Pemburu Aksara - Sepilihan Fiksi Mini karya Ana Maria Shua
DUNIA MELIHATKU - Hai kamu, apakah kamu mungkin pemburu aksara? Jadi, aku baru selesai membaca buku yang berbeda dari buku-buku lainnya. Aku mendapatkan buku ini di Patjar Merah dan atas rekomendasi dari temenku. Aku sempat bilang ke dia kalau aku ingin membaca fiksi mini yang menarik dan paling tidak membuat banyak pembaca jatuh cinta pada cerita-cerita fiksi mini karangannya. Nah, buku Pemburu Aksara (Sepilihan fiksi mini) karya Ana Maria Shua menjadi buku fiksi mini pilihan pertama yang langsung aku iyakan.
Sebagai pembaca yang baru berani keluar dari Zona Nyaman Bacaan, aku tertarik dengan sampul bukunya. Sebenarnya aku sudah beberapa kali melihat buku ini karena sampul bukunya yang terkesan imut tapi juga menarik dengan warna kuning. Tapi, seperti biasa, aku bukan tipe yang suka melihat dari penampilannya saja, aku perlu tahu isinya. Jadi, aku sengaja nggak menengok buku ini, apalagi aku juga nggak kenal Ana Maria Shua. Hahaha...
Tapi, temenku mematahkan anggapanku dan dia merekomendasikan buku ini. Baiklah... Aku mencoba untuk mengenal buku Pemburu Aksara meskipun aku nggak punya gambaran apa pun tentang isi buku ini. Hal ini dikarenakan sampul bagian belakang cuma berisi beberapa testimoni pembaca buku. Jadi bisa dibilang, aku membeli dan mulai mengenal buku ini tanpa memiliki modal apapun. Apalagi pengetahuanku tentang fiksi mini masih bisa dibilang nihil.
Kenapa begitu? Karena aku selama ini masih membaca fiksi mini yang bertebaran di berbagai media sosial saja. Jadi, bayanganku tentang fiksi mini ya paling tidak hanya selembar halaman saja. Lebih pendek dari cerita mini sih. Anggaplah begitu.
Tapi, plak! Ana Maria Shua yang ternyata sudah terkenal karena tulisannya sejak remaja dan sudah menerima beberapa penghargaan ini berhasil membuatku terbelalak karena Pemburu Aksara sebagai buku fiksi mini ini berbeda dari ekspetasiku selama ini. Bukunya memang tipis tapi cerita di dalamnya banyak sekali.
Aku tidak punya masalah apa-apa dengan telur ceplok. Merekalah yang menatapku dengan mata membeliak penuh ketakjuban, ketakutan. (halaman 19)
Setiap halaman dari 132 halaman yang tersaji dari Pemburu Aksara ini memberikan kesan mendalam bagi pembaca. Ana Maria Shua hampir seringnya mengisi satu fiksi mini di setiap halaman dengan hanya satu paragraf yang bahkan tidak terlalu panjang. Dan ada beberapa fiksi mini yang memiliki beberapa paragraf sehingga menjadi panjang.
Ana Maria Shua seolah sedang melakukan sihir dari setiap paragraf yang ditulis dengan biasa saja tapi berhasil memikat hati setiap pembaca. Aku bahkan sempat terdiam sampai beberapa hari hanya untuk satu fiksi mini yang terdiri dari satu paragraf yang ia tulis.
Aku terus merapal salah satu fiksi mini karangannya. Kok bisa sih dia menulis begitu saja dan jadi menarik. Padahal ada beberapa fiksi mini yang dia susun juga pernah aku pikirkan juga sebagai anak remaja yang sedikit berimajinasi. Dan aku pikir itu hanya imajinasi yang tak perlu. Tapi, nyatanya Ana Maria Shua menyulapnya sedemikian rupa hingga aku percaya bahwa banyak yang juga memiliki kesamaan denganku dan akan menyukai Pemburu Aksara karya Ana Maria Shua.
