuai kebutuhan
Kita kadang suka berlebihan pada sesuatu. Kita suka membeli sesuatu yang lebih besar kapasitasnya dari pada kebutuhan kita dengan alasan suatu saat kita akan membutuhkan yang lebih besar kapasitasnya dari pada kebutuhan kita. Padahal kenyataannya, kita ternyata belum membutuhkannya dalam waktu dekat dan malah seringnya tidak membutuhkan sesuatu dengan kapaitas lebih besar sampai hal itu rusak atau tidak digunakan lagi.

Jadi, begitulah yang bisa aku ambil untuk review film dokumenter Sexy Killers karya WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru.

Saat aku menulis review film dokumenter Sexy Killers di dunia melihatku, aku juga membutuhkan listrik untuk sebuah komputer dan smartphone-ku juga tetap aktif. Sedangkan, kamu saat membaca artikel ini, kamu tentu membutuhkan laptop, smartphone, atau komputer yang juga menyala karena listrik. Semua ini belum termasuk lampu sebagai penerangan jika kita butuhkan.

Jadi, bagaimana rasanya menulis dan membaca dengan keadaan sadar bahwa kita membutuhkan listrik untuk melakukan semuanya?

Terima kasih WatchdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru untuk film dokumenter Sexy Killers

109 Comments

  1. Review yang bagus, semoga banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya berhemat listrik dimasa yang akan datang. Semangat terus buat admin agar tetap berkarya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sekali, dan mungkin sudah waktunya kita beralih ke energi terbarukan baik energi angin ataupun matahari

      Delete
    2. Hai Kak Adhi Chandra, terima kasih apresiasi dan respon positifnya. Iya, semoga artikel saya turut memberi kontribusi agar masyarakat mau hemat listrik demi masa depan. Semangat berkarya juga Kak!

      Delete
    3. Hai Kak Kotanopan...
      Iya Kak, aku juga ikut setuju dan semoga kita bisa beralih ke energi terbarukan, baik energi angin atau matahari karena Indonesia sebenarnya mampu. Semangat!

      Delete
  2. Kesimpulan yang sangat bermanfaat. sukses selalu mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya baru tahu bahwa teteh ini laki-laki ya,...ha-ha

      Delete
    2. lhoo kok di sebut cowok sih....apa nggak lihat pada ABOUT ..admnya cewek tahu....

      Delete
    3. dulu saya kira yang punya webini cow, eh ternyata cewek mana cantik lagi orangnya,, wkwkwwk......

      Delete
    4. Kak Dapur Mamake, iya Kak, saya mencoba mengambil sisi yang positif saja dari pada harus berdebat dari Aceh sampai Merauke. Terima kasih Kak.

      Delete
    5. Kak Kuanyu... Haha... Siapapun aku, yang penting artikelnya bagus saja. :)

      Delete
    6. Kak Kotanopan...
      Haha... kelihatannya kayak cowok ya? Eh, cewek cantik? Masa' sih cantik? Hihi... Terima kasih Kak.

      Delete
    7. Kak Asnaji...
      Hihi... santai dong Kak, santai. Aku nggak apa kok dikira cowok.

      Delete
  3. Lengkap sekali kak ulasannya. Ngomongin listrik, biasanya kita suka lupa cabut kabel dari stop kontak setelah gak dipake lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku juga suka lupa / sengaja nggak cabut kabel dari stop kontak setelah nggak pake lagi.

      Terima kasih Kak apresiasinya.

      Delete
  4. lengkap banget ulasannya

    jadi pengen nonton deh hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga sekarang sudah nonton ya Kak. Terima kasih apresiasinya Kak.

      Delete
  5. itu video durasinya sejam, udah kaya nonton beneran di XXI. -____-"

    Nah aku nontonnya di rumah jadi ga bisa sampe kelar krn di rumah ya gt deh ada aja yg manggilin haha jd cuma nonton sampai menit ke-30an -.-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Panjang banget Kak. 1 jam 30 menit.

      Haha... Aku juga nonton di rumah & sering keganggu. Jadi lama banget selesai nontonnya.

      Delete
  6. Review-nya lengkap nih, walau saya belum nonton, hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi...
      Terima kasih Kak.
      Semoga sudah nonton setalah baca review ini.

      Delete
  7. Batubara, oh, batubara. Saya pernah berkunjung langsung ke tambang milik salah satu perusahaan batubara ternama di Indonesia. Memang keadaannya seperti itu.

