Kenapa Kamu (Tidak) Merayakan Malam Tahun Baru 2020?
DUNIA MELIHATKU - Selamat tahun baru 2020! Semoga tahun ini semua-muanya menjadi jauh lebih baik teman-teman. Jadi, apa resolusi teman-teman? Ah, rasanya terdengar klise kalau setiap tahun doanya selalu begini dengan pertanyaan tentang resolusi. Aku pikir tanpa harus bertahun baru, setiap harinya kita selalu beresolusi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Iya kan?
![]() |
Selamat Tahun Baru 2020 |
Aku nggak akan ngomongin segala hal yang berkaitan dengan resolusi tahun 2020. Aku cuma mau ngomongin tentang perayaannya. Bukan tentang bagaimana merayakannya, ah setiap orang pasti tahu dong gimana merayakan tahun baru dan tentunya beda-beda. Mulai dari bakar jagung hingga lihat kembang api bareng-bareng.
Kenapa kita merayakan tahun baru 2020?
Tapi, aku mau tanya, kenapa sih kita terlalu sibuk merayakan momen tahun baru? Ada yang bisa jawab? Jangan bilang karena memang tahun baru sudah selayaknya dirayakan atau bahkan cuma ikut-ikutan aja. Hmm... Karena aku sendiri bingung kenapa aku harus merayakan momen tahun baru dan harus begadang demi bisa merasakan pergantian tahun, padahal ya biasa-biasa saja sih. Cuma bedanya ya karena bakar jagung, daging, ikan, hingga pesta kembang api.
Padahal kan kalau kita mau pesta bakar jagung, daging, ikan, hingga kembang api juga bisa sih setiap seminggu sekali. Eh, tapi kalau kembang api nggak bisa lihat di langit-langit lho ya. Bisa sih sebenarnya, cuma jadi habis-habisin duit, selain itu juga jadi bikin polusi mulu lho.
Aku tuh pengen tidur cantik jam 9 malam pada malam tahun baru 2020
Jadi, aku tuh malem tahun baru ya pengennya bersantai di rumah, dengerin musik, nonton youtube (kalau zaman dulu nonton tv deh), atau sekedar baca buku. Terus jam 9 malem tidur cantik. Tapi, setiap malam tahun baru itu semua hanya mimpi belaka. Iya... Pasti keluarga sibuk merayakan tahun baru. Haha... Apalagi kakak laki-lakiku, dia udah pasti sih kalau denger aku mau tidur cantik, jawabannya "Wew, nggak seru. Malem tahun baru kok tidur sore?" Ya ampun... Demi apa sih begadang? Aku anti begadang lho. Haha...
Aku takut kembang apinya jatuh ke muka aku
Baiklah. Mari merayakan tahun baru. Menikmati bakaran jagung, padahal aku nggak makan sama sekali, males nyelilit di antara gigiku yang gingsul. Mari menikmati acara di kampung. Dan terakhir, mari nonton kembang api di langit bareng-bareng.
Bagian kembang api nih ya? Aduh, aku tuh aslinya ngerasa serem. Setiap kali mendongak ke langit, aku takut kelilipan abunya. Terus aku ngerasa kembang api itu kayak mau jatuh ke bawah sampai aku nggak sadar suka mundur-mundur kalau lihat, takut dong kecipratan percikan apinya. Ada nggak sih yang kayak aku?
Ada yang muak atau pura-pura bahagia
Pergantian tahun selalu menjadi momen yang dinantikan banyak orang. Tapi, tahukah kamu, di antara kita pasti ada yang tidak berharap apa-apa selain berharap setiap harinya mendapatkan kehidupan yang lebih dan bahagia. Begitu juga aku, dia, kamu, kalian, mereka, dan kita semua.
Tidak ada yang tahu sebenarnya bagaimana perasaan seseorang sesungguhnya dalam menikmati pergantian tahun baru. Tapi, kenapa aku yakin sekali ada yang merasakan muak, namun tidak menunjukkan. Bahkan ada pula yang muak dan terang-terangan menunjukkan.
Kenapa aku bisa seyakin itu? Aku pernah lho berada di titik muak. Haha... Muak karena aku nggak punya rencana apa-apa untuk menantikan tahun baru. Aku jgua muak karena pasti di mana-mana macet. Sedangkan, aku pasti nganggur senganggur-nganggurnya.
Perayaan Tahun Baru dan Para Toxic Bersatu Padu
Sebenarnya kalau dibilang muak, awalnya nggak muak juga. Aku santai saja. Tapi, dasar para toxic belum juga bisa terabaikan keberadaannya! Akhirnya aku muak dengan segala hal yang berkaitan dengan perayaan tahun baru. Tenang aja, tahun ini aku nggak muak dengan perayaan tahun baru 2020 kok. Hanya saja, aku jadi yakin pasti di luar sana ada mereka yang tengah merasakan kemuakan hidup mereka pada perayaan tahun baru.
