DUNIA MELIHATKU - Aku mau berkabar pada kamu dan dunia bahwa pada udara yang terasa dingin namun matahari tetap memancarkan cahayanya, ini adalah kali kedua aku berkencan dengan tokoh Minke dan Pramoedya Ananta Toer. Kali ini, aku mengakui bahwa aku mulai terbiasa dengan kehadiran Minke dan Pramoedya Ananta Toer yang akrab di sapa Pram. Hasil kencan kami melahirkan Review Novel Anak Semua Bangsa Karya Pramoedya Ananta Toer. Novel ini intinya tentang pencarian kebenaran, keadilan, dan perlawanan Minke pada masa kehidupan pribumi di bawah kekuatan Eropa.


Novel Anak Semua Bangsa Karya Pramoedya Ananta Toer. Gambar: Nid





Kamu masih ingat tentang perkenalanku dengan Minke di Novel Bumi Manusia? Semoga kamu masih ingat. Nah akhirnya, aku menyelesaikan novel Tetralogi Pulau Buru yang kedua, Anak Semua Bangsa. Pada Review Novel Bumi Manusia, Pram sengaja membuatku penasaran dengan membuat ending menggantung.

Ending menggantung tentu membuat aku mencak-mencak gemas. Apa ya bahasa baiknya? Aku sebal dibuatnya, bagaimana mungkin endingnya akan seperti ini? Namun, aku segera mendapatkan jawabannya di awal Novel Anak Semua Bangsa. Bagaimana jawabannya? Tentu saja, di luar dugaan. Tapi, baiklah, aku tidak menerima akhir jalan ceritanya. Pram, andai kita berhadapan sambil dinner dengan 3 lilin di meja kita, aku akan menanyakan satu hal dari banyak pertanyaan yang muncul, kamu sengaja menerbangkan sekaligus menjatuhkan?



Maaf, aku sengaja tidak menceritakan bagaimana detail endingnya, hanya saja kamu akan mengalami rasa kehilangan seperti halnya yang dirasakan Minke. Tapi, aku belajar bahwa kita tidak bisa selamanya memiliki hal-hal yang kita senangi di dunia ini.

Sebuah kehilangan yang dirasakan Minke di awal Novel Semua Anak Bangsa ini membawa kita pada sebuah pencarian kebenaran dan keadilan serta perlawanan yang dirasakan oleh Minke dan Nyai Ontosoroh atau Mama. Pada novel ini juga masih ada tokoh sahabat-sahabat Minke di novel sebelumnya yang juga mewarnai kehidupan Minke.


Jangan agungkan Eropa secara keseluruhan. Gambar: Nid


Minke dengan dukungan Mama memulai perjalanan baru yaitu Minke mulai melihat bahwa Eropa yang selama ini diagung-agungkan kaum pribumi sebagai penjajah. Ya, Eropa menjadi penjajah yang bisa merampas segala sesuatu. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan citra dan ajaran mereka sebagai bangsa terpelajar yang selama ini dilihat, dipelajari, dan ditiru Minke, mulai dari cara berpakaian hingga menulis dengan Bahasa Eropa.

Boleh aku tepuk tangan? Pram berhasil menyuguhkan drama kehidupan melalui tokoh Minke. Pada Novel Anak Semua Bangsa, cerita yang diangkat tentang sebuah pencarian kebenaran, keadilan, dan perlawanan. Minke sebagai pelajar pribumi yang selama ini bergaya Eropa mulai melakukan perjalanan dan melihat kehidupan pribumi di sekitarnya. Dari sinilah, ia mulai mengerti betapa Bangsa Eropa telah menjadi penjajah yang menguasai negerinya.



Oh ya Novel Anak Semua Bangsa ini juga mengangkat gagasan baru, seperti kumpulan surat-surat yang diterima oleh Minke atau cerita orang-orang yang baru ditemui Minke. Salah satunya, Minke bertemua dengan Khouw Ah Soe yang mengenanlkan Filipina dan pergolakan masyarakat Tionghoa. Pram juga memberikan potongan masa awal Jepang mengalahkan Tiongkok, tentang ras kulit berwarna dianggap sejajar dengan kulit putih, serta Pram juga menyinggung Revolusi Perancis yang mendorong pendorong berkembangnya paham liberalis serta memicu lahirnya pergerakan menentang imperialism dan kolonialisme.





