DUNIA MELIHATKU - Corona, masih belum bosan ya jalan-jalan di Indonesia dan dunia? Aku sudah bosan sebenarnya. Tapi, aku masih sama seperti orang-orang di dunia ini, sibuk sekali, sibuk sekali membicarakan Corona. Emang Corona nggak panas kupingnya dibicarain terus?

Indonesia Perlu Menggerakkan Perekonomiannya Kembali
Indonesia (perlu) menggerakan perekonomian kembali. Gambar: Pixabay

Eh, tapi, akhir-akhir ini aku udah mulai bosan sih ngomongin Corona mulu. Aku udah berkali-kali left chat. Bisa juga hanya read chat atau lebih parahnya langsung mengarsipkan chat tanpa read. Lebih tenang kan?

Dan akhirnya aku tidak tahu lagi harus membahas apalagi tentang Corona, kira-kira kamu juga nggak?

For your information!
Sampai detik ini ada segelintir orang-orang yang menganggap bahwa Corona hanya permainan negara. Jangan-jangan kamu juga menganggap hal yang sama?

Kenapa aku berani ngomong gini? Ya karena aku sudah beberapa kali berada dalam diskusi dengan tema ini. Hmm... Tapi, aku hanya pendengar. Kenapa aku nggak menyangkal? Berat mau menyangkal karena aku nggak ada niatan berdiskusi tema ini. Aku perlu beberapa data dulu kalau mau menyangkal. Sementara mereka? Mereka hanya asal bicara tanpa ada data.

Menyangkal mereka juga susah sekali.

Kata salah satu temanku, "Di Indonesia sebenarnya tidak ada Covid-19."

Serius, dia bilang begitu. Aku nggak mengada-ada. Aku yakin ada juga beberapa di antara orang-orang di Indonesia juga mengatakan hal serupa dan tidak mengindahkan protokol kesehatan Covid-19 dari pemerintah.

Jika demikian, pertanyaan mudahnya, kenapa ada banyak tenaga medis yang meninggal di rumah sakit karena menangani Covid-19? Jangan pernah berpikiran kalau mereka sengaja dibuat meninggal tapi aslinya masih hidup. Berasa jadi menonton action movie. Hahaha... Kurang kerjaan banget deh pemerintah bikin beberapa masyarakatnya jadi "tokoh hidup yang dianggap sudah meninggal".

Orang-orang yang menganggap Corona tidak ada di Indonesia, semoga tetap dalam keadaan sehat ya. Selain itu, juga turut mengindahkan dan mengajak orang-orang di sekitarnya mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah.

Baca juga:

Selain itu, kalau memang Corona ini permainan Indonesia, yakin nih kalau Indonesia is gambling Corona for being rich? No, dear! 

Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pariwisata. Yap, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak wisata alam yang cantik dan indah. Nggak perlu aku kasih contoh kan, kamu pasti sudah sering melihat foto-foto wisata alam berseliweran di story atau feed teman-teman kamu.

Pecinta wisata alam Indonesia nggak cuman orang Indonesia, banyak juga orang luar negeri yang berwisata ke Indonesia lho. Kompas dot com merilis artikel bahwa ada 7,83 juta wisatawan asing ke Indonesia sepanjang Januari 2019. 

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah mendapatkan pengakuan dunia sebagai destinasi terindah di dunia dalam sambutannya yang dilakukan di Gala Dinner Ulang Tahun ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia, Jakarta. Bali dinobatkan sebagai The Best Destination in the World oleh Trip Advisor 2017. Hal ini dirilis oleh setneg dot go dot id.

Masih berani bilang kalau Corona is a gamble of Indonesia?!

Lalu, pada Pandemi Corona bagaimana?

Money dot kompas dot com menuliskan hasil rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada 3 bulan pertama tahun 2020 juga turun drastis hanya jumlah 2,61 juta kunjungan, berkurang 34,9 % bila dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan adanya larangan penerbangan antar negara yang mulai diberlakukan pada pertengahan Februari lalu.

Seperti yang kita ketahui, Corona memaksa kita untuk menghentikan sementara kegiatan publik. Banyak toko harus tutup bahkan tempat wisata yang tidak pernah tutup juga ikut tutup. Ya setidaknya itulah yang kita tahu...

Nah, terus masih mikir kalau Corona hanya permainan negara?