    Terima kasih artikelnya, Mba. Sangat bermanfaat. Salam hangat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya termasuk baru tahu betapa besar dan hebatnya aktivitas mereka.

      Terima kasih kembali Kak

      Delete
  8. waduh filnya sexy bangar,..apanya ya yang sexy mungkinkah tubuh wanitanya atau mungkin tubuh prianya,..he-he atau mungkin para pejabatnya,...jadi ceritanya ini liburan di batu bara nih teh ya,..ha-ha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampun Kakak... Malah bahas tubuh wanita / laki2nya. Terus bilang liburan di batu bara. Belum sempet baca isi artikelnya ya Kak? Hehe... Santai Kak.

      Delete
  9. Oh begitu toh, aku nonton cuman diawal dan langsung skip kepertengahan dan jujur saya tak mengerti "Ii film atau apa?" ternyata film dokumenter, pantas saja aku tak paham. Setelah baca disini aku jadi sedikit mengerti tentang film itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... Film Dokumenter tentang energi batu bara. Wah, aku sendiri awalnya juga terbengong-bengong sama filmnya & bingung.
      Tapi, setelah maksain nonton akhirnya ya penasaran di pertengahan sih.

      Delete
  10. setelah nonton ini, kemarin saya jadi bingung mau pilih siapa, semuanya sebenarnya terlibat atas hal ini.

    Gegara ini tiap kali selesai ngecas langsung cabut dari colokan, kalau ga bisanya saya tinggal sampe pagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha...
      Aku juga sih Kak. Sempat bingung harus pilih mana tapi emang dari awal sudah bingung dan muncullah film ini yang makin bikin bingung.

      Tapi, akhirnya baik-baik saja.

      Wow... Sama Kak. Aku juga berusaha hemat listrik.

      Delete
  11. Sebagai orang asal Kalimantan saya melihat filem ini mendokumentasikan beberapa kebenaran. Fakta itu memang memprihatikan terutama isu lingkungan AMDAL. Uang selalu mengorbankan idealisme.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teman-teman dekat saya yang dari Kalimantan juga bilang seperti itu Kak. Wah... Memang ya Kak, uang selalu mengorbankan idealisme.

      Delete
  12. Nonton film ini emosional banget. Sedih, marah, bingung, semuanya nyampur. Terlepas dari banyak yang golput, film dokumenter ini bagus apalagi pas di akhir dikasih contoh salah satu solusi agar kita tidak menggunakan listrik yang berasal dari batubara lagi, panel surya. Emang mahal sih, tapi ya why not selagi kenyamanan kita tidak merenggut nyawa saudara kita sendiri di bagian indonesia lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, cukup emosional nonton film ini.
      Masyarakat seharusnya tidak perlu mengeluh atas penggunaan listrik dan belajar hemat agar bisa menggunakan panel surya. Jadi, kembali lagi kepada masyarakat karena selama ini pun banyak dari kita suka mengeluh listrik mahal.
      Semangat ya Kak!

      Delete
  13. Ngeri banget, penambangan batu bara memakan banyak korban jiwa. Belum lagi komentar dari pemerintah yang seakan-akan cuek pada kasus kematian warga. Oh, negaraku..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, nggak terbayang andai aku tinggal di sana. :(
      Pemerintah cuek karena ada beberapa yang memang terlibat langsung dengan perusahaan batu bara.

      Delete
  14. film ini emang bener2 ngasih insight sih, emang topiknya masalah lama dan udah sering dibahas, tapi emang harus diingatkan terus soal ini. yang bikin film ini makin menarik adalah dikemas dengan ngebahas mereka yang ada di balik bisnis listrik yang juga orang-orang penting di kancah perpolitikan indo yang kebetulan sekarang juga momennya masih pilpres. seneng banget bisa nonton film dokumenter kayak gini. nice review.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak... Iya, topik yang sering dibahas tapi selama ini aku nggak benar-benar tahu soal perusahaan batu bara, mulai dari bagaimana perusahaannya, siapa saja yang terlibat, hingga apa dampak yang ditimbulkan.
      Jadi, melalui film ini aku juga belajar memahami semuanya dan memang kemasan filmnya keren.
      Sehingga, penonton dapat memahami benar perusahaan batu bara.