Di tengah-tengah asyiknya merayakan tahun baru 2020, aku malah memikirkan orang-orang yang nggak memiliki rencana apapun dan akhirnya terpaksa diam di kamar mereka masing-masing sampai tertidur atau sambil melihat story-story tentang perayaan tahun baru 2020 yang sedang bertebaran di media sosial mereka.
Ah, maaf, aku jadi salah satu yang pamer story perayaan tahun baru 2020. Tapi, perayaanku nggak seheboh lainnya kok. Aku merayakan tahun baru 2020 dengan masyarakat di kampung, nonton Campur Sari sambil makan jagung bakar dan nonton kembang api. Hehe...
Aku yakin mereka biasa saja sama story aku. Tapi, aku lebih yakin lagi mereka bete dengan story-story yang mewah, apalagi story-story pacaran. Nah, aku yakin mereka pasti akhirnya merasakan ada sisi hatinya yang toxic. Iya, pasti sisi hatinya bilang "tuh mereka aja bisa bahagia, kenapa kamu nggak?"
Nah, selain sisi hati yang menjadi toxic, bisa jadi ada banyak teman-teman yang menjadi menyebalkan dengan menanyakan "kenapa nggak ngerayain tahun baru?" atau parahnya "nggak ada yang diajak tahun baruan ya?" hingga ya bisa jadi mengejek atau sejenisnya.
Aku yakin mereka biasa saja sama story aku. Tapi, aku lebih yakin lagi mereka bete dengan story-story yang mewah, apalagi story-story pacaran. Nah, aku yakin mereka pasti akhirnya merasakan ada sisi hatinya yang toxic. Iya, pasti sisi hatinya bilang "tuh mereka aja bisa bahagia, kenapa kamu nggak?"
Nah, selain sisi hati yang menjadi toxic, bisa jadi ada banyak teman-teman yang menjadi menyebalkan dengan menanyakan "kenapa nggak ngerayain tahun baru?" atau parahnya "nggak ada yang diajak tahun baruan ya?" hingga ya bisa jadi mengejek atau sejenisnya.
Hidupmu Tak Akan Berakhir Meski Kamu Tak Merayakan Tahun Baru Semeriah Mereka
Tenang! Tenang! Bagi kamu yang nggak sempet merayakan tahun baru 2020 dengan heboh, kamu nggak perlu merasa hidupmu flat alias nggak "ketche" kayak hidup mereka. Hidupmu tetap "ketche" dengan cara kamu sendiri kok. Percayalah, kamu pasti punya cara terbaikmu untuk menikmati hidupmu dari satu hari ke hari berikutnya.
Kalau memang pengen nonton kembang api, nonton di kampung sendiri juga nggak apa, ajak aja keluarga di rumah. Kalau nggak ada kembang api, ya sudah beli kembang api sendiri terus nyalain sendiri di rumah. Kan enak?
Hidupmu akan tetap berlanjut dan tetap baik-baik saja asal kamu selalu beresolusi memiliki kehidupan yang lebih baik setiap harinya, bahkan setiap detiknya.
Semoga aku, dia, kamu, kalian, mereka, dan kita semua selalu bisa menikmati setiap detik hidup ini... Karena sesungguhnya, setiap detik kita di hidup ini sangat berhargar sekali.
Jadi, mari menikmati hidup dengan bahagia... Janji? Mari tautkan kedua kelingking kita dan stempel dengan jempol kita.
24 Comments
Selamat tahun baruuuu :D
ReplyDeleteDoa-doa yang baik untuk mba~
Semoga apa yang diinginkan tercapai.
By the way, saya juga nggak merayakan tahun baru hihi~ soalnya jiwa sudah nggak lagi muda. Pergi ke luar sampai jam 9 malam saja sudah ringkih rasanya. Alhasil saya hanya stay di dalam ruangan, sambil lihat stories IG teman-teman. Jadi serasa ikut tahun baruan juga karena euforia yang mereka bagikan :P
Doa yang baik untuk Kakak juga ya. Semangat menggapai setiap impian!
DeleteWah, kalau aku udah dari dulu nggak sampai keluar jauh kalau merayakan tahun baru, palingan cuma kumpul sama keluarga aja. Btw, tapi tetap semangat meski jam 9 sudah lelah dan pengennya istirahat. Semangat Kak!
keren tuisannya... jadi menyadarkan aku..
ReplyDeleteAku pilih bobo lebih awal dan bangun lebih pagi... Memastikan thn baru ini ada permulaan baik dalam hidup.. semoga bisa ditiqomah di hari lainnya..
Wah... aku sependapat Kak, aku sepemikiran sih, tapi kenapa ya orang-orang memilih begadang dan akhirnya bangun siang. Hehe...
DeletePadahal salah satu cara lain bisa seperti yang kakak sampaikan. Nice.
Aku tidak merayakan tahun baru semenjak menikah karena menurutku itu emmm... Membosankan. Hahahha... Jadi biasanya aku cuma nonton tv sampai jam 12 kemudian tidur.
ReplyDeleteBeda cerita mungkin kalau anak2ku sudah agak besar dan bisa diajak seru2an, mungkin kami bisa pesta barbeque, atau Suki & hotpot ala-ala di rumah saat pergantian tahun.
