"Ping!" atau "P", ini Tentang Etika Komunikasi
DUNIA MELIHATKU - Hai, apa kamu suka sebel kalau ada nomor baru yang chat dengan kata "PING!" atau bahkan cuma satu huruf "p"? Angkat tangan yang tinggi! Aku emang tipe kaku dan selalu menjaga tata krama dalam berkomunikasi, baik secara langsung (luring) maupun secara online (daring). Tapi, bukankah kata "PING!" atau "p" itu kurang tepat untuk mengawali sebuah chat? Well, aku nggak pernah segan untuk meminta seseorang mengubah kata "PING!" atau "p" menjadi kata sapaan umum, seperti halo, hai, selamat pagi, atau salam dalam berbagai macam agama daripada harus menggunakan kata "PING!" atau bahkan huruf "p". Alasanku sederhana, aku ingin membuat orang-orang bisa semakin baik dalam berkomunikasi.
![]() |
Etika komunikasi di luar jaringan dan di dalam jaringan itu sama lho. Gambar: Pixabay |
Tapi, tahukah kamu?
Seseorang yang aku bahkan belum pernah bertemu dan menggunakan nomor baru, tiba-tiba menanggapi chatku, "jangan terlalu serius, formal, dan kaku." Aku akui, aku terlihat serius, formal, kaku, bahkan nggak bisa becanda receh karena ini pengaruh dari lingkunganku. Katanya, dia seolah chat dengan bosnya, padahal chat ke aku?
Menurut Gudang SSL, kepanjangan dari PING adalah Packet Internet Gopher dan merupakan perintah untuk mengecek respons client dan server dalam sebuah jaringan.
Jadi, sekaku itukah aku?!
Ini bukan tentang kaku atau tidak kaku, ini tentang Etika Komunikasi. Analoginya begini, ketika kamu datang berkunjung ke rumah seseorang tentu kamu mengetuk pintu dan menyapa bukan? Ini juga berlaku ketika kamu menghubungi seseorang. Masih ingat topik "percakapan dua orang di telepon" ketika SD atau SMP? Pasti kita belajar tentang menyapa untuk memulai percakapan?
Kita tentu paham, hidup bersama perlu etika karena etika menjadi hal dasar buat kita. Kita dari kecil tentu sudah terbiasa belajar tentang sopan santun, tata krama, dan adat kebiasaan. Sementara, komunikasi adalah salah satu cara makhluk hidup saling menyampaikan sesuatu. So, etika komunikasi berarti menyampaikan sesuatu dengan baik.
Tapi, by the way, kenapa harus "PING!" atau "p"? Kenapa nggak "zonk!" atau "z"? Hal ini juga dipengaruhi dari zaman blackberry sedang di atas angin. Blackberry yang sempat ngetrend tahun 2004-2010, memiliki aplikasi chatting dengan nama Blackberry Messenger atau disingkat "BBM". BBM ini memperkenalkan kata "PING!" sebagai kata yang digunakan untuk sesuatu yang urgent dan mengetahui jaringan internet lawan. Para alumni pengguna BBM pasti dulu suka chat "PING!" ketika chat-nya nggak direspon dengan cepat? Hayoo, ngaku deh?
Lagi pula, orang-orang yang masih suka menggunakan kata "PING!" atau "p", kayaknya anak-anak tahun 90'-an nih? Wah, kamu harus ganti kata sapaan deh, biar nggak ketahuan umur pernah menjadi anak BBM.
Aku Yakin, Kamu Memiliki Etika Komunikasi
Bagi yang suka chat "PING!" coba deh mulai sekarang ganti dengan kata sapaan yang lebih friendly. Aku rasa lawan bicara kamu akan lebih sopan dalam menanggapi chat kamu atau mungkin ini hanya aku saja yang lagi-lagi masih merasa bahwa diri ini terlalu kaku?
Tapi, aku sudah sempat bertanya ke beberapa teman, mereka yang memiliki background pendidikan baik dan terbiasa berkomunikasi dengan banyak orang baik sebagai pelajar maupun pekerja lebih suka jika seseorang menyapanya daripada harus mendapatkan chat "PING!" atau "p". Mereka merespon, "kalau diawali sapaan, meski itu hanya kata 'hai', rasanya lebih baik aja sih."
