DUNIA MELIHATKU - Hai kamu, akhir-akhir ini, kamu lagi asyik mendengarkan musik apa sih? Aku akhir-akhir ini, asyik banget dengerin lagu eńau - Negara Lucu. Eh, nggak cuma dengerin sih, tapi juga nggak bosen-bosennya menonton video klip-nya. Nah, karena suka banget sampai mendengarkan dan menonton berkali-kali, akhirnya aku Review Video Klip eńau - Negara Lucu. Apa sih yang bikin aku suka banget? Dua-duanya dong. Sebenarnya, aku termasuk terlambat satu tahun untuk tahu lagu ini. Kamu juga nggak? Lagu ini mewakili sekali pada era revolusi industri 4.0.

Video Klip eńau - Negara Lucu. Print screen: Nid

Baiklah, biar kamu nggak bosan... Sambil membaca review video klip eńau - Negara Lucu, kamu boleh mendengarkan musiknya ya. Semoga kamu suka musiknya dan juga suka baca review-nya karena ini jujur dari aku yang suka banget.


Lagu Negara Lucu dinyanyikan Eńau ini ciptaannya sendiri yang dipublikasikan secara indie pada tahun 2018. Aku nggak akan review dari sisi musiknya karena aku memang bukan musisian dan aku termasuk salah satu orang yang mendengarkan musik karena musiknya enak didengar saja, bukan karena musiknya si itu atau si ini, bahkan aku bukan orang yang mengerti apa itu pitch control atau sejenisnya. Tapi, aku di sini review atau mengulas Negara Lucu dari sisi lirik dan video clip-nya.

Bagaimana lirik Negara Lucu? Hayooo... menurut kamu gimana?

  • Sudut pandangku tentang mereka, 
  • yang banyak tanya tanpa membaca,
  • Katanya sekolah, tapi otaknya mana?
  • Tolong dirubah pola fikirnya.

Pasti, kalau kamu mendengarkan 2 lirik awalnya, liriknya langsung mengingatkanmu tentang maha benar netizen dengan segala komentarnya. Iya nggak sih? Aku tebak, benar! Setuju dong... Soalnya aku juga. Aku langsung ingat berbagai macam nama media sosial yang berterbangan atau kalau kata Kak Himawan "mabur" dalam bayanganku.

Mulai dari instagram, facebook, twitter, path, hingga lain sebagainya. Hayooo... ngaku, kamu punya berapa media sosial? Kalau aku, pengguna aktif instagram saja sih, sisanya...bentar-bentar, aku cek smartphone dulu. Oh, ternyata aku cuma punya instagram, facebook, sama whatsapp kalau memang aplikasi satu ini termasuk media sosial juga. Hehe...

Media sosial kebanyakan memperkenalkan fitur mengunggah gambar atau foto dan diikuti dengan caption atau keterangan, khususnya instagram yang memang wajib unggah foto baru bisa ada keterangan. Lirik Negara Lucu ini mewakili cerita netizen mengunggah foto dengan keteranngan atau caption yang cukup panjang. Tapi, sayang sekali... banyak sekali netizen yang melewatkan membaca dan lebih suka foto-fotonya saja. Kamu juga nggak? Aku kadang-kadang melewatkan membaca caption foto sih, cuma kalau lagi pengen komentar, pasti aku baca caption dulu baru komentar. Semoga kamu minimal juga begitu...

Media sosial yang mewakili hidup kita. Gambar: Google & Edited by Nid

Nah, tapi, parahnya nih... kebanyakan netizen suka salah tangkap gambar dan caption-nya. Salah tangkap gimana? Jadi, biasanya para netizen yang maha benar suka lihat foto tanpa membaca caption, nah... terus mereka komentar yang seringnya malah nggak sesuai. Lucunya lagi, dari komentar-komentar mereka, seringnya terjadi perdebatan yang semakin diladeni semakin nggak selesai-selesai.



Selain itu nih, yang paling menjengkelkan... Biasanya tak jarang ada informasi yang diwakili dengan foto dan caption. Tapi, sayangnya... selengkap apapun informasi yang kita berikan melalui keterangan foto, para netizen yang budiman masih saja tanya-tanya dong. Padahal, jawabannya sudah ada di informasi. Hmmph... "yang banyak tanya tanpa membaca".

Kalau aku sedang sabar dan baik hati, pasti aku jawab. Tapi, kalau aku sudah malas sekali, aku langsung jawab singkat, padat, dan jelas begini "silahkan baca caption foto." atau "sudah ada di keterangan foto." Aku biasanya begitu, kamu juga nggak? Soalnya kan, capek kalau kudu alias harus jawab lagi dan lagi ke semua netizen yang komentar. Kejengkelan-kejengkelan yang aku rasakan ini, bener-bener terwakili dengan lirik-lirik berikutnya. Mungkin kamu juga... Jadi, itulah yang ingin disampaikan oleh lirik Negara Lucu.