      Delete
  15. Setelah baca review ini jadi tak perlu nonton filmnya..
    Pertambangan batu bara di kalimantan menjadi hal yg dilematis dan tak mudah mencari solusi yg terbaik utk mengatasi persoalan yg ada, ..yg bisa kita perbuat cuma bagaimana kita bisa menggunakan listrik secara bijak dlm keseharian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, kita bingung... Mau kasih solusi hidup tanpa listrik, juga nggak mungkin. Padahal aku beberapa kali mikir, apa harus ganti hidup tanpa listrik aja ya? Tapi, nggak mungkin banget.

      Iya, pada akhirnya, kita hanya bisa berusaha menggunakan listrik secara bijak saja.

      Delete
  16. Sewaktu aku bacabaca judulnya review film Sexy Killer kirain review film action or drama, ternyata ini jenis film dokumenter yang layak ditonton kita semua.
    Thanks kak Einid info filmnya. Filmnya hanya ada di youtube ya?.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kakak Fidy...
      Iya, film dokumenter yang ngasih kita pengetahuan sih Kak. Keren ditonton kok.

      Yap, ada di youtube, selamat menonton Kak.

      Delete
  17. aku udah nonton juga,
    memang bisa giring opini masyarakat sih
    jadi banyak pro dan kontra

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, bisa giring opini masyarakat banget. Kayak ledakan yang tiba-tiba muncul gitu nih film.

      Delete
  18. Nice review kak. ini adalah impression yang sama kayak aku setelah nonton film sexy killer, yang harus kita lakukan adalah menghemat penggunaan listrik atau setidaknya berusaha menjaga lingkungan dan penghematan energi dengan cara apapun, cara terkecil yang mampu kita lakukan. soalnya untuk listrik sampai ke rumah kita begitu banyak yang harus dikorbankan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, nggak perlu langsung marah-marah dan sebagainya, cukup ambil hikmahnya dengan menjadi hemat soal penggunaan listrik. Karena kalau kita marah, justru bikin capek sih.

      Delete
  19. Yeaaaa...saya terkecoh...!!!

    Tapi saya suka film-film documenter yang beginian... Makasih ya reviewnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... Iya Kak. Terima kasih kembali sudah mau baca.

      Delete
  20. isi postingannya sangat bermanfaat. salute :)

    ReplyDelete
  21. Sudah menonton walaupun masih sebatas di YT. Ada sesuatu yang terasa berat untuk disampaikan. Mungkin hanya bisa mengelus dada atas fenomena tersebut. Terlepas dari kebenaran di balik semua itu, ada hal-hal yang membuat batin ini sedikit terasa perih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sama kayak yang aku rasakan Kak, tapi kembali lagi, ambillah hikmah dari film ini. :)

      Delete
  22. review nya lengkap banget mbaa..
    aku juga nonton film dokumenter ini. dan membuat ku tersadar untuk lebih bijak menggunakan listrik..

    bukan karena takut bayar listrik mahal, tapi lebih memikirkan masyarakat yg di daerah tambang batu bara. sedih liatnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, alangkah baiknya kita lebih bijak menggunakan listrik. Semangat Kak!

      Delete
  23. Wooww!! Film Sexy yang mrnarik yang ditunjukan untuk membuka para mata pemerintah kota atau daerah...Agar dapat melihat kesenjangan2 yang terjadi pada rakyat jelata..

    Dan bukan itu saja mungkin rakyat juga harus senantiasa bersifat bijak apa yang telah ia dapat dari pemerintah seperti halnya Air dan listrik..Dan masih banyak lagi..

    Coba ada Cuplikan filmnya pasti asikk deh..Heeheee..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Admin yang satu ini kayaknya banyak banget nih akunya

      Delete
    2. Hai Kak Jingga Satria... Setuju, mari kita menggunakan listrik dan sebagainya dengan bijak.
      Ehmmm... maaf Kakak, sengaja nggak ada link-nya atau cuplikannya, karena filmnya sudah ada kok di Youtube. :)

      Delete
    3. Kak Asnaji, maksudnya gimana Kak? Hehe...

      Delete
  24. Assalamualaikum. Jadi pengen comment juga. Jujur, saya sedih lihat film ini, Sexy Killers. Baru sekarang ya ada yang berani membuat film dokumenter seperti ini. Membuka wawasan dari sudut pandang yang berbeda. Btw, tulisannya complete & Nice Review. 👍👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikumsalam Kakak...
      Terima kasih sudah komentar. Iya, sedih sekali ya kak kalau kita lihat bagaimana film ini menampilkan topik perusahaan batu bara.
      Terima kasih Kak.