So, aku harap teman-teman jangan meremehkan Corona... Bukan berarti takut, tapi tetap waspada.

ikuti protokol kesehatan Covid-19 dari pemerintah agar kurva Covid-19 bisa menurun. Ajak teman-tema untuk turut mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Jika ada di antara kita yang tidak bisa bekerja bahkan di-PHK dari pekerjaan, semoga teman-teman tetap tabah dan bisa produktif kembali dengan melakukan hal-hal lain.

Dan nggak pa-pa kalau Indonesia memilih menguatkan ekonomi dengan menegakkan New Normal Life, ya kan? Karena memang Indonesia perlu menggerakkan Ekonomi Indonesia atau kita akan mati kelaparan.

Jangan bosan-bosan mengajak orang-orang yang masih meremehkan kesehatan untuk hidup bersih dan sehat.

Ingatkan orang tua untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dan ingatkan mereka juga memberi pengertian bijak anak-anak mereka. Karena di Indonesia, anak-anak kecil masih banyak yang tidak menggunakan masker atau kebersihannya kurang.

Jika selama ini fokus kita bahwa orang tua yang mudah terpapar Covid-19, itu kurang tepat, karena nyatanya anak-anak juga mudah terpapar Covid-19.

So, mari bersama-sama saling mengingatkan sesama untuk menjaga kebersihan dan kesehatan karena Corona bukan permainan Indonesia.

Bagi yang ingin berbagi, yuk ke instagram @duniabelajarmalang

Referensi:

55 Comments

  1. Saya kebetulan bekerja di Bali kak. Dan corona ini sangat berdampak sekali ke sektor pariwisata. Banyak karyawan dirumahkan, hotel-hotel sepi, dan banyak pantai seakan tak berpenghuni. Sedih juga. Semoga kita semua segera pulih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kita bisa saling mendukung untuk memulihkan Indonesia ya Kak.
      Di sini juga bikin capek. >,<

      Delete
  2. saya sih yakin Corona itu ada, sebagaimana saya yakin ini bukan sesuatu yang alami. maksud saya ada yang sengaja menyebarkannya, entah itu siapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, konspirasi nih. Tapi, setidaknya Kakak percaya bahwa corona itu ada, bukan bohongan.

      Jaga kesehatan Kak!

      Delete
  3. Ada juga teman saya yang menganggap kalo Corona itu hanya virus biasa mbak seperti flu, jadinya katanya ngga usah panik. Soal orang dan tenaga medis yang meninggal katanya juga sebelum ada Corona banyak orang dan ada beberapa tenaga medis yang meninggal, tapi heboh saja sejak ada Corona.

    Jadi dia percaya Corona ada tapi sengaja dibikin heboh saja.

    Itu bagaimana ya? 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duuuh... Iya, kita tahu selama ini pasti ada saja yang meninggal, tapi kalau selama ini tenaga medis meninggalnya tidak seketerlaluan sekarang.

      Sekarang banyak sekali tenaga medis muda yang juga meninggal. :(

      Sedih rasanya.

      Semoga Indonesia segera sembuh dan orang-orang seperti mereka menyadari kekeliruan mereka.

      Delete
  4. Memang banyak pencinta teori konspirasi di dunia ini dan mereka mencintai 'keyakinan' mereka itu.

    Ada teori konspirasi bumi datar, ada ada saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Percaya teori konspirasi boleh, asal tidak merugikan orang lain.
      Percaya kalau corona nggak ada, boleh. Tapi, nggak perlu ajak-ajak orang lain dan juga jangan sampai membangkang peraturan pemerintah. Iya kan, Kak?

      Delete
    2. Iya tuh dan new normal diartikan sebagai normal seperti masa dulu.

      Padahal WHO sudah menegaskan, kedepannya dunia : "never be the same again"

      Delete
  5. Suka sebel kalau ada orang yang masih nggak peduli pentingnya pakai masker dan jaga jarak, bagi saya orang kayak gitu egois banget. Apalagi yang menganggap corona itu cuma flu, nggak semenyeramkan yang diberitakan. Padahal udah banyak tenaga medis yang berkorban....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Kak. Kalau ini hanya flu biasa, kenapa dampaknya luar biasa ke Indonesia? Iya kan?

      Jaga kesehatan ya Kak.