Kalau kamu bukan pelaku chat "PING!", kamu bisa mengingatkan orang-orang di sekitar kamu dengan baik bahwa lain kali menggunakan kata sapa saja. Tapi, bagaimana dengan orang yang diingatkan tapi nggak mau? Well, itu berarti dia bukan seseorang yang tepat untuk menjadi teman dekat karena komunikasi memiliki pengaruah besar dalam kehidupan kita. Kalau kamu bertemu orang yang nggak bisa diingatkan, mending kamu "cukup tahu aja".
So, ini bukan tentang aku yang kaku.
Aku akhir-akhir ini semakin memahami perkembangan komunikasi masyarakat atau netizen Indonesia baik secara luar jaringan maupun dalam jaringan melalui acara Gerakan Nasional Literasi Digital. Ternyata ada banyak fakta yang sejauh ini masih bisa dikatakan fakta negatif tentang netizen Indonesia di era digital. Salah satu contohnya, orang Indonesia dianggap paling tidak sopan di internet. Padahal, Indonesia terkenal sebagai negara yang ramah. Tapi, kok di internet malah negatif?
Kalau kamu pengen tahu jawabannya, kamu perlu banget sih join acara Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Siber Kreasi mengajak kita menjadi masyarakat Indonesia yang Makin Cakap Digital!
Aku juga sudah beberapa kali menjadi pemateri di Gerakan Nasional Literasi Digital lho. Penasaran dengan ceritanya? I'll tell you in the next post!
Tinggalkan kata "PING!" atau "p" dan ganti dengan sapaan friendly dari sekarang, biar kamu nggak ketinggalan zaman!
Cara kamu berkomunikasi itu menunjukkan siapa kamu
Einid Shandy
24 Comments
oh begitu....
ReplyDeleteinformatif..... 👍👍
Terima kasih kakak.
DeleteSetuju. "Cara kamu berkomunikasi menunjukkan siapa kamu."ulasan yang sangat bermanfaat. selamat pagi, ananda.
ReplyDeleteTerima kasih Bunda.
DeleteSaat ini juga sayang belajar memiliki etika dalam berkomunikasi.
Lucu juga.. ping adalah perintah comand promt untuk mengetahui srberapa cepat client/server merespon perintah itu... dan disini secara ga langsung si pengguna kata ping sudah melakukan tindakan bullying.. why ? Alasanannya sama aja kyk dia menganggap si penerima ping adalah bot (robot/artificial intelegence) client/server... waktu jaman bbm (walopun aku user bbm kurang dari setahun karena paket bbm servicenya mahal bgt) ping biasanya hanya digunakan untuk check jaringan.. (karena jaringan bbm bagus (busuk amat) wkekek jadi wajar org² menggunakan ping.. kemudian setelah ada tanda centang biru si pengguna yg baik kemudian melanjutkan dengan kalimat sapaan pada umumnya yg menunjukan keakraban (tentunya dengan etika yg sudah di sepakati) dan biasanta ping digunakan ketika terjadi kekacauan jaringan di tengah obrolan.. bukan di awal percakapan...
ReplyDeleteLalu, aku membaca penjelasan kakak yang super panjang, aku berasa membaca komentar yang ditinggalkan oleh robot AI karena terdengar seperti ketikan robot yang super kaku. Haha...
DeleteIya begitulah, kalaupun tidak dikaitkan dengan bullying. Aku merasa sebagai tuan rumah atau katakanlah orang yang menghubungi kita tidak menghargai kita sebagai sesama makhluk sosial. Why? Dia yang chat dengan kata ping, semacam nyeludur (Bahasa Indonesia: masuk begitu saja tanpa permisi) ke dalam.
Bayangkan tiba-tiba ada orang buka pintu kita terus berkata "ping!", rasanya kita sebagai pemilik rumah ingin melempar sepatu hak tinggi ke mukanya nggak sih? Eh, rasanya aku yang berlebihan ini. Haha... Iya tepatnya, kita jadi dongkol dong karena nih orang kok enak banget maen masuk aja tanpa permisi.