Namun, tanpa penerjemah Ronny Agustinus, pembaca Pemburu Aksara tidak akan mampu menemukan terjemahan buku ini dengan sangat baik dan mudah untuk dicerna tanpa menghilangkan rasa yang disajikan Ana Maria Shua.
![]() |
Selamat membaca Pemburu Aksara karya Ana Maria Shua. Gambar: Nid |
Banyak hal sederhana yang diangkat Ana Maria Shua dengan berbagai rasa, seperti rasa ngeri, geli, hingga rasa absurd. Fiksi mini dalam buku ini dibagi menjadi 6 bab dan disajikan dengan sangat pendek dan padat dengan kisah harian. Namun, berhasil membuat kita berpikir berkali-kali lipat. Pantas, temanku merekomendasikan buku ini. Jadi, aku juga merekomendasikan buku ini untukmu juga ya.
Selamat membaca Pemburu Aksara (Sepilihan fiksi mini) karya Ana Maria Shua.
Silahkan pinjam bukunya di bolehbaca.com
Silahkan pinjam bukunya di bolehbaca.com
49 Comments
Kadang penterjamah mampu membuat kalimat demi kalimat menjadi lebih kuat dan bertenaga. Itu bedanya karya sastra dengan buku buku teknik milikku. Banyak ungkapan dari terjamahan sama saja dengan ungkapan bahasa aslinya karena bahasa teknis memang lebih mudah di mengerti pada saat menggunakan bahasa aslinya...huuu..
ReplyDeletebetul! saya setuju, power-nya ada di penerjemah!
Deletepertanyaan saya hanya satu, fungsi kalkulator digambar atas pas lagi baca pa ya? hehehe, becanda. saya jadi pengen baca, selama ini belum pernah baca fiksi mini, good recommendation :)
DeleteKak Sofyan...
DeleteIya, aku juga setuju. Jika kolaborasi antara penulis dan penerjemah berhasil, hasil terjemahannya pun menarik dan mampu membuat banyak pembaca jadi jatuh cinta. Tugas penerjemah nggak sekedar menerjemahkan, tapi juga menyesuaikan dengan lingkungan orang sekitar yang asli. Iya kan Kak?
Hai Kak Eka Fl, wkwkwk... pertanyaan bagus terkait kalkulator. Itu kalkulator tidak berfungsi apa-apa, hanya saja ia mengisi kekosongan di sekitar buku agar tampak menarik. Wkwkwk...
DeleteSemoga buku rekomendasiku sesuai dengan selera kakak ya.
kak Eunid, aku punya cara baru baca buku..aku menulis di blog admin editblogtema dan blog aku sekaligus...:D
ReplyDeleteWah keren sekali Kak, boleh deh aku mampir. Terima kasih informasinya ya Kak.
Deletefiksi mini menarik untuk dibaca, selain halaman sedikit dan terhibur jika isinya mampu membuat pembacanya terhibur, aku juga suka baca buku mini, yang pernah aku baca yaitu bukunya Noval Dias yang diceritakan kegiatan sehari-harinya, namun mampu mengexpresikan dengan lucu dan bikin ketawa.
ReplyDeleteHai kak Rofik, aku belum pernah baca bukunya Noval Dias sih, tapi memang cerita sederhana itu kok ya menarik yaa... Aku tipe yang suka baca cerita-cerita sederhana. :)
DeleteMenarik untuk dibeli dan dibaca...
ReplyDeleteSilahkan membeli atau meminjam buku Pemburu Aksara ya Kak. :)
DeleteSelamat membaca dan semoga suka.
setebal 132 halaman sahaja, mbak? hmmm tak sampai 5 jam sudah boleh khatam ni ;-)
ReplyDeleteNamun, cerita-cerita yang disajikan bikin berpikir sih Kak. :)
DeleteTapi, bolehlah dihabiskan dengan cepat.
Hehe...
#103 follow back
ReplyDeleteTerima kasih Kak.
DeleteSaya yakin buku ini memang nendang banget isi dan pengetahuannya.