Pada lirik dan video klip Negara Lucu, pesannya sederhana, kita jangan salah paham tentang gambar dan caption yang diunggah. Mari rubah cara kita menanggapi sesuatu, mulailah dengan melihat foto dan membaca keterangannya baru berkomentar. Eitz, selain itu... please, mari berkomentar dengan tetap menjunjung tinggi tata krama Indonesia.

  • Banyak gaya, kosong isinya
  • Sedikit gerak, banyak maunya
  • Bangun usaha untuk orang rumah
  • Biar kompormu tetap menyala


Entah kenapa, aku juga merasa tertampar sekali dengan lirik ini. Lirik Negara Lucu ini mewakili kehidupan kita saat ini. Kebanyakan kita masih memikirkan bergaya tanpa melihat kantong sendiri, hingga tak sedikit yang bela-belain berhutang dong. Ya ampun... Bahkan, yang paling konyol akhirnya tak jarang kita suka pinjem-pinjem atau minta. Eh, minta atau pinjemnya itu lho tak tahu diri. Suka sembarangan tanpa memikirkan si pemilik barang. Kamu jangan suka sembarangan minta atau pinjem lho... Kan nggak enak kalau sampai di julid-in banyak orang di belakang kamu. Malulah sama diri sendiri.

Video klip-nya juga dikemas dengan sederhana, tapi mewakili liriknya.

Menariknya, lirik yang mewakili para netizen yang maha benar dengan segala komentarnya ini, juga dikemas dengan video klip yang apik. Aku nggak akan menghakimi tentang sinematografi-nya, soalnya aku nggak tahu. Hehe...

Aku suka setting video klip Negara Lucu diambil di kedai kopi yang model rumah di desa. Rasa tradisional seperti ada di rumah nenek kita itu ngerasa banget nggak sih? Apalagi didukung dengan pencahayaan warna vintage gitu. Jendela warna hijau, temboknya cream, terus kursi meja kayu. Nah... ini mewakili sekali kedai kopi tradisional yang lagi dicari generasi milenial waktu nongkrong.

Nah, menariknya lagi, video klip Negara Lucu sengaja nggak ada gerakan dari sudut pandang kamera. Tapi, malah di dalamnya terjadi kegiatan generasi milenial yang nongkrong, tepatnya ada 3 pemuda yang asyik menikmati tongkrongan mereka. Di sinilah terjadi beberapa peristiwa kecil dan mungkin sehari-hari kita melihatnya atau menjadi salah satu di antara mereka.

Tokoh-tokoh dalam Video klip eńau - Negara Lucu. Gambar: Nid

Pemuda pertama, dia merokok dengan sudah tersedia gelas berisi minuman rasa, bisa jadi susu atau sejenisnya. Dia santai dong, menikmati waktunya sambil beli minuman. Kalau dilihat-lihat, pemuda pertama inilah yang menjadi orang yang memiliki sudut pandang terhadap sekitarnya.

Baru kedua, pemuda yang datang untuk nongkrong juga, tapi kalau aku lihat nggak beli apa-apa sih. Dia cuma duduk sambil sesekali meregangkan tubuh tanda sok santai sih. Terus baru deh ngambil gitar dan nyanyi.

Sedangkan, pemuda ketiga, cowok yang ngeselin nih. Dia boleh jadi mewakili generasi milenial yang jadi pekerja dan hidupnya sok sibuk dan belagu begitu. Dia keluar dari dalam rumah dengan membawa smartphone dan juga segelar air putih, eih air bening. Nah, untuk memperkuat bahwa dia belagu, dia mengenakan pakaian seperti karyawan atau karyawan training, soalnya dia berkemeja putih dan bercelana hitam. Selain itu, dia pakai jam tangan. Ok... nggak masalah gayanya belagu dan pakaiannya memperlihatkan juga.

Nah video klip Negara Lucu dengan satu angle kamera saja ini menjelaskan peristiwa utamanya dari pemuda pertama bertemu pemuda ketiga. Pemuda ketiga yang hanya minum air bening ini tiba-tiba minta rokok ke pemuda pertama. Baiklah, sebagai pemuda baik, pemuda ketiga ngasih dong. Terus pemuda pertama juga pura-pura cari korek api di pakaiannya dan ngeselinnya lagi, akhirnya pinjem korek juga. Hayoo... kamu pernah ketemu orang kayak gini nggak?