Wah... ide yang menarik, bener2, kalau anak2nya udah mulai gede2, bisa bareng-bareng ngerayain tahun baru di halaman belakang atau depan rumah bakar-bakar daging dan jagung.
DeletePerayaan Tahun Baru di Bali kali ini tetep ramai tapi tak semeria tahun-tahun sebelumnya. Saya juga bukan yang termasuk bagian mereka yang merayakan, akan tetapi ikut dalam hiruk pikuknya cari jajanan di tengah pedagang kaki 5 di keramaian. Sudah kenyang, pulang.
ReplyDeleteSi kecil merengek minta nonton kembang api, pas banget tetangga depan rumah, seorang keluarga bule beli kembang api, mereka undang kami makan-makan jadilah di sana kami menyaksikan kembang api.
Hiyaaa sama... bukan jadi yang merayakan, tapi turut memeriahkan perayaannya.
DeleteWah... asyiknya bisa menikmati kembang api dan punya tetangga bule, jadinya berasa lebih berwarna ya Kak.
Aku malam tahun baru malah sudah tertidur nyenyak sejak jam 7 malam, Mbak. Terbangun jam 12 malam gara-gara kaget dengar suara kembang api. Hehehe.
ReplyDeleteKalau menurutku malam tahun baru sebenarnya sama aja sama malam-malam lainnya. Cuma beda di suara mercon saja. Malam tahun baru terlewatkan dengan tidur di kamar sudah hal biasa. Yang penting di tahun yang baru semoga banyak hal baik yang terjadi, dan semoga menjadi lebih bahagia dari tahun lalu. Ngomong-ngomong, selamat tahun baru ya, Mbak. 😆
Wah... kok kita setipe sih Kak, aku aja sukanya ya gitu, tapi tahun ini agak beda. Kebetulan kampung ngadain acara, jadi ya mau nggak mau ikut merayakan, biar nggak dibilang sombong.
DeleteYap... sama saja sebenernya.
Well, selamat tahun baru juga dan semangat mencapai impian Kak.
Walaupun tahun baru tetap melanjutkan aktivitas seperti biasanya dengan kegilaan yang lebih gila lagi dari tahun sebelumnya... Yang penting jangan pernah berhenti belajar dan taklukan semuanyaaaaaaaaaa wuhoow
ReplyDeleteWoow... sangat setuju sekali Kak.
DeleteJangan pernah berhenti belajar dan beresolui.
Semangat terus Kak!
Saya suka bagian akhirnya mba, hidup kita tidak berakhir hanya karena tidak merayakan tahun baru
ReplyDeleteIya Kak, masih banyak generasi milenial yang suka bilang "iih hidupmu gabut banget, nggak ngerayain tahun baru."
DeleteWalaah... emang harus ya?
Begitu sih.
Saya termasuk yang tidak merayakan.
ReplyDeleteSaya merayakan karena ada ajakan sih. Hihi...
DeleteAku sampai saat ini belum pernah begadang sampai jam 12 buat merayakan tahun baru. Seringnya sih ngumpul sama saudara habis Maghrib sampai jam 8, biasa ngobrol sambil bakar ikan atau ayam. Habis itu pulang ke rumah lalu tidur. ngapain juga begadang nungguin tahun baru, bikin ngantuk saja esoknya.😂
ReplyDeleteWidiw... ternyata ada yang nggak begadang nungguin tahun baru. Aku juga lho Kak, pengen banget begitu. Buat apa sih jadi males-malesan di hari pertama tahun baru.
DeleteAq juga bukan tipe orang yang heboh banget sama tahun baru, malahan nggak pernah pergi lihat kembang api. Malah molor lebih awal, tapai kalau nggak gitu nonton film sendiri😁
ReplyDeleteWidiw... ternyata nggak dikit juga lho yang bilang nggak heboh sama tahun baru. Keren. Keren.
DeleteDulu pernah mengalami masa-masa yang hype dengan perayaan tahun baru, tapi kemudian menemukan masa aufklarung (etdah!). Ternyata merayakan tahun baru dalam sunyi, merenung, diam, menyendiri itu lebih menyenangkan. Irit, enggak ngabis-ngabisin duit, bikin evaluasi hidup setahun, bikin resolusi (walau dalam pelaksanaannya ada yang melenceng). :D
ReplyDeleteTahun baruan sendiri lebih enak buat tidur Kak, terus besok pagi-pagi sibuk nata resolusi untuk setahun ke depan, iya nggak sih?
Deleteselamat tahun baru mbakkk.... eh udah lewat ya? wkwkw
ReplyDeletebtw aku pas tahun baru kegiatannya cuman nulis artikel aja.. wkwkww..
Selamat tahun baru juga Kak. Udah lewat sebulan lho padahal. Wkwkwk... gpp deh.
DeleteWalah, tahun baruku bersantai bareng keluarga dan ngikuti acara kampung aja sih Kak.
Berjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.