Pencarian kebenaran dan keadilan, serta perlawanan. Gambar: Nid


Selain itu, plot menarik lainnya yang ada di Novel Anak Semua Bangsa bahwa Pram mengangkat kisah keluarga bernama Trunodongso yang ditemui Minke di perkebunan. Keluarga ini hidup di bawah tekanan dan cukup memikirkan kebutuhan perut dan keamanan diri. Sehingga, mereka tidak berani bermimpi dan bahkan tidak tertarik untuk mengagumi adanya inovasi baru yang dikagumi Minke pada masa itu, yaitu adanya kereta api. Penggambaran keluarga Trunodongso menarik karena sampai saat ini sebenarnya masih banyak keluarga yang kehidupannya seperti mereka.

Pram hebat sekali. Keluarga Trunodongso mewakili cerita keluarga atau orang-orang yang kehidupannya cukup dengan berpikir "besok makan apa atau tetap bisa hidup baik-baik sajakah?" Sebuah kondisi yang menyedihkan karena mereka akhirnya terbatas dalam bergerak dan berpikir, sehingga mereka tidak pernah berani bercita-cita tinggi apalagi tertarik pada kemajuan teknologi.



Novel Anak Semua Bangsa ini petualangan untuk melihat, mendengar, dan merasakan kaum pribumi pada masa kekuatan Bangsa Eropa yang hebat melalui tokoh Minke dalam melakukan pencarian kebenaran dan keadilan. Serta, sebelum akhir cerita, digambarkan serta tentang Minke masih dengan dukungan Mama melakukan perlawanan terhadap Bangsa Eropa melalui berbagai tulisan yang ditulis oleh Minke.

Jadi, bagaimana menurutmu kisah Minke di Novel Anak Semua Bangsa?

80 Comments

  1. Prameodya Ananta Noer memang penulis sastra yang legendaris, buku-bukunya top.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, buku-bukunya keren. Terima kasih Kak.

      Delete
  2. pernah dengar nama penulisnya tapi belum pernah baca karyanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Novelnya terlalu berat, tapi boleh juga Kakak coba sih.

      Delete
  3. kemaren baru beli buku ini di google play book, tapi belum di baca :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau beli di google play bisa dipinjamkan gak ya??

      Delete
    2. Asyik... Asyik... semoga udah dibaca sekarang ya Kak.

      Delete
    3. Aku jadi penasaran juga Kak Kotanopan. Bisa dipinjemin nggak ya buku yang beli di Google Play.

      Delete
  4. karya pramemoedya ini bagus bagus ya kak, memang beliau ini best kalau bikin karya selalu bisa mencerahkan dan memberikan wawasan bagi kita semua, semoga aja ada generasi penerus bangsa yang bisa melanjutkan perjuangannya untuk tetap menulis dengan karya karya yang berkualitas ya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, bagus, tapi dulu pernah nggak boleh dikonsumsi secara umum sih. Hehe...

      Delete
  5. Wah... Saya belum pernah baca Karya2 Pramoedya. Sepertinya kisah menarik ya..
    saya baca review ini malah ingat Seo Hok Gie. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iyaa.... Soe Hok Gie juga keren ya Kak? Mirip-mirip sih memang, tapi kalau Anak Semua Bangsa itu Novel Fiksi. :)

      Delete
  6. Pernah dengar nama penulisnya tp belum pernah baca novelnya, sepertinya menarik untuk dibaca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... agak berat sih materinya, tapi boleh dibaca. :)

      Delete
  7. Wah menarik sekali nih untuk dibaca. Terima kasih Mbak atas informasinya

    ReplyDelete
  8. pengarangnya ini udah ngetop banget di telinga penulis indonesia,..jadi kalau enggk pernah dengaer yang namanya ananta toer sepertinya belum bisa dikatakan sebagai seorang pecinta novel sejati,..buku beliau sering banget di baca dan dijual terutama buku untuk anak muda dan percintaan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkakakak... Gpp sih nggak tahu Kak, bisa jadi dia ngertinya novel lain dan mungkin lebih kerennya dia tahu novel-novel terjemahan.