Sederhana sih peristiwa yang terjadi di Video Klip Negara Lucu karena peristiwa  yang terjadi merupakan salah satu peristiwa ngeselin yang pernah ada di kehidupan kita sehari-hari. Jadi, kalau aku simpulkan ya... Review Video Klip eńau - Negara Lucu ini mewakili kehidupan kita sehari-hari di Era Revolusi Industri 4.0.

Kamu sudah mendengarkan belum? Menurut kamu bagaimana? Lucu kan?

Terima kasih Video Klip eńau - Negara Lucu,
yang telah mewakili Maha Benar Netizen dengan Segala Komentarnya

72 Comments

  1. Review-nya diulas secara gamblang yang membuat saya tahu alur cerita video ini. Apalagi ada infografis-nya yang bikin saya betah baca berlama-lama. Oiya kak, tu bikin infografis-nya gimana ya caranya??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Ridsal, aku pakai Canva aja lho. Tapi, lumayan berat sih.

      Terima kasih ya Kak.

      Delete
  2. Tepat sekali. Ulasannya seperti sindiran namun memberi kesan mendalam.

    ReplyDelete
  3. "Terus pemuda pertama juga pura-pura cari korek api di pakaiannya dan ngeselinnya lagi, akhirnya pinjem korek juga. Hayoo... kamu pernah ketemu orang kayak gini nggak?"
    Wah aku banget tu...

    Yap, netizen maha benar makanya itulah alasan untuk tidak mengikuti dunia sosmed, cuma aktif buka di fb kloningan dan wa agar terhindar dari drama-drama para netizen yang saat ini sangat jauh dari kata sopan dan mendidik @_@

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... jadi, kamu adalah pemudanya yak Kak?
      Tolong, kurangi kejadian seperti ini ya Kak.

      Hmmph talaah... bohong banget, padahal mah aslinya pengen kan?
      Hehehe...

      Delete
  4. kalau menurut saya kok video klip nya belum sip kak, apa mungkin sebagai pajangan aja ya hehehe :D
    tapi kalau lagu, lirik, dan musik nya memang ok banget, makna nya sangat dalam dan musiknya ringan, sehingga mewakili perasaan dan informasi yang akan disampaikan oleh si penyanyi dan pencipta lagu, pic control nya juga bagus, eh lama-lama kok saya jadi mirip juri audisi ya kwkwkwk banyak komen kak maaf :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tiap orang sih menilainya emang beda-beda Kak.
      Kalau menurutku emang simple tapi ada sedikit ceritanya yang masuk dalam liriknya.

      Gpp. Kan keren. Hehehe... bisa komentar aja bagus. Aku sih nggak. Hehe...
      Terima kasih Kakak.

      Delete
  5. Yah.Ampyunnn...kok saya deso banget yah, soalnya lagu ini belum saya ketahui....hahahah.#Abissss saya sibuk dng Donat Bantat sih...hahahah.

    ntra deh kalau ada waktu luang dan quota mengijinkan saya mau tonton ahhh.....biar ngak dibilang deso lagi....hahahha.😃😆😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. tenang kanggg, saya juga belum pernah liat hahahaha

      Tapi gara2 baca ini jadi kepo maksimal hahaha

      Asyiknya bewe ya, yang kudet2 kayak saya jadi alwaysdet (eh apa pula itu hahaha)

      Delete
    2. Kang Nata sih nggak ndeso, tapi sok sibuk aja sama dunianya sendiri. Ya ampun... donatnya udah berhasilkah?

      Yuhuu... mau aku pinjemin wifiku, tapi kita jauh Kang. Hehehe...

      Delete
    3. Kak Rey... Haha... tuh Kang ada temennya kan. Kak Rey juga belum kenal lagunya tapi malah kepo.

      Delete
  6. Jadi ingat komen2 di IG netizen itu memang maha benar ya mau didebat dngan cara apapun dia selalu benar dan saya yg salah hehe :)

    ReplyDelete
  7. Wih... Saya liat MVnya gak kepikiran sampai sana loh. Thumbs up buat kakak yg review ini.
    Setelah baca dan nonton ulang, iya juga yaa. Ini semacam menggambarkan kehidupan beberapa masyarakat negara kita.

    Pemuda ketiga yang hanya minum air bening ini, tiba-tiba meminta rokok ke pemuda ketiga (mungkin maksudnya pemuda pertama ya kak?)