      Delete
  25. ok. esok public holiday. bolehlah saya menontonnya ;-)

    ReplyDelete
  26. wah ternyata saya belum nonton ini kak film sexy killer, stelah baca ulasan diatas saya kok jadi pensaran sama itu film, seperti nya ada politik politik nya ya yang bermain disana di pertambaangan batu bara :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Kak, semoga sudah menonton Sexy Killers sih karena filmnya benar-benar menarik untuk di tonton.

      Delete
  27. Tragis miris kisah nyata pengerukan ekploitasi batu bara ..., sekaligus judul filmnya bikin orang jadi penasaran.

    Sebentar lagi akan kusearching filmnya di youtube.
    Terimakasih info dan review kerennya, kak Einid.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Kak. Menyedihkannya ternyata pertambangannya terlalu dekat dengan perkampungan warga.
      Terima kasih Kak. Semoga sudah selesai nonton ya.

      Delete
  28. Tadinya gak tertarik untuk nonton film ini. Tapi kok banyak banget yang ngeriview kalao film ini bagus, sekarang jadi kepengen tahu lebih jauh isi ceritanya. Kayaknya aku harus nonton deh. makasih ya infonya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... Iya, ceritanya emang di awal-awal nggak menarik, aku aja hampir nggak tertarik. Tapi, akhirnya nonton juga dan malah kepikiran bikin review.

      Terima kasih juga Kak.

      Delete
  29. Review yang bagus, saya belum sempat nonton. Tapi cerita teman memang seperti upaya propaganda untuk golput. Tapi lepas dari itu, berdasar review di artikel ini saya sepakat listrik harus dihemat. Dan semoga pengelolaan tambang ke depannya lebih memperhatikan daya dukung lingkungan dan kesehatan warga sekitar...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak. Terima kasih. Saya berusaha mengambil sisi positif dari film yang telah diceritakan oleh WatcdoC dan Ekspedisi Indonesia Biru.
      Semoga kita bisa belajar hemat listrik ya Kak.
      Terima kasih Kak.

      Delete
  30. Ini kaya buah simalakama. Lu tutup perusahaannya, kita gak punya listrik. Kita biarin, kok merusak lingkungan. Akhirnya cuman jadi lingkaran setan belaka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, iya aku jadi inget buah simalakama dan kata-kata lingkaran setan. Bener banget Kak.

      Delete
  31. Trending nih film. Tapi sampe sekarang saya masih belum sempet nonton. Tapi baca-baca review ini jadi pengen disegerakan. Hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, trending banget. Aku aslinya nggak tertarik nonton, tapi akhirnya penasaran juga. Hehe

      Delete
  32. Anu, sudah sejauh mana ya pemerintah turun tangan dlm masalah ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak pejabat yang justru turut andil dalam masalah ini kak.

      Delete
  33. Wah sexy killer kayanya rame banget filmnya jadi pengen nonton i...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, lagi rame-ramenya SEXY KILLERS. Aku udah nonton 2 kali. Hahaha

      Delete
  34. Wah bener banget tuh ya Mbak. Film ini memang kemarin juga ramai dibicarakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak. Makasih apresiasinya dan sampai saat ini masih ramai dibicarakan Kak.

      Delete
  35. Saya berharap sumber listrik alternatif diberdayakan karena sebenarnya sudah ada orang-orang Indonesia yang mampu melakukannya ketimbang terpaku dengan penambahan PLTU di mana-mana (rencananya akan ditambah lagi kan).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Itu juga doa saya Kak. semoga ya Kak.

      Delete
  36. Setelah saya nonton film ini, yang awalnya karena diskusi di group WA kelas. Saya tonton hingga habis. DAn, banyak hal yang saya sadari. Listrik, kehidupan, masa depan, penerus kita kelak.Merasa bersalah. Iya. dan kita gak bisa mengkambinghitamkan orang lain. mungkin mulai dari diri sendiri, pebaiki gaya hidup, dan erubahan niscaya terjadi perlahan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kita bisa berubah menjadi lebih baik ya Kak. Aamiin

      Delete
  37. Bagus banget sis ulasannya, kesimpulannya juga tepat, bahwa semua juga berasal dari kita, bagaimana kita lebih hati-hati dalam menggunakan listrik...juga sumber daya lainnya...
    saya agak khawatir ulasan ini akan terbawa ke ranah lain... tapi bagus sekali karena lebih general...
    Sebenarnya saya pengen nonton film ini tapi khawatir nya malah terbawa arus, yang sudah nonton bagus sekali ketika bisa menyikapi nya dengan bijaksana tanpa menyudutkan siapapun...
    Mungkin kita bisa mencoba energi listrik tenaga nuklir, agar tidak tergantung lagi dengan batubara...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, kalau saya review-nya terbawa arus, saya takut artikel ini menjadi artikel yang mengalami pro dan kontra.
      Semoga yang lain-lain juga tidak terbawa arus.
      Selama mindset kita terbuka, pasti tidak mudah terbawa arus Kak.
      Silahkan ditonton ya Kak.