ReplyDeleteeeee..kirain tadi pinjem bukunya ke Mbak Einid, ternyata ke situs boleh baca.com yah.. :)
Hai Kang Nata, isi ceritanya nendang banget dong. Kang Nata perlu baca juga, hitung-hitung buat nambah wawasan biar ngeblognya makin asyik.
DeleteNice mba.. sudah lama rasanya gak baca2 cerita fiksi. Sibuk momong baby hehehe
ReplyDeleteSemoga Bang Day ada kesempatan untuk baca-baca cerita fiksi ya Bang. Semangat!
DeleteSemoga bisa ngajak debay-nya baca buku juga.
p/s menjawab pertanyaan: ya Ankoku Joshi adalah novel remaja. click lini ini kalau mbak mau membelinya. ini edisi terjemahan ke bahasa melayu.
ReplyDeletehttps://shop.gempakstarz.com/index.php?route=product/search&search=tabir%20gelap%20gadis
Eh, Kak Anies, sampai dibalas di sini, terima kasih Kak atas jawabannya. Siap. :)
Deleteif not, boleh tonton movie nya di Youtube ;-). percayalah, novel ini tidak menghampakan
ReplyDeleteAh, siap. Terima kasih ya Kak. :)
DeleteSebagai pecandu buku, harusnya saya sudah baca buku ini. Tapi dunia nyata sering menyedot semua waktu.
ReplyDeleteYang saya suka dari cerita FF macam Pemburu Aksara ini adalah kekuatan twist ending-nya yang bisa menghempaskan pembaca hingga ke dasar palung, jeilah, bahasanya...
Hai hai Kak...
DeleteKita kalah sama dunia yang terlalu sering menyedot semua waktu, kita harus bisa melawan agar bisa membaca buku.
Iyaaa... setuju sekali Kak, aku suka Fiksi Mini ini juga karena ceritanya sederhana tapi menampar. Wew... Bahasaku. Hehe...
Semangat Kak!
aku belum pernah beli buku fiksi mini..
ReplyDeletetapi keren ya orang yg bisa nulis fiksi mini gitu, singkat tapi menarik diksi nya..
Hai Kak, it was my first time too. Jadi, rasanya aku bangga deh.
DeleteIya, singkat tapi menarik dan tentu banyak yang suka.
Nggak perlu beli nggak pa-pa Kak, bisa pinjam ke teman atau perpustakaan.
Kebetulan ini lagi nyari-nyari buku buat di baca, meski sebenarnya ada 2 buku baru belum kuselesaikan baca. Tapi, lagi ingin rutin belanja buku biar di waktu luang bisa bebas gadget soalnya mata mulai ga kuat dan minus nambah, hehehehe
ReplyDeleteWah... Wah... kalau aku belum rutin belanja buku lagi karena di rumah sudah ada tumpukan buku-buku Kak.
DeleteAh keren, semoga semakin produktif membaca buku ya kak.
Semangat Kak!
menarik juga nie...
ReplyDeletenampak simple dan just nice untuk dibaca
Hai Kak, benar sekali. Sederhana tapi juga menarik untuk dibaca. Terima kasih ya Kak.
Deleteaa, saya sendiri juga belum pernah sekali pun membaca buku mengenai fiksi mini tapi setelah baca ulasannya kok jadi tertarik mencoba juga yaa :)
ReplyDeletehmm, moga beruntung deh saat pergi ke toko buku biar bisa ketemu sama mini fiksi yang menarique hehe
Buku fiksi mini memang masih belum terlalu familiar untuk kita. Masyarakat masih suka baca cerpen.
DeletePadahal fiksi mini justru menarik kalau kita suka membaca yang singkat, padat, dan jelas.
saya termasuk orang yang kadang kumat2tan kalo masalah baca, kadang kalo lagi seneng baca ya rajin...
ReplyDeleteNggak pa-pa Kak, asal semangat terus untuk berusaha membaca. Aku sendiri jarang baca kok Kak.
