DUNIA MELIHATKU - Pada post sebelumnya aku sudah pernah meresensi atau mereview Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma. Nah, seperti yang aku bilang di post sebelumnya kalau aku baru membaca kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah setengah buku tapi sudah aku review. Hehe... sengaja karena bukunya tebel banget, ada 822 halaman lho. So, sekarang saatnya aku me-review Senja dan Cinta yang Berdarah karyawa Seno Gumira Ajidarma bagian akhir.

Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma. Gambar: Nid

Seperti yang sudah aku sampaikan di post sebelumnya bahwa kumcer dengan 822 halaman ini mewah. Kamu mau tahu, seistimewa apa sih buku ini? Truly, isinya memang istimewa dan kita bisa melihat ada progress besar dari gaya kepengarangan Seno Gumira Ajidarma termasuk bagaimana ide-ide kreatifnya. Aku yakin, jika kamu menyukai kepengarangan Seno, kamu akan sering berdecak kagum saat membaca cerpen-cerpen yang ditulis Seno dari tahun 1991-2013.

Periode ke-3 Kepengarangan Seno Gumira Ajidarma

Aku telah menyelesaikan seluruh cerita pendek pada buku Senja dan Cinta yang Berdarah, namun aku masih tetap pada pendirianku bahwa dari 3 periode kepengarangan Seno Gumira Ajidarma (baca tentang periode kepengarangan di post sebelumnya), aku tetap menyukai periode ke-3 kepengarangan Seno Gumira Ajidarma.

Pada periode ke-3, ada banyak ide cerita yang mampu menaklukkan hatiku. Aku nggak bisa menjelaskan satu per satu cerita-cerita yang ada di periode ke-3. Tapi, jika aku disuruh membaca cerpen-cerpen karya Seno, aku akan dengan senang hati membaca ulang periode ke-3.

Terlalu banyak judul cerpen-cerpen Seno Gumira Ajidarma yang membuatku tidak habis pikir jika isinya ternyata out of the box. Barangkali, kamu hanya mengenal "Sepotong Senja untuk Pacarku". Hei, kamu tahu, ada lebih banyak cerpen yang juga dapat menaklukkan hati kamu, mulai dari cerpen romantis sampai kritik sosial. Selain karena ide-ide cerita yang lebih umum seperti kritik sosial dan romantisme. Sungguh, jika kamu menyukai cerita fiksi bertema kritik sosial dan romantis, kamu bisa pilih karya Seno Gumira Ajidarma. Kamu akan diajak berpetualang untuk mencari ide yang out of the box.

Inilah halaman awal periode ke-3 kepengarangan Seno Gumira Ajidarma. Gambar: Nid

Yakin deh, Cerpen-Cerpen Seno Selalu Terkenang

Beberapa cerpen yang menurutku menarik adalah Dongeng Sebelum Tidur, Telepon dari Aceh, Gerobak, Dodolitdodolitdodolibret, dan beberapa di antaranya yang aku bahkan masih teringat inti ceritanya. Contohnya saja seperti cerpen yang mengejar bayangannya sendiri sampai ke ujung, mengapa bayangannya pergi dan dia sanggup mengejar sampai mana? Sungguh, cerpen ini berakhir sederhana tapi tepat sasaran.

Lain lagi dengan cerpen selanjutnya, tentang telepon. Bagaimana sebuah telepon terus berdering dan tidak pernah diangkat sampai puluhan tahun. Lalu, pada akhirnya ada yang mengangkat telepon itu. Coba tebak siapa yang menelepon dan apa yang disampaikan?

Aku nggak nyangka juga, pada akhirnya aku bisa menyelesaikan kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma. Justru aku ketagihan untuk membaca karya-karya selanjutnya.

Ide sederhana tapi nggak semua orang memikirkannya

Selain ide-idenya yang out of the box, aku rasa cara menulis Seno Gumira Ajidarma patut mendapatkan 2 jempol. Gaya bahasa Seno tidak neko-neko dan dia justru fokus pada ide dan alur ceritanya. Itu sebabnya, aku jatuh cinta. Sebenarnya, ide-ide Seno itu datang dari hal-hal biasa tapi nggak semua orang bisa terpikirkan akan ide-ide itu. Ah, terima kasih Seno, Seno membuka telinga dan mataku untuk melihat segalanya dari segala sisi dan nggak perlu jauh-jauh untuk mencari ide. Apa yang ada di sekeliling kita juga bisa jadi ide.

Kamu harus coba membaca cerpen-cerpen karya Seno Gumira Ajidarma sendiri. Jika kamu ingin karya-karya yang lebih matang penulisannya tapi datang dari ide-ide sederhana yang out of the box, kamu boleh saja melewatkan periode 1 dan 2. Aku yakin, kamu tidak akan keliru menilai Seno Gumira Ajidarma lagi.