      Delete
  38. setelah lihat full video film sexy killer ini saya cukup prihatin kak dengan kondisi lingkungan di indonesia terutama kalimantan. Disana lahan nya sudah banyak yang rusak, dan penduduk sekitar kena dampak nya. Tapi ini pilihan yang sulit juga bagi pemerintah, karena pemerintah ingin listrik masyarakat lancar juga, hmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, saya juga sedih nontonnya dan nggak menyangka terlihat sebegitu mengerikannya dibanding bayangan saya. Saya sampai ingin memeluk mereka-mereka yang terkena dampaknya. :(

      Delete
  39. saya belum pernah nonton film ini, tapi baca dari ulasan diatas,,,,,sepertinya film ini bagus sekali, karna mengedukasi bahwa dampak dari pengambilan sumber daya alam akan berdampak luas juga terhadap manusia.

    Jadi kita sebagai wong cilik bisa apa yach......heheheh.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Wong cilik bisa apa sih? Ya bisanya hanya berusaha untuk lebih bijak dalam menggunakan listrik dan lain sebagainya.
      Semangat Kang Nata!

      Delete
  40. Keren reviewnya mba, seolah kita sedang menonton filmnya.
    Jujur kemaren hanya tau viralnya film ini tanpa tau ceritanya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Bang Day.
      Hehe...
      Susah payah nih bikinnya, sampai bela-belain nonton dua kali. Hihi

      Delete
    2. Wuih luar biasa semangatnya mba. mantul 👍👍👍

      Delete
  41. Oh, jadi ini toh ceritanya.. maunya nonton di Yucup tapi kuota tipis. Terima kasih udah buat reviewnya :D

    ReplyDelete
  42. kalau tahu jalankeluarnya dekati penguasa nasehati dia dengan cara baik-baik jangan mengungkap keburukannya di muka umum tidak akan mungkin ada penguasa yang ingin mengorbankan atau makan rakyatnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... tapi, gimana ya caranya? Kayaknya bakal tambah ruwet dan yang ngasih tahu mungkin malah ikutan. :(

      Delete
  43. pertama nonton openingnya kayak film dewasa wkwkwkwkkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga kaget, mana lagi nonton openingnya di depan orang tua lagi. Hastaganaga...

      Delete
  44. Iya, film ini bagus. Masyarakat jadi sadar, bahwa semua yang selama ini diterima begitu saja sebenarnya merupakan buah pengorbanan orang lain. Masih banyak kasus seperti ini, dan pengusahanya ya itu-itu saja: minyak kelapa sawit, kertas, minyak bumi dan plastik, dll. Semuanya mengorbankan alam. Paling tidak, kita harus sadar bahwa sumber daya apapun itu mahal, jadi harus hemat dan nggak sembarang komplain kalau harga mahal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, semoga kita semua sadar untuk menggunakan sumber daya apapun dengan bijak.
      Terima kasih ya Kak.

      Delete
  45. Cerdas, melihat sesuai dari kacamata yang lain ;) sesuatu yang sama itu bisa dilihat baik dan tidak tergantung bagaimana yang memanfaatkannya. Perspektif lain yang mencerahkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Kak, terima kasih atas apresiasinya ya.

      Delete
  46. Sebagai warga negara yang berdomisili di kalimantan, saya senang karena ada perekonomian yang berjalan dari pertambangan batu bara tsb. selain itu juga warga kalimantan tidak menggunakan listrik dari hasil tambang batu bara melainkan dari solar/bensin. Jadi bukan masalah untuk saya. asal komitmen untuk memperbaiki pertangan yang sudah habis isi batu baranya bagi saya sudah cukup.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak. keren... keren... aku juga seneng dengan adanya pertambangan karena mampu mendongkrak perekonomian di sana.

      Delete
  47. Sudah nonton film dokumenter ini sekali bagus sekali memang banyak info yg kita dapatkan dari sini

    ReplyDelete
  48. usia 17 ke atas sudah boleh nonton kok Kak.

    ReplyDelete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.