Hujan Turun di Bulan Desember
DUNIA MELIHATKU - Pada suatu sore di awal bulan Desember, aku menatap awan yang begitu mendung namun tetap kokoh. Ia bagai batu pualam yang tetap pada pendiriannya. Begitu kokoh dan kuat, seolah tak mau menumpahkan sedikitpun hujan yang telah aku dan barangkali orang-orang rindukan. Padahal sebentar lagi akan memasuki tahun baru, seharusnya hujan turut merayakannya. Namun, akankah bumi ini menjadi begitu kering tanpa hujan?
![]() |
Pada Akhirnya Hujan Turun di Bulan Desember. Gambar: Pixabay |
Kamu bisa menikmati cerita ini sembari mendengarkan lagu hujan dari youtube.
Aku kembali meneruskan jalanku yang lebih lambat dari biasanya sembari berharap mendung tak lagi ragu menumpahkan hujannya pada umat manusia di bumi ini. Orang-orang semakin sering mengadakan seminar tentang sampah plastik, kekeringan, dan polusi yang membuat hujan semakin terkunci rapat di balik mendung yang marah, marah oleh manusia-manusia. Dan aku semakin bosan dengan orasi-orasi mereka. Lelah, tepatnya. Sepertinya hujan memang terkurung karena manusia-manusia yang tak mampu mencintai alam.
- Jawaban Paling Tepat dari I Miss You
- Waspadai Radikalisme dan Terorisme secara Online
- Mengapa Kamu Sengaja
Tik... Tik... Tik...
Tiba-tiba orang-orang yang tadinya turut berjalan di sekitarku berlarian panik. Motor-motor mendadak berhenti di tempat-tempat berteduh. Aku sendiri turut panik berlari ke tempat kering sembari sesekali menatap ke jalanan yang telah basah, butiran air yang jatuh dari langit, dan awan yang tengah menumpahkan hujannya.
Ada rasa lega tapi tak siap dengan hujan yang mendadak turun. Kemudian, aku melihat sebuah cafe kecil yang berada di ujung barisan ruko. Menarik. Tanpa berpikir panjang, aku berlari dan terus berlari dengan mengulurkan tanganku yang berusaha meraih gagang pintu masuk. Seketika aku masuk dan berhenti sebentar di belakang pintu untuk membersihkan diri dari basah.
Kemudian aku berjalan ke meja pemesanan. Untuk pertama kalinya, di sana aku melihat laki-laki dengan wajah teduh yang memaksaku atau ribuan orang yang menatapnya langsung tersenyum tulus. "Halo, akhirnya hujan ya?" Dia tersenyum seolah memahami bahwa aku telah hampir putus asa menunggu hujan. Iya, dia adalah kamu yang sedang membaca kisah kita.
Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri sehingga aku lupa untuk mengiyakan ucapanmu dan malah memesan secangkir Cappucino. Lalu, aku duduk di meja sebelah jendela yang juga dekat denganmu. Cafe kecil ini manis namun tak begitu ramai dan hanya kamu di dapur yang terlihat dari jalan raya. Aargh... pikiranku jadi terpecah menjadi dua, antara hujan atau kamu.
Mendadak aku ingin tahu siapa kamu tapi aku juga tak ingin melewatkan momen melihat hujan dan mengabadikannya dalam kamera ponselku. Tapi, sial sekali... aku belum sempat memutuskan pikiranku, orang-orang sibuk memasuki cafe kecil ini dan sebagian besar lainnya sibuk berdiri di depan cafe karena di dalam sudah tidak cukup kursi yang tersedia.
Orang-orang di dalam menghalangi pandanganku padamu. Orang-orang di luar menghalangi pandanganku ke hujan. Sampai aku tak sadar aku melakukannya. Aku berdiri untuk memotret hujan, aku mencari-cari sudut pandang yang tepat. Tapi, sungguh susah sekali.
Aku menyerah dengan mendapatkan hasil gambar yang tak begitu bagus. Lalu, aku merasa seseorang memperhatikanku dari belakang. Aku melihat kamu tengah memandangku gemas. Sontak aku kaget karena pandangan kita bertemu. Seketika aku membeku dan terduduk lemas. Malu.
- Jawaban Paling Tepat dari I Miss You
- Waspadai Radikalisme dan Terorisme secara Online
- Mengapa Kamu Sengaja
Hujan di luar sana begitu lebat seperti jantungku yang sedang berdebar hebatnya di cafe kecil ini. Aku berharap tak seorang pun menyadari betapa hebatnya debaran jantungku di tengah hujan dan ramainya orang-orang mengobrol sembari menunggu hujan reda.