    Btw, saya malah salah fokus sama bangunan latar mereka duduk ini. Di bilang warung tapi kok kayak bukan ya di pandangan saya sih... Hehe Juga apa bangunan itu milik pemuda pertama? Soalnya di akhir dia kayak menangkupkan tangan tanda terimakasih ke pemuda kedua gitu. (Okesip skrg saya sudah kayak netizen😂)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kakak... Terima kasih apresiasinya ya Kak.

      Hihi... iya, aku suka typo-typo nih kalau ngetik. Maafkan aku.

      Itu kedai kopi jaman sekarang Kak, rumah biasa dijadikan kedai kopi dan setting mereka memang di kedai kopi, cuma lupa aku kedai kopi mana. Maaf, lupa nyantumkan juga kedainya di mana.

      Delete
  8. Videonya cuma sederhana tapi bermkna ya kka.. serass tertampar dengan adany video itu. Yang jelss bissa diambil pelajarannya y kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa... kita bisa ambil hikmahnya Kak. Aku juga merasa tertampar. Terima kasih Kak.

      Delete
    2. suka sama judul artiklenya.. netijen maha benar cckkckc

      Delete
  9. sudah pernah liat sih... penuh dengan sindiran.. aku suka dengan pemikiran yang seperti yang mbak review.. dikemas dengan kata2 yang sangat menarik..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kakak... Terima kasih komentarnya ya Kak Danang. Aku berusaha mereview dengan cara yang baik dan sopan tapi juga tetap mengena.

      Terima kasih juga Kak Tanza sudah mengiyakan.

      Delete
  10. lagunya enak, musiknya simpel tapi liriknya daleeem

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... videonya juga simple, tapi ngena kalau kita jeli. Terima kasih Kak.

      Delete
  11. Mungkin semua itu karena untuk menghembat kuota. Jadi mala membaca captionnya. Kata orang, satu gambar mewakili seribu kata, ya itu mungkin efeknya. Sehingga orang yang melihat bisa memberikan penilaian atau berkomentar dengan kemampuan daya tangkapnya.
    Lagunya enak juga ya, itu orang yang nomor tiga lucu juga. hapenya mahal, beli rokok saja enggan, jangankan rokok, korek saja tidak mau.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh... kenapa harus hemat kuota kalau cuma baca caption. Mungkin, emang malas sih Kak kalau menurutku. Soalnya teman-temanku aja pemalas sekali lho kalau di suruh baca caption panjang. Jadi, aku sekarang lebih suka nulis caption pendek-pendek.

      Iyaa... terima kasih ya Kak.

      Delete
  12. kadang sebuah lagu tidak menarik namun karena promosi video klik eh malah banyak orang yang jadi suka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap, tapi menurutku yang ini menarik dua-duanya sih Kak.

      Delete
  13. netizen memang membuat kita geleng-geleng kepala ya gan, komentarnya terkadang ada-ada saja, itulah mungkin kenapa muncul lagu ini ya ,..ha-ha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa... betul tuh Kak... boleh komentar, asal ya tahu dong informasinya terkait apa.

      Delete
  14. ya hanya sisi lyricnya...walau belajar piano akhirnya saya lebih tertarik dengan kekuatan kata kata...Micael H. Hart pernah menulis: Jika ada orang dalam daftar 100 tokoh maka jarang sekali musician apalagi olahragawan, karena pengaruh mereka dalam meraut bentuk bulat dan lonjongnya dunia ini tidak begitu kuat.

    Sebaliknya seorang ilmuwan, seorang penulis, seorang rohaniawan, politikus...mereka dapat merobah dunia menjadi persegi jika mereka mau. Mereka mengambil keputusan dan memicu perang untuk memancing perang yang sangat berdampak besar bagi kemanusiaan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... serius kak? Baru tahu aku dari Kakak informasinya kayak gini. Aku merasa bahwa aku bukan musician dan merasa nggak hebat. Padahal aku pengen banget jadi musician.

      Delete
  15. sy baru tau nih lagu.. bagus jga vidio klipnya, sederhana namun penuh makna..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, aku juga baru tahu dan langsung suka.
      Terima kasih Kak.

      Delete
  16. 🤣jadi ikutan sukaaaaak. Lagu2 indie memang oke punya. Lirik2nya bener2 ngantem banget🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh... senengnya aku ada temannya juga. Terima kasih Kak.

      Delete
  17. Lagunya enak didengerin walaupun video klipnya sederhana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, menurutku juga enak didengarkan.
      makasih ya Kak.

      Delete
  18. Bagus sekali pesan yang diusung di lirik lagu Negara Lucu ..., daleeem .. !.

    Kalau kata kak Himawan 'mabur' dalam bayanganku .., itu kak Himawan yang mana ya, kak ?.
    Namanya sama dengan namaku 😁



    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Kak, dalem banget dan terasa sekali maknanya.