      Delete
  6. dibalik isu corona ini, ada bisnis rapid tes yang berjalan lancar :D padahal dah disanggah rapid tes tdk valid, tapi peran media yang memberitakan terus masalah rapid tes.. jadilah demikian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, aku nggak bisa banyak komentar kalau soal rapid test Kak.
      Soalnya di RS juga dilakukan rapid test untuk tim medisnya. Tapi, kalau orang awam dan nggak perlu, sepertinya nggak perlu rapid test.

      Delete
  7. Coba deh itu yg bilang Corona bohongan suruh satu ruangan sama PDP. Kalau takut berarti mereka sebenarnya percaya bahwa Corona itu ada 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk... Pasti mereka udah positif dan baru sadar kalau covid-19 bukan main-main ya Kak?

      Delete
  8. Karena warga +62 banyak yang ndablek, maka teori yang mengganggap corona itu ngga ada .. diyakini memang betul ngga ada. Banyak yang mengabaikan anjuran social distancing.
    Padahal jumlah korban terus bertambah grafiknya.
    Mau sampai kapan Indonesia akan terbebas virus mematikan ini kalau protokol diabaikan ?.
    Sedih ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Susah memang mas, apalagi kalo sudah bicara, kenapa masjid ditutup waktu itu sedangkan pasar malah dibuka.

      Belum lagi memang banyak yang tidak suka pakai masker, sering saya lihat di jalan raya. Padahal selain buat cegah Corona, masker juga bisa buat pernafasan lebih bersih.

      Delete
    2. Kak Agus, aku pernah nggak sengaja baca kenapa masjid tetap ditutup, sementara pasar atau tempat makan sudah boleh buka, katanya masjid sengaja ditutup agar tidak terjadi pertengkaran agama seandainya ada yang positif corona di masjid. Seperti itu sih... Kalau tempat makan, pasar, atau lainnya kan nggak akan bawa-bawa nama agama. Biasalah ya, orang Indonesia pedas.

      Delete
    3. Kak Hima, aku kok nggak yakin ya kalau Indonesia bisa cepat pulih, ini murni perasaanku sendiri jika melihat dari lingkungan kita. Aku memang suka jalan-jalan juga, tapi aku selalu percaya kalau kapan saja aku bisa terkena covid-19 tapi juga berusaha percaya bahwa aku nggak akan terkena covid-19 selama aku menjaga kesehatan dan mengikuti protokol kesehatan covid-19.

      Delete
  9. Agak bingung juga klo ini konspirasi, para penguasa2 negara di dunia bikin grup wa trs sepakat bikin isu corona :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... mereka sengaja bikin grup wa dan bersatu di grup itu sambil bilang "yuk, bikin corona ada!" semuanya nanggepin "Ayuk? Kapan? Aku ikut aja." Lainnya nanggepin, "kalau bisa weekend aja, hari biasa kerja." Giliran udah milih-milih hari, pada akhirnya wacana. Semoga. Haha...

      Delete
  10. Aku nggak meremehkan corona, tapi orang-orang di sekelilingku yang meremehkan corona dan situasi yang terjadi saat ini. Beberapa teman bahkan ada yang nge-text aku trus katanya mau ngajak ketemu karena mereka bosan di rumah terus. LAAAAAHHH???

    Ya aku tolak dong. Eh, mereka kompakan gitu bilang, "Yak elah, hari gini masih aja percaya sama korona. Di Indo gak ada korona, neng. Santai aja kali. Gak usah serius-serius amat. Boring iduplo kalo idup terlalu serius. Yuk ah, ketemu."

    Bahkan ada beberapa yg terang-terangan suruh aku bohong ke orang tuaku, haha. Gila!! Kan aku bilang, wah gak bisa. Orang tuaku gak terima tamu dulu untuk hal-hal yang bukan mendesak atau keperluan penting banget. Lah, dibilang, "Ya udah ketemu aja di apartemenlo. Ketemu di sana, ya."

    Tak bilang gak bisa kan aku di rumah. Eh malah disuruh bohong, "Ya udah lo bilang aja mau ngecek bersih-bersih apartemen. Udah lama gak ditempatin kan."

    Ya aku jawab lagi, ya kalo gitu alasannya nanti malah mereka ikut ke apartemen bersih-bersih dong. Gimana sih.