      Terima kasih Kak.

      Delete
  9. Hmm, boleh tanya?

    Btw itu Minke laki apa perempuan ya? Hmm, kalau laki, koq Minke. Tapi nampaknya sih laki-laki ya? Mungkin saya ada yang terlewat baca, untuk sosok Minke ini berkelamin apa ...

    Omong-omong soal penjajah Eropa, memang tidak ada yang senang dijajah. Tapi jika dibandingkan negara penjajah dari Eropa, negara yang jajahan eks Inggris nampaknya jauh lebih baik daripada jajahan Belanda, Portugis dan Spanyol. Itu kenapa ya, apakah bisa terjawab secara umum dari novel ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh baca Review Novel Bumi Manusia untuk menjawab siapa itu Minke. :)

      Secara keseluruhan novel ini tidak menceritakan perbandingan jajahan dan hanya menginformasikan bahwa Negara Indonesia pernah dijajah oleh Eropa dan detail jajahannya bisa dibaca di novel.

      Delete
  10. Belum pernah baca, bukunya juga gak punya... tapi menarik kayaknya.

    ReplyDelete
  11. Kok saya seperti membaca sebuah alur cerita ya.... Kan ini riview bukunya hihi 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, alur ceritanya direview.
      Terima kasih Kakak.

      Delete
  12. Aku sih kurang suka membaca novel.. tapi dengan melihat reviewnya jadi dpt point2 yang ingin diberitahu si pembuat novel..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa... Aku juga jarang baca novel sih. Tapi, kalau sudah baca seneng aja dapet point-point yang ingin disampaikan.

      Delete
  13. Ketika baca teks. "aku berkencan dengan tokoh Minke dan Pramoedya Ananta Toer" Spontan saya langsung deg...degan...

    Heeeem.....saya kecang sama siapa...
    Ternyata kencan dengan aktor novel favoritnya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe... Iya... baca novelnya rasanya kayak kencan Kak.

      Delete
  14. udah sering denger nama penulisnya dan banyak direkomendasiin oleh dosen di kampus untuk dibaca. tapi belum pernah benar-benar baca tapi saya tahu satu quote pram:

    "seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... pasti buku-bukunya sekarang direkomendasikan untuk siswa, khususnyay mereka yang mengambil jurusan bahasa.

      Delete
  15. Belum baca nih.. Saya agak kurang sepaham sih dengan pemikiran penulisnya. Masalah selera juga mungkin. Tapi einid mereviewnya dengan bagus. Terasa unsur manis getir romantismenya.Novelnya jadi terlihat lebih mwnarik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak... iya sih, soal selera juga. Terima kasih Kak.

      Delete
  16. Pramoedya Ananta Toer masih punya adik laki2, saya pernah baca kisahnya tentang dia yg hidupnya menderita sekali padahal berpendidikan tinggi. Dia juga menceritakan kisah perjuangan kakaknya yg karyanya dulu sempat dilarang namun sekarang malah menjadi rujukan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku juga dulu secara nggak sengaja lihat perjuangan adiknya. Padahal pendidikannya tinggi, tapi beliau berjuang sih Kak.

      Delete
  17. Sejauh ini karya beliau yang masih bertahan di pasar buku, bahkan belum bisa tergantikan posisinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, masih bertahan dan semakin banyak yang cari buku-bukunya.

      Delete
  18. Melihat review-nya lumayan menarik karena membahas kondisi tokoh utama dengan sekitarnya..

    ReplyDelete
  19. Sebuah buku yang menarik. Tentang kisah sejarah anak manusia dari semua bangsa.

    Dan berbagai lika liku kisah seorang pelajar atau non pelajar yang harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan sebuah harga diri suatu negri dan bangsanya dari kaum penjajah..😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... sebagai pribumi terpelajar, dia berjuang untuk negerinya dari kaum penjajah. Terima kasih kak.