Pada akhirnya hujan turun di bulan Desember menjadi hujan pertama yang aku lihat dan kamu...
Ternyata,
Saat hujan turun, tak selamanya membuat seseorang menangis mengenang kisah lama yang telah usai.
Saat hujan turun, tak selamanya membuat seseorang menangis mengenang kisah lama yang telah usai.
46 Comments
Untaian kata-kata yang sangat makjleb tentang hujan di Desember waktu yang telah lalu, andai saja ada terselip video MP3 yang berjudul Desember Kelabu, dipastikan hujan desember kali ini bukan hanya Capucino yang jadi temannya, tapi juga air mata yang mengambang dikelopak mata sang penulis artikel ini........ heheuydeuh
ReplyDeleteWah... Terima kasih atas apresiasinya Kak.
DeleteAh, sayangg lagunya belum bisa masuk sama alur cerita yang lagi nggak sedih. Hehe...
Ditunggu part 2 mbak,,, apakah dia akan berkenalan atau hanya sebatas memandang.. ataukah???,, ah,,, banyak yang mengusik untuk kelanjutannya,,,,
ReplyDeletealur ceritanya begitu syahdu untuk dibaca seolah2 aku hadir disitu untuk menyaksikannya,,,
Hai hai Kak. Ya ampun, aku nggak ada niatan buat nambah episode lho. Tapi, jadi pengen aku tambah episodenya. Cuma nggak aku post di sini kayaknya.
DeleteAkhirnya penantian akan hujan berakhir di bulan desember ini ya kak einid, dibalik rinai hujan yang malu malu pemeran aku disitu ketemu mas mas pemilik cafe atau barista di cafe ya? Indah sekali
ReplyDeleteSepertinya memang pemilik cafe atau sekedar barista yang bekerja di sana Kak. Akhirnya hujan hampir tiap hari. Kan seneng.
DeleteHujan turun, aneka perasaan muncul.
ReplyDeleteKalau sudah lama ditunggu, pasti senang dulu. :)
Iya, pasti seneng dulu kalau udah lama ditunggu, meski harus kehujanan sih Kak. Hehe...
Deletewow itu kenangan romantis. I would like to read 'then' and 'now' stories. And I found it.
ReplyDeleteDesember selalu identik dengan musim hujan. Tetapi itu tidak penting karena jika ada peristiwa di dalamnya ia akan menjadi monumen. Dan walaupun bulan favorite saya adalah oktober, saya melihat begitu banyak momen momen penting mulai dilakukan di bulan Desember: Musim hujan, Natal, dan persiapan menyambut tahun baru....
Nice to know that.
Nah, aku jadi penasaran kenapa Oktober menjadi bulan favorit ya? Aku kalau ditanya bulan favoritnya apa belum tahu sih. Hahaha...
DeleteIyaa nih, Desember selalu menjadi bulan tersibuk keluargaku juga, soalnya ada banyak perayaan, termasuk perayaan ulang tahun.
Ada apa dengan hujan?...
ReplyDeleteBiar air di bumi tetap terpenuhi Kak, kalau nggak melalui hujan, melalui mana lagikah?
Deletebikin galaww
ReplyDeletebikin gagal move on, eh
Deleteadem suasananya...
ReplyDeletedingin sekali malahan Kak. Hehe...
DeleteJadi kayak mirip ceritnaya itu siapa ya, yang judulnya hujan di bulan juni, walau bulan itu bukan musim hujan
ReplyDeleteTapi kalau desember, hampir atau sudah memasuki bulan penghujan, walau masih sedikit jarang-jarang.
Ceritanya sangat menarik, untaian kalimatnya juga bagus, ringan.
Hujan di Bulan Juni... Tapi, ceritanya tentang kepergian, ah lupa nid, udah lama baca bukunya.
DeleteTerima kasih Kak.
Wow, ternyata cerita pendek ya kak, kirain ramalan cuaca bulan Desember.
ReplyDeleteGimana kelanjutan kisahnya nih? Apa akan ada part 2?
Haha... Aku pengen sih bisa meramal cuaca, tapi nggak belajar di bidang tersebut.
DeleteAduh, kenapa tiba-tiba ingin dilanjut ya? Baiklah, next dilanjut. Hehe...
