Review Sebuah Kitab yang Tak Suci Karya Puthut EA - 12 atau 10? Yang tidak dikenal
DUNIA MELIHATKU - Siapa yang tidak tahu Puthut EA? Sastrawan yang karyanya sudah menjadi bacaan wajib generasi muda, khususnya mereka yang mencintai dunia literasi. Oleh karena itu, Mojok, sebagai penerbit baru yang disenangi generasi muda, juga menerbitkan kumpulan cerpen karya Puthut EA juga. Nah, bagaimana Review Sebuah Kitab yang Tak Suci Karya Puthut EA ini? 12 atau 10?
Hai Mojok, 12 atau 10?
12 atau 10? Pasti kamu penasaran dengan angka ini. Baiklah... sebelum aku fokus pada cerpennya. Sebuah Kitab yang Tak Suci terbitan Agustus 2017 ini sedikit membuat saya berekspresi dengan tanda kutip. Entah, kamu boleh deh mengekspresikan dengan gayamu sendiri.
Jadi, cover belakang Sebuah Kitab yang Tak Suci ini dituliskan dengan jelas bahwa "Sebuah Kitab yang Tak Suci berisi 12 cerpen". Tapi, pada daftar isi yang dituliskan hanya ada 10 cerpen dan keseluruhannya sesuai dengan halaman yang ditunjukkan. Lalu, bagaimana isinya? Ada 10 cerpen atau tidak? Iyaaa... ternyata isinya hanya ada 10 cerpen dari Kumcer Sebuah Kitab yang Tak Suci.
Maaf Mojok kalau aku terlalu perhatian padamu. Kira-kira kesalahannya terletak pada penulisan cover belakang atau isi buku termasuk "Daftar Isi"? Harapanku sih salah di cover belakang ya, seharusnya "10 cerpen".
Tapi, aku juga berharap bagian isinya yang salah. Kenapa? Karena aku menjadi awas sejak membaca setiap judul cerpen hingga halaman terakhir dan tidak menemukan judul "Sebuah Kitab yang Tak Suci" sebagai salah satu judul cerpen. Aku sebenarnya nggak tahu ya ada cerpen berjudul "Sebuah Kitab yang Tak Suci" atau tidak? Tapi, seringnya, buku kumpulan cerpen dari seorang penulis, biasanya judul bukunya diambil dari salah satu cerpen terbaik atau terfavorit atau bahkan yang menggambarkan seluruh bukunya.
Diksi-diksi yang mengajak kita untuk keluar dari logika kita
Jadi, aku juga masih penasaran, kenapa judul bukunya "Sebuah Kitab yang Tak Suci"? Kalau berdasarkan pendapatku, karena judul ini tepat menggambarkan seluruh cerpen yang isinya fokus pada merayakan kemuraman, kekalahan, kegelapan, kesedihan, dan kenegatifan, serta keabsurdan
Seluruh cerpen karya Puthut EA ini mencoba menampilkan kisah orang-orang tak bernama di sebuah dongeng yang datang dari negeri yang jauh. Namun, orang-orang tak bernama ini, terbalut dengan berbagai latar belakang yang menarik untuk diketahui keberadaan mereka. Puthut EA membalut 10 cerpen dalam Buku Sebuah Kitab yang Tak Suci dengan metofora dan jalinan kata yang khas, mirip berpuisi, tapi juga penuh keterusterangan.
Seperti pada cerpen berjudul "Rahim itu Berisi Cahaya" yang menyajikan dekonstruksi terhadap logika penciptaan yang patriarki. Kisahnya berfokus pada seorang istri yang mati tapi tidak mati dengan suami yang masih terus menerus menulis puisi di depan tubuh istrinya yang terbujur kaku di hadapannya. Cerita ini lengkap dengan kemuraman, kesedihan, dan kegelapan yang membuat kita semua berdebar takut dan sedih, juga mengasihani istri dan suami.
Lalu, juga ada cerpen yang ceritanya fokus pada seseorang yang tidak dikenal namun memiliki kebiasaan yang selalu sama di antara penduduk lokal. Puthut EA membalut 'seseorang' ini dengan ciri khas yang sederhana namun membuat kita berpikir keras seperti penduduk lokal yang sibuk membicarakannya, kita seolah turut bertanya 'siapa dia?' atau sejenisnya. Namun, cerpen ini yang aku paling membuatku tergugah. Ini seperti aku bercermin pada diriku sendiri sebagai 'seseorang' atau aku sebagai salah satu penduduk lokal yang tengah membicarakan 'seseorang' itu.
Jadi, untuk keseluruhan Review Sebuah Kitab yang Tak Suci Karya Puthut EA ini adalah kumpulan cerpen yang mengajak pembaca untuk turut merayakan kemuraman, kekalahan, kegelapan, kesedihan, dan kenegatifan, serta keabsurdan bersama orang-orang yang datang dari negeri jauh dalam karyanya.
Jadi, bagaimana menurut kamu?
Terima kasih Puthut EA dan Mojok.
17 Comments
Mantap kaka
ReplyDeleteyang 2 cepern sepertinya tugas duniamelihatku untuk menambahkannya disini @_@
ReplyDeleteWkwkwkwk...
DeleteAku tidak mau, takut salah tulis. Hihi...
Aku malah belum pernah baca karya2 Putut EA, emang ga suka baca aku ahahha, baca cerpen paling pas SMA, banyak tuntutan pas pelajaran bahasa & sastra yg mengharuskan baca cerpen atau novel sastra
ReplyDeleteWah wah...
DeleteIt's ok. Kakak bisa baca buku-buku lain juga kok Kak. Okay? Semangat Kak!
Judulnya memprovokasi banget ya, kak
ReplyDeleteHahaha...
DeleteKarena aku merasa kurang puas dengan jumlah cerpennya, padahal keren semua.
Kenapa malah terasa ada yang hilang.
Jadi penasaran sama bukunya mulai dari isi cerpen hanya 10 judul padahal katanya 12 judul trus kok gak ada judul cerpen yang sesuai dengan judulnya sebuah kitab yang tak suci diksinya pasti memukau
ReplyDeleteAku juga masih penasaran dan pengen tahu ada apa nggak cerpen berjudul Kitab yang Tak Suci karya Puthut EA.
Deletemeski isi cerpen gak sesuai dengan judul tapi kalo isinya menarik itu udah cukup mbak, kan kita baca isi bukunya bukan judulnya heheh :D
ReplyDeleteIya Kak. Tapi, judulnya jadi bikin penasaran sekali. Karena judul kan mewakili isi biasanya.
DeleteMulai tertular baca novel nih kalau sering-sering mampir ke blog ini :)
ReplyDeleteWell, tanpa membaca novel juga nggak apa Kak, tapi minimal jadi tahu inti isinya dari aku yang baca. Hehe...
Deleteohh kiranya ini sebuah antologi cerpen (cerita pendek) ya? menarik sangat bila baca setiap judulnya!
ReplyDeleteIya Kak, antologi cerpen dan bisa dibeli di Mojok.
Deletekunjungan perdana salam kenal
ReplyDeleteTerima kasih dan salam kenal Kak.
DeleteBerjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.