      Delete
  20. membaca novel selalu menarik namun setelah ngeblog jadi malas baca buku sukanya baca androoid dan komputer kenapa ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... aku juga kadang-kadang jadi malas baca novel.

      Delete
  21. Sy senang novel yg kyk laskar pelangi, sptnya ini mirip2 ya. Sngt menarik jg kl dibuat film

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget.

      Sangat menarik alur ceritanya.
      Buku ini kalau difilmkan, dengan catatan akting pemainnya kuat ..., bakalan sukses.

      Delete
    2. Pak Vicky Cahyagi... iya, novel semacam kayak gini keren banget Pak, bisa memberi inspirasi dan motivasi sih.

      Delete
    3. Kak Himawan...
      Terima kasih kak.
      Semoga. Aamin...

      Delete
  22. wah kak rajin baca novel yaaa? keliatannya novelnya bagus yaaa.. jadi pengen baca,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... salah satu hiburan untuk cewek rumahan sih nih Kak.
      Boleh. Silahkan Kak.

      Delete
  23. aku belum baca yg ini
    yang sudah bumi manusia
    kalau karya maestro ini sudah tak diragukan lagi mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Segera dibaca sih Kak, biar ketemu endingnya dari bacaan pertama.

      Delete
  24. Kalau dulu saya suka bangetz..baca novel, dan bela belain sewa loh......#Maklum dulu saya adalah kutu buku, dan sekarang malahan bukunya jadi kutu'an, hahahahah .....😃😆😊😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Sekarang males baca buku tapi suka baca blog ya Kang?
      Gpp sih. :D
      Sini deh bukunya buat aku saja biar nggak kutuan. Hehe...

      Delete
  25. tokoh nasional yang punya banyak karya ini ya kak, dan sering dijadikan rujukan oleh para penulis masa kini, tapi sayang sekali dulu di zaman orde baru malah diciduk oleh penguasa dan terlibat g30spki gara2 ikut salah satu ormas sayap nya hmmm :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Dulu karyanya nggak boleh dikonsumsi publik, eh sekarang jadi rujukan mahasiswa, kan keren.

      Delete
  26. Saya belum pernah sekalipun baca karya pramudya, padahal bagus-bagus semua. Dulu waktu saya habis untuk praktikum dan kuliah. Dan sekarang ingin nyoba membaca karya sastra yang tidak biasa ini.. Tfs mb, reviewnya menarik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa Kak, keren banget buku-bukunya Pram, bikin seneng bacanya dan dapet wawasan pula.
      Terima kasih kembali Kak.

      Delete
  27. Nama beliau legendaris sekali, tapi sayang saya belum pernah baca, bahagianya kalau ada perpustakaan... he
    Penggambaran otentik keluarga trunodongso mirip dengan kehidupan dijawa jaman dulu...
    dulu orang dianggap kaya, karena punya lumbung padi atau stok beras di senthongnya... bisa makan tahu tempe setiap hari itu adalah hal yang mewah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, terima kasih kembali ya Kak.
      Coba cari perpustakaan atau coba pinjem temen kak, siapa tahu ada yang punya.

      Iya, penggambaran Keluarga Trunodongso sangat sesuai dengan kehidupan di Jawa pada zaman dulu.

      Delete
  28. sepertinya novelnya menarik untuk dibaca, bisa jadi rekomendasi nich untuk beli buku selanjutnya

    ReplyDelete
  29. Belum pernah baca novelnya hehehe.. tapi sepertinya menarik tuh

    ReplyDelete
  30. Minke ...

    Iyups, nama tokoh ini kuat menempel di ingatanku sampai sekarang.

    Kisah sosoknya digarap sangat apik oleh Pramoedya.
    Jadi ingat dulu, baca buku setebal itu rasanya langsung pengin kutuntasin di hari itu juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa Kak, cerita Minke sangat membekas, jadi aku tertarik baca semua buku Pram yang menceritakan Minke.
      Ternyata Kak Himawan pernah baca juga.

      Terima kasih Kak.