    Ujung-ujungnya pada ngomel. Dibilang...
    "Ah, ribetlo!"
    "Keluargalo rempong!"
    "Keluarga paranoid!"
    "Pelit amat lo. Cuma mau main sebentar aja gak boleh."
    dan lain-lain

    Maap jadi curhat. Sedih punya temen yg inget kalo lagi butuh aja.
    ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih ya rasanya kalau orang-orang sengaja merusak pilihan kita. Aku lebih suka mereka nggak merusak dan memahami keyakinan kita. Sama halnya kayak kita menghormati agama masing-masing. Kalau melihat dari cerita Kakak, ini kayak lagi bahas agama. Aku percaya agamaku, kamu percaya agamamu. Ya udah, nggak perlu merusak pilihan masing-masing.

      Tapi, sebenernya kalau mau jalan-jalan boleh aja, tapi nggak perlu ke tempat berkerumun. Jalan-jalan hanya untuk menyegarkan mata dan pikiran. Kalau aku sih Kak, biar nggak suntuk banget. Cuma ya ada jarak, nggak hampir tiap hari juga karena kan kita perlu isolasi mandiri selama 14 hari. Ya setidaknya, setelah di rumah, bisa ngerasain gejala nggak... Kalau nggak, percaya kalau negatif corona.

      Semangat ya Kak!

      Delete
  11. Kalo aku sih, tim yang menganggap, covid-19 beneran ada, tapi kepentingan di baliknya juga ada. Cuma yaa, gak tau siapa yang berkepentingan di balik ini semua.
    Ada sih sodara yang bilang juga kalo kita semua diboongin, gaada corona. Hmmm kayanya boong gabisa sampe segitunya deh 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, kalau bohong kenapa harus merusak negara sendiri kan? Pasti capeklah, dampaknya juga ke mereka, bukan ke kita aja kan?

      Ya udah yuk, daripada capek-capek mikir covid ada apa nggak, mending kita jaga kesehatan.

      Delete
  12. Saya sih tim yang 'ambil positifnya aja', gara-gara di rumah terus dan bosan diam terus, akhirnya cari-cari kerjaan mengandalkan skill pribadi dari rumah. Lumayan, jadi dapat penghasilan tambahan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wiih... apa itu Kak? Kan jadi kepo, udah diceritain belum ya di blognya?

      Delete
  13. Apalagi ditambah yutuber" yang bilang kalau covid 19 itu konspirasi :(
    banyak subscriber yang percaya kalau yang ngomong itu public figur.
    Tapi terlepas corona itu konspirasi atau hanya permainan Indonesia, semoga kita semua mengikuti protokol kesehatan di tengah new normal ini yhaaaaaaaaaaaaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Konspirasinya kalau tetap mengatakan percaya corona nggak apa sih Kak, penting nggak merugikan orang lain. Apalagi sampai ajak-ajak orang lain untuk nggak bermasker.

      Iya kan?

      Semangat jaga kesehatan ya Kak.

      Delete
  14. Kenapa gak ada pasien corona di Indonesia yang mendokumentasikan penderitaannya, kaya di luar negeri, supaya yg ngeyel sadar begini tersiksa nya ketika kena corona dan apesnya parah efeknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu juga yang sedang aku pikirkan Kak. Seandainya itu aku, mungkin aku juga akan mendokumentasikan diriku untuk orang-orang di luar sana.

      Tapi, aku bukan pasien Covid-19.

      Delete
  15. Saya juga mendengar langsung beberapa orang yang menganggap bahwa corona ini aslinya ga ada. Tapi, tidak sedikit dari mereka memang dipengaruhi dari bacaan di grup WA.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, jika corona tidak ada, mengapa efek untuk negara luar biasa buruk, salah satunya perekonomian.
      Semoga mereka bisa memahami bahwa sesungguhnya Corona ini ada.

      Semangat!!!

      Delete
  16. saya sudah lelah sekali dengan percoronaan ini, makin nambah kasusnya, rangorang malah makin 'berani' buset.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang-orang malah makin abai, kok malah nggak takut? Heran deh aku. >,<

      Delete
  17. Ada korona atau tidak pokoknya harus tetep jaga kebersihan deh, mb. Semoga corona segera berlalu, udah banyak yg gak betah di rumah nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi, pada pandemi ini tentunya harus lebih waspada dan lebih menjaga kebersihan. Bahaya kan?