What a sweet momment
ReplyDeleteAku juga sering begitu deh
Kalo lagi ngafe lalu pas duduknya deket jendela dan di luar hujan, auto nyalain kamera HP dan nyari angle bagus buat difoto. terus nanti masukin instastory dan dikasih quote-quote. Hihihi
Iya nih, kayaknya kebiasaan hampir setiap orang lho kayak gini.
DeleteAku soalnya juga melakukan hal yang sama, cuma nggak pake quote-quote gitu. Hehe...
Pinter banget kak bikin enasaraaan orang :(
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya, yaa
Jiaah... sebenarnya nggak ada niatan untuk meneruskan ceritanya, soalnya sekedar iseng aja itu, eh kok banyak yang minta part 2-nya ya.
DeleteYa udah sih ya, next dibikin part 2-nya.
Pinter banget kak bikin penasaran orang :(
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya ya, kaak
Ya ampun sampai double begini. Hehe...
DeleteMembaca ini sambil mendengarkan Lagu Efek Rumah Kaca >>> Desember Ceria
ReplyDeleteIya, Desember ceria rasanya. Hehehe...
Delete
ReplyDeleteHujan datang lagi...Hanya pergantian musim yang selalu datang dan pergi..
Tetapi jangan satukan hujan dan airmata ini terkecuali airmata kebahagian.😄😄
Asyiiik... bisa juga nih Kak Satria. Bener-bener. Makasih ya Kak.
DeleteBanyak yang mencintai hujan karena membawa kenangan.
ReplyDeleteKenangan saat pertama bertemu, atau justru kenangan saat berpisah. Dua-duanya tetap bikin baper :'>
Kenangan2 di saat hujan jauh lebih terasa menariknya ya Kak, menurutku juga sih. Mau kenangan tentang pertemuan atau perpisahan, semuanya menarik.
DeleteCuaca emg cepat berubah yah. Pagi cerah, siang berawan dan sorenya hujan. Eh malamnya jadi kangen
ReplyDeleteIyaaa... eh abis hujan2an, jadi deket. Halah... Bisa aja Bang Day.
DeleteSetiap hujang datang memang bisa kepikiran yang lainn yaaa, weheheh
ReplyDeleteIyaaa... ada aja kejadian di musim hujan.
DeleteAlhamdulillah, Hujan....
ReplyDeleteMeski di area Kuta Selatan hujannya berkesan malu-malu dan enggan. Mungkin, sebel juga dengan kelakuan kebanyakan pelaku bisnis yang memecahkan molekul-molekulnya saat awan hitam mulai menggelayut demi Malam mingguannya sukses di hotel, club dan stage-stagenya.
Exciting sekali saat pertama mendarat di Juanda menuju Malang, esoknya kami bertemu hujan yang lebat. Sampai harus terbang ke sini dulu demi melihat hujan.
Kakak bilang "Alhamdulillah...hujan deras turun barenagn dengan berkah ALLAH SWT" kami semua di mobil langsung bilang "Aamiinn"
Alhamdulillah disambut hujan di Malang. Banyak pengunjung yang ke Malang seneng banget kalau disambut guyuran hujan. Hehe...
DeletePadahal ada kalanya penduduk asli bosan dengan hujan.
Tapi, apapun itu, memang hujan yang terbaik kok.
hujan membawa rahmat kepada sekalian alam..
ReplyDeletebersyukur kerana adanya hujan yang membasahi bumi
Iya Kak, terima kasih ya Kak.
Delete"Saat hujan turun, tak selamanya membuat seseorang menangis mengenang kisah lama yang telah usai."
ReplyDeleteHMMMMM.... tapi kebanyakan mah gitu wkwkwkwkwk :D.
Haha... aku malah seneng banget kalau hujan turun. Senengnya nggak perlu punya alasan untuk keluar karena aku lebih suka duduk santai di rumah. :)
DeleteWah.. Keren deh👍, katanya kuliah seorang penulis adalah membaca buku. Mbak sandy udah cocok jadi penulis nih, apalagi hobinya baca buku....
ReplyDeleteHahaha...
DeleteKak Astria bisa aja deh, padahal mah aku makan ya pake nasi lho. Peace! Becanda. Terima kasih banyak pujiannya. Aku jadi malu.
Keren. aku berasa jadi pemeran utamanya juga nih. minum capucino, duduk di sebelah jendela dengan rayapan air hujan di bagian luarnya. emejing.
ReplyDeleteTerus ketemu barista cewek ya? Hehe... :)
DeleteAsyik dong... mantap.
Aku jadi pengen minum cappucino nih. Ah...
Berjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.