      Eh iya, ya ampun... Kak Himawan yang mana ya ini? Ah sudahlah, mungkin Kak Himawan nggak kenal dia, coba deh kenalan dulu.

      Delete
  19. Karya yang seperti ini ni yang harus ditingkatkan lagi teh ya produksinya,..biar indonesia penuh generasi kreatif dan positif 😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju juga Ko... Aku akan setia untuk mereview deh... Hehehe...

      Delete
  20. Aku juga baru tau lagu ini dari riview kaka di post ini! :)

    ReplyDelete
  21. Aku malah fokus pada kelakuan netizen yang malas baca caption. Bayangksn saja, tuh. Baca caption aja males. Apalagi baca buku atau sumber referensi apa pun. Makanya wajar kalau banyak yang mudah termakan hoax

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia Kak... Bener-bener... Baca caption aja males, apalagi baca buku? Makin malaslah dia nanti.
      Terima kasih ya Kak.

      Delete
  22. Saya manggut manggut aja liat videonya....
    saya senyum senyum aja lihat ceritanya....
    saya ok ok saya lihat review nya....

    ReplyDelete
  23. Menarik ya kak einid, aku jadi cari lagunya di youtube. lucu karena ceritanya seolah relate dengan kehidupan jaman sekarang. haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, lagunya memang relate sih dan aku rasa penulisnya terinspirasi dari kehidupan sekarang Kak.

      Delete
  24. awal-awal intro, liriknya "ear-catching" banget sih, memang apa yang diungkapkan dilirik itu membirikan kondisi yang ada dimasyarakat kita, sekolah, tapi otaknya dimana? tergambar jelas, saat orang gampangnya ga menyaring info, main sebar secara berantai atau tanpa membaca camption lalu bertanya yang padahal jawabannya ada di caption itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa Kakak... bener-bener ear catching dan menggambarkan situasi saat ini.
      Wah... pokoknya keren deh.
      Makasih ya Kak.

      Delete
  25. Tingkat kemauan baca orang zaman sekarang udah kurang kayaknya, jadinya lebih suka gambar dan judul.

    Kalau udah nemu judul dan gambar heboh, langsung kepo, terus disimpulkan tanpa baca dulu heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Langsung dikomentarin macam-macam dan padahal captionnya mau bilang apa. hehe... Tau deh orang sekarang...

      Delete
  26. alamak!! tak dapat nonton video nya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, kapan-kapan kalau ada kuota pasti bisa dong Kak.

      Delete
  27. Banyak video-video sindiran seperti ini, tapi tak banyak orang yang tau. Alhasil mereka masih tetap sama seperti itu-itu saja~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga semakin banyak yang tahu sehingga semakin berkurang orang-orang yang seperti itu-itu saja ya Kak.

      Delete
  28. Netizen ini memang membuat geleng kepala ya te,..contohnya ketika mereka menyindir seseorang, itu biasanya sakit banget seperti yang sddang trend saat ini di rans entertainment 😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... bikin geleng-geleng kepala dan ngelus dada Ko... ya ampun... parah deh.

      Delete
  29. ada bagian lagunya yang hampir mirip dengan lagu slank, lupa judulnya apa tapi tema nya hampir sama.

    liriknya gini: sedikit kerja, banyak maunya.

    mungkin enau terinspirasi dari slank juga ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iyakah Kak? Aku bukan penggemar lagu Slank. Hehe... soalnya Slank termasuk band lama Kak.

      Btw, mungkin memang penyanyinya penyuka lagu Slank karena mereka kayaknya ada mirip-miripnya sih.

      Delete
  30. 1st time datang sini. Mau follow each other? Jika mau jemput singgah & follow blog saya [Sis Hawa Dot Com ] then saya akan terus follow back. Terima kasih #followforfollow

    ReplyDelete
  31. wah yang pemuda ketiga itu bikin es mosi aja ya kak, masih minta2 sama orang lain, gaya nya luar biasa dah sok sibuk banget dan sok cool padahal minum nya cuma air putih wkwkwkwk :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... beneran deh... kan parah Kak, nyebelin.
      Terima kasih ya Kak.

      Delete
  32. Keliatannya nyinggung bener ini videonya wkwkwkkw
    Ntar kalo inet di rumah udah mulai membaik pengen nonton videonya wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk... nyinggungnya mantep banget sih nih lagu dan videonya.

      Delete
  33. suka banget sama nih lagu... bukan sekedar suka karna penyanyi atau nadanya tapi dari segi makna lagunya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sama, aku juga suka sama lagu ini... Hehe...

      Delete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.