      Delete
  18. heran bgt sama org2 yg berpikiran kaya gitu.. apa2 disangkutpautkan dengan konspirasi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha...
      Sama.
      Padahal Indonesia tuh pengennya ekonomi tetap berjalan waras, khususnya di sektor pariwisata karena Indonesia tau diri kalau kekuatannya adalah keindahan alamnya.
      Iya kan Kak?

      Semangat Kak!

      Delete
  19. ini jadi keinget jerink yang heboh klo corona cuma akal akalan WHO

    tapi kenapa banyak dokter yg meninggal kalau akal akalan
    ya tetap waspada aja tapi jangan berlebihan
    minimal pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih, tapi kalau akal-akalan, kenapa banyak tenaga medis muda yang meninggal juga?
      Kan sesuatu yang nggak masuk akal.

      Well, terlepas dari akal-akalan atau beneran, kita harus tetap mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah aja Kak. Semangat!

      Delete
  20. hai mbak! apa khabar? waduhhhh lama sungguh saya tak mampir ke sini. mbak sihat ke tu? harap2 begitulah. maaflah sudah lama saya tak bertanya khabar dan hari ini baru dapat semangat dan momentum untuk kembali berblog. jika berkelapangan, sudi sudilah mampir ke blog saya ya! kita bertegur sapa seperti dulu ;-) see ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Kak Anies,
      Lama sekali tidak melihat Kak Anies mampir sini, terima kasih sudah mampir lagi ya Kak.
      Aku juga akan segera mampir ke Kak Anies lagi, pasti ada cerita baru di sana.

      Semangat ya Kak! Aku selalu menunggu cerita-cerita baru Kak Anies.

      Delete
  21. Duh, kok sama ya, kak. Di circle pertemanan maupun di keluarga besar saya juga banyak yang membahas asal usul dan teori konspirasi "mbak rona" ini.

    Saya pribadi sih cuma sekedar jadi pendengar aja, tapi nggak mau ikut nimbrung dan ambil pusing. Masih banyak hal-hal penting yang butuh perhatian daripada membahas konspirasi yang nggak jelas ujungnya.

    Intinya sama seperti kata kak Einid, jangan pernah capek untuk selalu jaga kebersihan dan jaga kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang di sekitar kita. Biar bagaimanapun, better to prevent than cure, right? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Abe...
      Iya, setuju sekali.
      Kalau di keluarga saya, semua kebetulan percaya dengan Covid-19 tapi tetap ada diskusi terkait konspirasi.
      Kenapa keluarga saya setuju? Karena di keluarga besar saya ada beberapa anggota yang juga tenaga medis menangani Covid-19, jadi kami tahu persis bagaimana perjuangan mereka.

      Semangat ya Kak, jangan capek menjaga kebersihan dan kesehatan.

      Delete
  22. Parah sih yang bilang Covid sebenernya gak ada di Indonesia. Nunggu dirinya kenak dulu keknya baru percaya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, nunggu dirinya kena juga.
      Udah beruntung kita dapet kabar dari pemerintah dan dijaga pemerintah dengan harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19, tapi masih aja nggak percaya. Heran deh...

      Tetap semangat jaga kesehatan ya Kak.

      Delete
  23. banyak orang berharap pandemi ini akan segera berakhir, tapi di sisi lain kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan makin ke sini makin minim aja :(

    yaa gimana yaa, kurvanya kan jadi naik terus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, itulah kenapa...
      Pengennya enak-enak aja, tapi berjuang nggak mau, kan repot?

      Semangat, semoga kita bisa tetap menjadi salah satu yang mau menjaga kebersihana dan kesehatan serta mengajak yang lainnya juga ya Kak.

      Delete
  24. Di negara besar seperti Amerika pun begitu nyata akibat dari Corona ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, akibat Covid-19 di Amerika nyata terasa sekali. >,<

      Delete
  25. kita mengharapkan pandemik ini akan berakhir segera tapi kita tak mahu bekerjasama agar 'terputus rangkaiannya'. so, berhentilah jadi orang yang degil. dan tolong disiplinkan diri. follow SOP. kalau bukan untuk diri sendiri fikirkan juga untuk orang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak... setuju.
      Semangat ya Kak!
      Jaga kesehatan.

      Delete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.