Another Sorry, Novel Fahrul Khakim - Menyelami Hidup Kepura-puraan
DUNIA MELIHATKU - Bagaimana jadinya jika kamu memerlukan permintaan maaf lainnya? Apakah kamu akan memanfaatkan kesempatan itu atau kamu akan memilih melewatkan kesempatan itu? Sepertinya, kamu perlu membaca Novel Another Sorry karya Fahrul Khakim. Novel ini akan mengajak pembacanya memahami arti dari kesempataan maaf untuk yang kedua kalinya sampai berkali-kali hingga mendapatkan maaf dengan tulus.
Baca sinopsisnya di sini. Aku terlalu malas menulis ulang sinopsisnya.
Fahrul Khakim, Penulis Favorit Remaja
Fahrul Khakim merupakan penulis favorit remaja. Dia selalu berhasil menulis cerita-cerita bertajuk romantis. Ah, tapi dia sendiri romantis tidak ya? Ups... . Anyway, adikku, Poppy bahkan sudah lama menjadi penggemarnya Fahrul Khakim. Aku? Aku masih baru-baru ini sih mulai jadi penggemarnya. Telat banget yak? Nggak asyik deh! Over all, lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali.
Sebagai penulis favorit remaja, Fahrul kembali menerbitkan buku. Kali ini, dia menerbitkan Novel berjudul Another Sorry. Well, sampul novelnya terkesan cantik dengan aksen warna oranye. Gembok dan kunci yang tergambar di sampulnya juga menarik perhatian. Seolah menjelaskan bahwa keduanya penting untuk kisah di dalamnya.
Alur Another Sorry Terkesan Lambat di Awal
Pada awalnya aku merasa membaca Novel Another Sorry ini seperti sebuah kewajiban yang aku tidak suka (memang sih aku sudah janji mengulas novelnya). Tapi, aku nggak nyangka jika aku merasa lelah membaca pada bab-bab awal. Bukan karena aku belum makan ya... Tapi, Fahrul Khakim menceritakan kisah Rikko dan Rolland dengan alur yang sangat lambat sekali. Sehingga, aku merasa harus mengatakan berkali-kali kalimat ini ketika sedang membaca "Ok, ok, aku sudah mengira akan begini, lalu bagaimana?"
Selain itu, juga ada beberapa adegan yang Fahrul Khakim sengaja tulis dengan percakapan. Namun, aku merasa bahwa percakapan ini lebih enak diganti dengan narasi. Tapi, meski begitu percakapan-percakapan ini juga menarik, apalagi Fahrul membuat setiap tokoh memiliki gaya bahasa mereka sendiri. Ada yang formal dan tidak formal, menggebu-gebu, atau tidak.
Mungkin karena ini memang novel remaja, jadi poin-poin yang diceritakan adalah hal ringan. Sedangkan aku, selama ini bacaanku bukan novel remaja, you can check my reviews of other books in previous posts.
Selain itu, juga ada beberapa adegan yang Fahrul Khakim sengaja tulis dengan percakapan. Namun, aku merasa bahwa percakapan ini lebih enak diganti dengan narasi. Tapi, meski begitu percakapan-percakapan ini juga menarik, apalagi Fahrul membuat setiap tokoh memiliki gaya bahasa mereka sendiri. Ada yang formal dan tidak formal, menggebu-gebu, atau tidak.
Mungkin karena ini memang novel remaja, jadi poin-poin yang diceritakan adalah hal ringan. Sedangkan aku, selama ini bacaanku bukan novel remaja, you can check my reviews of other books in previous posts.
Lalu, bagaimana kelanjutannya?
Eits, tunggu dulu! Sebelumnya, aku mau sedikit cerita. Pada halaman 14 Another Sorry menurutku ada sedikit kejanggalan. Kok tiba-tiba Rolland menjawab bahwa dia ada di rumah. Eh, kapan peralihan waktunya? Meski begitu, bagian ini tidak mengubah cerita utama. Bahkan, kalau pembaca nggak perhatian, bagian ini juga tidak terasa kok. It just bothers me karena Rolland diceritakan sebagai tokoh baik, perhatian, bijaksana, dewasa, dan dia tidak mudah berbohong.
Potongan-potongan Kejadian di Another Sorry
Ok. Menuju pertengahan novel, aku mulai menemukan flow yang aku cari-cari. Aku menjadi kuat, eh salah, aku jadi bersemangat menyelesaikan Novel Another Sorry hingga sengaja membawa novel ini ke mana-mana. Satu per satu kejadian membuatku mengerti kenapa Fahrul Khakim sengaja membuat alur terasa lambat di awal. Dia sengaja menjelaskan bagaimana cabang-cabang kejadian bertemu di tengah.
Alur Menegangkan: Yoora Pilih Rikko atau Rolland?
Saat Rolland jadian dengan Yoora menjadi titik temu alur. Alur yang tadinya terkesan lambat mendadak berubah haluan menjadi alur yang cukup menegangkan. Rikko mulai mengungkapkan perasaannya yang iri dengan kehidupan Roland. Rikko merasa hidupnya tidak adil. Namun, sebuah kejadian besar membuat Rikko menjadi menyesal. Rikko menjalani hari-harinya hingga beberapa tahun dengan perasaan bersalah tanpa ada yang tahu kecuali tentunya pembaca dong. Hehe... Aku nggak yakin kalau aku jadi Rikko, aku bisa hidup normal dan belajar dengan nyaman.
Rikko hidup sebagai Rolland. Bagaimana rasanya kamu hidup dengan penuh kepura-puraan seperti Rikko? Itu pasti mengerikan. Lantas, apakah Rikko berhasil menyelesaikan hidup kepura-puraannya? Titik kunci ada di Rikko dan Rolland. Bagaimana Rikko dan Rolland memanfaatkan Another Sorry mengungkapkan banyak rahasia.