      Delete
  31. Saya sudah baca tetralogi pulau Buru ini dari jaman kuliah. Memang serial ini menunjukkan kehebatan gaya penulisan Pak Pramoedya. Tapi baca buku kedua ini terasa menggantung (menurut saya, ya). Mungkin sudah dirancang oleh penulisnya untuk ada lanjutannya. Secara umum, saya tetap paling suka buku pertamanya, Bumi Manusia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... buku kedua ini bener-bener menggantung Kak, tapi saya rasa memang sengaja dirancang sedemikian rupa untuk membentuk pembaca agar membaca buku berikutnya.
      Sedangkan, buku Bumi Manusia endingnya juga menggantung hanya saja tidak terlihat karena endingnya membuat pembaca bisa menyimpulkan endingnya masing-masing jika buku Bumi Manusia sengaja menjadi 1 buku saja, bukan tetralogi.

      Semangat membaca kakak!

      Delete
  32. Aku tergolong orang yang sulit memahami karya-karya sastra, walaupun aku suka menulis dan membaca novel. Apalagi untuk karya Pramoedya ini yang berlatar belakang di jaman penjajahan, pasti berat banget buat memahami situasinya, gak berani membayangkan betapa kejamnya hidup di jaman itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak, nggak apa-apa karena setiap orang memang memiliki selera masing-masing. Pembaca dan penulis juga tidak semua memahami karya sastra.
      Terima kasih Kak dan semangat berkarya ya...

      Delete
  33. Padahal diterbangkan kemudian dijatuhkan itu rasanya sangat sakit sekali lebih baik langsung dijatuh rasa sakitnya tidak seberapa, tapi itulah kehidupan ada beraneka ragam watak dan karakter yang diperankan oleh masing-masing yang ada di dunia ini. Sosok pramoedya memang sangat jeli dalam mengolah situasi yang demikian ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, serius rasanya sakit banget abis diterbangkan terus dijatuhkan begitu saja.
      Tapi, memang gaya penulisan Pram selalu penuh kehati-hatian dan jeli.
      Terima kasih Kak.

      Delete
  34. Saya di komunitas literasi yang saya masuki sering banget ngebahas novel ini. Tapi saya bukan penikmat novel sih kak. Jadi kadang kalo mereka ngobrol saya jadi penikmat aja. Saya lebih suka buku-buku personal growth atau motivasi kak, fyi. Hehe. Tapi ini emang ya kak novelnya sepopuler itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak, wah serius ikut komunitas literasi? Aku juga ikut tapi sudah lama nggak aktif. Hehe...
      Aku juga jadi penikmat sih seringnya karena kalau teman-teman literasi sudah sibuk bahas, setiap orang pengen cepet-cepet dapet tempat untuk ngomong, rebutan gitu istilahnya.
      Wah, menarik tuh suka buku-buku kayak gitu. Aku belum tertarik ke buku-buku kayak gitu sih. Cuma bolehlah kapan-kapan baca.

      Terima kasih Kak.

      Delete
  35. Ini sudah masuk wishlist buku yang mau dibaca dari jaman kapan tapi belum kesampaian huhu.

    ReplyDelete
  36. Koleksi Pramoedya saya ada buanyakkkkkkkk

    Dari dulu emang suka Pramoedya Ananta Toer. Selalu gw lengkap-lengkapin koleksinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Widiiw... keren banget, padahal buku-buku beliau tebel-tebel dan berat-berat. Nggak capek tuh baca buku Pram?

      Delete
  37. Alhamdulillah sy termasuk yg suka dgn karya Pramoedya. Termasuk Trilogi Bumi Manusia. Sangat asyik untuk dibaca. Karyanya tak lekang oleh waktu.

    Oia sesekali ngereview bukunya Buya Hamka tentang tenggelamnya Kapal Van der Wijck Mbak. Asyik tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Abdul Majid...
      Iya, aku suka juga karya Pram, jadi jatuh cinta malahan.

      Eh iya, aku pengen juga baca bukunya Buya Hamka - Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, tapi belum ketemu sama bukunya sih. Huhu...
      Kapan-kapan deh dicari lagi.

      Terima kasih masukannya ya Kak.

      Delete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.