"Sukab" menjadi tokoh fenomenal

Jika kamu pernah membaca atau mendengarkan audio cerpen "Sepotong Senja untuk Pacarku", kamu tentu sudah mengenal baik Sukab? Lalu, kenapa tokoh tersebut menjadi fenomenal?

Menariknya, cerpen-cerpen karya Seno itu seperti saling berkesinambungan. Aku bisa bilang begini karena di beberapa Cepren Seno aku bertemu dengan tokoh yang memiliki nama sama. Salah satunya, Sukab. Ada satu cerpen lain yang juga menceritakan tentang Sukab dengan cerita yang berbeda. Itu sebabnya, ini menarik dan tentunya Sukab menjadi tokoh yang menurutku menjadi fenomenal.

Jika kamu penasaran, rasanya kamu perlu sekali mencoba mencicipi sedikit beberapa cerpen atau bahkan membaca keseluruhan kumcer Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma.

Membaca kumcer Senja dan Cinta yang Berdarah berat tapi akhirnya selesai juga. Gambar: Nid

Kenapa Seno memilih menulis Cerpen?

Aku pikir, jika Seno memilih berkarya membuat novel, novelnya juga akan membuat siapa saja jatuh cinta. Aku pernah membaca salah satu novelnya, tapi sepertinya Seno memang lebih banyak menulis cerpen. Kenapa Seno memilih menulis banyak cerpen? Pada kata pengantar yang ditulis oleh Andina Dwifatma dalam kumcer Senja dan Cinta yang Berdarah, Seno banyak menulis cerpen karena itu yang bisa dia upayakan di sela-sela pekerjaannya yang padat. Wah, boleh aku komentar dengan bahasa Jawa, "walah, Pak Seno... Mbois loop."

Jika Seno saja mampu menulis dengan apik di sela-sela pekerjaannya yang padat, seharusnya aku, kamu, dan siapapun yang sedang membaca review ini, seharusnya bisa juga, jika tidak memilih jadi tim rebahan. Tapi, iya kembali lagi, setiap orang memiliki caranya sendiri untuk berkarya, ada yang menulis, ada yang bermusik, sampai yang lain-lain. Tapi, setidaknya, kita tetap bisa berkarya di sela-sela prioritas kita.

Sebelum berkarya, coba baca kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma, khususnya bagian akhir--periode 3.

Menilai sesuatu bisa dari sisi paling sederhana untuk menemukan hal berbeda.

Einid Shandy


22 Comments

  1. Senja dan Cinta yang Berdarah. Judulnya bikin penasaran. Terima kasih telah berbagi, ananda.

    ReplyDelete
  2. Wah, jadi ini satu buku isinya kumpulan cerpen beliau semua ya, mbak? suka banget lihat covernya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum semua kak, tapi seenggaknya sepertinya paling banyak di buku itu kak.

      Delete
  3. Jalan cerita yang bersituasi yang yang dilalui ramai tetapi tetap berbeza.

    ReplyDelete
  4. Baca ulasannya mbak Shandy jadi pengin baca buku kumpulan cerpen senja dan cinta yang berdarah karya Seno.

    Ulasannya apik tenan mbak.

    ReplyDelete
  5. Wih, memang keren pak Seno. Ceritanya beride hal-hal yang tak kita pikirkan sebelumnya, dan benar kata kak Einid, hal hal sederhana yang tak kita pikirkan malah bisa menjadi sesuatu yang hebat jika kita melihatnya dari sudut pandang yang lain. Salam Kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku baca kumcer Senja dan Cinta yang Berdarah ini rasanya kayak ditampar berkali-kali karena apa yang diceritakan Seno itu sebenarnya sudah ada di sekitar kita tapi kita nggak notic aja gitu sih.

      Delete
  6. This book looks so exciting. Yes it takes time for the reading (822 pages) but i like exciting books. Happy weekend.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeah, it takes a lot of times. Haha... However, I have enjoyed reading it. Happy weekend too.

      Delete
  7. Cerpennya mempunyai ide yang sederhana, menarik nih, mengingat cerita yang baik adalah cerita yang bisa di pahami oleh pembaca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, mengingat cerita dari ide sederhana juga bikin pembaca seneng. Semangat kak!

      Delete
  8. i think this book will be great for me;)

    ReplyDelete
  9. 822 halaman, sungguh buku yang sangat tebal seperti kamus. Itu diselesaikan dalam berapa hari, Mbak. Kalau saya sering baca buku paling 200 atau 300 halaman tapi belum pernah baca buku kumcer kalau baca cerpen paling di koran atau majalah tapi itu dulu kalau sekarang bukan situs.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya lebih tebal daripada kamus deh mas. Wkwkwk... Aku selesainya berbulan-bulan sih ini. Huhu...

      Yuk semangat yuk!

      Delete
  10. Hello dear!
    great review, unfortunately i don't know this book but i would love to get to know it :)
    Greetings from Poland!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you dear. You can buy it online, maybe. But, I'm not sure if there's in English version or even in your language.

      Delete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.