DeleteKamu Patjar Merah daerah mana? Waktu di Jakarta, tepatnya TIM, saya enggak menemukan buku ini.
ReplyDeleteCoba baca Matinya Burung-Burung, cerita sangat pendek Amerika Latin, itu penerjemahnya juga Mas Ronny. Ada keasyikan tersendiri, memang.
Hai Kak Yoga, aku di Patjar Merah Malang sih.
DeleteMalah, buku Matinya Burung-burung aku nggak dapet. :(
Padahal banyak yang merekomendasikan buku itu.
Kak Yoga sudah baca yang Matinya Burung-burung? :( Aku pengen tahu.
wah apalagi aku, yg nggak terlalu antusias baca buku baik fiksi atau non fiksi, jadi nggak hapal penulis meskipun kata orang lain terkenal..
ReplyDeletetermasuk ana maria shua ..
Aku juga nggak tahu Ana Maria Shua kalau bukan karena rekomendasi dari temanku sih Kak.
DeleteHehe...
Kalau bisa sedikit-sedikit baca ya Kak.
mbak.. coba dibuat point2 penting yang ingin disampaikan sipenulis buat pembaca,,, jadi bisa paham juga tanpa membaca bukunya,,
ReplyDeletehehe,,, thx
Hehehe...
DeleteSiap.
Terima kasih ya kak Danang.
Siap, nice juga reviewnya ��
ReplyDeleteAh, aku mereview bagaimana proses aku mengenal dan mendapatkan buku ini kok Kak, bukan isinya.
DeleteDari judulnya ini bukan saya banget hehhe, entah knp aku bukan termasuk orang yang suka baca buku, mentok baca cerita horor, itupun jarang banget. Bbrp kali baca novel sastra terjemahan tp justru bahasanya berat, sulit dimengerti, penerjemah memang berperan penting disini ya mbak
ReplyDeleteHai Kak Meta, gpp kok membaca hal-hal ringan dulu. Kalau semakin terbiasa membacal hal-hal ringan, siapa tahu jadi tertarik membaca yang lebih berat-berat, ya kan Kak?
DeleteSaya senang mendengar cerita orang - orang yang suka baca buku. Saya selalu meyakini buku adalah jendela dunia. Namun di depan kelas sering kali saya merasa gusar melihat anak anak pada malas membaca... UPS jadi curhat.. maaf...
ReplyDeleteMelihat dan ikut merasakan kekaguman admin terhadap buku fiksi mini yang diulas di atas, entah mengapa saya merasa admin ne seorang pegiat literasi sejati....
Bukan pujian sebagai pemanis relasi tetapi yang saya tahu ialah saat seorang membaca, apalagi karya sastra maka aspek 'rasa' harus disertakan...maaf tidak bermaksud menggurui, tetapi ini pandangan subjektif saya.
Oh ya apakah admin sudah membaca Novel Sali karya Dewi Linggasari.cerita tersebut berlatar Papua, mengangkat persoalan perempuan dipapua. Sunggu ceritanya seru bangat.
Kenapa mengungkapkan rasa duka dengan memotong jarinya. Semuanya karena ekspesi cinta yang paling dalam... Bacalah min, kisahnya meluluh lantakan sanubari hehe...
Hai Kak, komentar Kak Martin bikin aku jadi pengen cerita tentang bagaimana literasi teman-teman SMA yang pernah menjadikanku juri cerpen. Rasanya gemas sekali karena kemampuan mereka bahkan masih kurang.
DeleteOh ay, aku belum membaca novel Sali. Boleh juga kalau temanya begitu.
Baiklah.
Terima kasih Kak.
penasaran sama bukunya kak. kebetulan aku suka fiksi yang imajinatif contohnya buku dari Haruki Murakami.
ReplyDeleteBuku ini ternyata mudah dicari Kak dan sangat rekomendasi sekali, soalnya buku ini mengajarkan bahwa hal-hal yang ada di sekitar kita dan sangat sederhana bisa jadi cerita yang luar biasa.
DeleteBerjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.