Bagaimana Akhir dari Another Sorry?
Fahrul Khakim berhasil menjungkir balikkan perasaan pembaca. Aku merasa gemas sendiri ketika cerita menuju akhir. Kenapa masih harus ada kesedihan yang lain? Kenapa tidak selesai begitu saja? Namun, aku menyadari bahwa memang seharusnya begitu. Kesedihan yang lain itu tentang perpisahan sementara. Nah, perpisahan sementara ini memang harus ada untuk peralihan perasaan tokoh utama agar siap memulai hidup baru yang lebih berwarna.
Namun, aku akan lebih suka jika pertemuan pada bagian terakhir dibuat lebih natural lagi. Ah, tapi nggak pa-pa... Novel Another Sorry bikin aku menyadari betapa luar biasa dapat hidup menjadi diri sendiri dan bagaimana kita bisa memanfaatkan kesempatan Another Sorry kita.
So, jika kamu mendapatkan kesempatan Another Sorry, akankah kamu memanfaatkannya atau melewatkannya?
24 Comments
Wah jadi penasaran banget
ReplyDeleteBisa teliti gitu bacanya ya, kalau saya baca novel remaja paling lompat-lompat kadang bab akhir saja yang saya baca.
Hahaha... Kebiasaan harus baca seluruh kata-katanya Kak, nggak telaten kalau harus loncat-loncat.
DeletePastinya dimanfaatkan dong, kak..
ReplyDeleteMemaafkan itu perbuatan yang tidak mudah, butuh keberanian dan ketulusan yang besar, baik dari si peminta maupun si pemberi maaf.
Untung selama ini kalau punya salah ke orang selalu minta maaf dan dimaafin. Tapi ngga tau juga sih maafinnya pada tulus atau nggak, hehehe.. :P
Nice review, kak. Ditunggu review novel selanjutnya :)
Tapi, ada banyak orang belum siap meminta maaf dan memaafkan juga.
DeleteWah... iya, terima kasih sekali Kak.
Review novelnya bagus juga mbak, tapi jujur aku belum baca novelnya, bahkan mendengar nama Fahrul Khakim bahkan baru kali ini, maafkan aku yang kudet ya.
ReplyDeleteAku juga kurang suka baca novel remaja, mungkin karena sudah berumur kali ya, jadi kalo genre remaja kadang aku skip aja.😃
Nggak apa dong Kak. Aku juga kudet kalau untuk buku-buku jenis lainnya Kak.
DeleteEh, ngomong ngomong kapan dilanjutkan cerita ibu kostnya mbak? 😃
ReplyDeleteHihi... Ditunggu ya Kak. :)
DeleteAku kok masih asing ya dengan nama Fahrul Khakim .. apa mungkin karena diriku ini sudah kelompok mak mak yaa ehehe. tapi sekali sekali membaca novel remaja perlu juga kali. Soalnya baca reviewnya kak inid ini aku jadi penasaraan .
ReplyDeletesekalian mengenang jaman muda dulu.
Hahaha...
DeleteSekarang semakin banyak penulis remaja Kak, jadi menurutku wajar jika ada penulis yang tidak kakak ketahui.
Aku juga banyak tidak mengenal penulis di luar sana.
kalau baca reviewnya seperti cerita di ftv ya mba hehe. orang yg berpura pura jadi orang lain... bngung
ReplyDeleteEh, tapi kalau di novel Another Sorry lebih kompleks lagi lho Kak, keren sekali pokoknya.
Deletebuku yang menarik, terutama karena ia berisi konten kesusteraan...
ReplyDeleteIya Kak, tapi ini sastra remaja. :)
DeleteSudah lama aku gak baca novel remaja. Hehehe.
ReplyDeleteDan setelah baca ulasan buku ini aku jadi tertarik untuk baca buku ini yang notabene adalah novel remaja. Penasaran sama isi buku karangan penulis favorit kaum remaja masa kini.😆
Novel Another Sorry termasuk mengambil setting beberapa tahun silam, tapi masih menarik karena cerita utama tidak terpengaruh dengan setting. It's just my opinion.
Deleteoalah itu nama penulisnya malah terkesan dewasa, padahal novel remaja sebenarnya...
ReplyDeleteAku pun baru tahu nama sang penulisnya.
Fahrul Khakim pakai nama asli Kak, makanya kayak nggak seimbang ya dan aku baru sadar kayak nggak seimbang. Hehe...
DeleteWahhh kalo ak sendiri pasti bakal kumanfaatkan dengan baik, apalagi kalau membuat kesalahan pertama kali dan bisa diperbaiki untuk kedua kalinya itu merupakan kesempatan yang sangat baik sekali. Karena hal seperti ini jarang banget, dan bahkan tidak ada haha.. Kalau dalam dunia pekerjaan mungkin bakal happy banget, apalagi kalau dalam dunia pertemanan seperti ini. Soalnya kalau masalah gak selesai rasanya gak enak banget, dan pasti bakal kepikiran terus :(
ReplyDeleteIya bener2. Susah dapet kesempatan kedua hingga seterusnya ya Kak? And yeah, it feels so bad if we stuck in our problem.
DeleteSemangat dan terima kasih Kak.
maafkan….
ReplyDeletekitapun punya salah
Hehehe... saling memaafkan ya kak.
DeleteTebal juga Novelnya...Mengisahkan tentang konflik kehidupan dan asmara.😊😊
ReplyDeleteOiya cerita ibu kost nggak berlanjut nih..😊😊
Iya tebal, tapi nggak tebal2 sekali kok.
DeleteLanjut kok, tapi tunggu Covid-19 selesai menyerang ya Kak. Okay?
Berjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.