Ironisnya, ini berawal dari BBM di tengah penduduk yang memiliki literasi rendah.
Ah, semoga orang-orang dengan ping-nya semakin berkurang aja di dunia ini.
Lucu juga.. ping adalah perintah comand promt untuk mengetahui srberapa cepat client/server merespon perintah itu... dan disini secara ga langsung si pengguna kata ping sudah melakukan tindakan bullying.. why ? Alasanannya sama aja kyk dia menganggap si penerima ping adalah bot (robot/artificial intelegence) client/server... waktu jaman bbm (walopun aku user bbm kurang dari setahun karena paket bbm servicenya mahal bgt) ping biasanya hanya digunakan untuk check jaringan.. (karena jaringan bbm bagus (busuk amat) wkekek jadi wajar org² menggunakan ping.. kemudian setelah ada tanda centang biru si pengguna yg baik kemudian melanjutkan dengan kalimat sapaan pada umumnya yg menunjukan keakraban (tentunya dengan etika yg sudah di sepakati) dan biasanta ping digunakan ketika terjadi kekacauan jaringan di tengah obrolan.. bukan di awal percakapan...
ReplyDeleteTuh kan, seperti robot AI, tau-tau komentarnya double gini, kesannya sudah terjadi kesalahan server, sampai masuk dua kali. Haha...
DeleteLalu, aku membaca penjelasan kakak yang super panjang, aku berasa membaca komentar yang ditinggalkan oleh robot AI karena terdengar seperti ketikan robot yang super kaku. Haha...
DeleteIya begitulah, kalaupun tidak dikaitkan dengan bullying. Aku merasa sebagai tuan rumah atau katakanlah orang yang menghubungi kita tidak menghargai kita sebagai sesama makhluk sosial. Why? Dia yang chat dengan kata ping, semacam nyeludur (Bahasa Indonesia: masuk begitu saja tanpa permisi) ke dalam.
Bayangkan tiba-tiba ada orang buka pintu kita terus berkata "ping!", rasanya kita sebagai pemilik rumah ingin melempar sepatu hak tinggi ke mukanya nggak sih? Eh, rasanya aku yang berlebihan ini. Haha... Iya tepatnya, kita jadi dongkol dong karena nih orang kok enak banget maen masuk aja tanpa permisi.
Ironisnya, ini berawal dari BBM di tengah penduduk yang memiliki literasi rendah.
Ah, semoga orang-orang dengan ping-nya semakin berkurang aja di dunia ini.
Kak, aku ga pernah menangin pengalaman punya hape blakcberry #krai, hihihi...walaupun dulu teman teman pada masanya pernah berjaya dengan hape itu...tapi ku pribadi kayaknya punyanya hape di bawahnya kelas hape BB deh jadinya ga pernah dapat pengalaman di Ping atau nge- ping... yang ada aku sukanya malah warna pink...#eh wkwkk, maap bercanda :D
ReplyDeleteYa...aku setuju sih kak, dengan model komunikasi yang ada etikanya walaupun ga tertulis. Tapi ya harusnya sih dipahami ya. Soalnya aku paling males juga komunikasi dengan orang luar yang ga akreb akreb banget tiba tiba langsung berelu gw ria ke aku,........mungkin bagi yang lain biasa aja atau ngecap aku ga gaul. Tapi karena di lingkunganku ga biasa kayak gitu tiap kali diajak komunikasi pake nyebut lu lu.....itu aku berasa kurang sreg...akhirnya ya kembali lagi...seperti halnya kakak yang males saat dichat dengan awalan ping..akupun paling males kalau diajak ngobrol ama yang modelannya terlampau gimana gitu hihi..makanya emang kadang aku berteman juga agak pilih pilih...misalnya dari segi cara ngomongnya. Kalau bukan yang temen deket banget ya. Aku juga lebih nyaman disapa ya pake nyebut namaku gitu...bukan langsung eh elu gimana sih...bla bla bla...eh ente gimana sih bla bla bla....gitu kak...aku mah kurang sreg digituin. Aku sregnya kalau diajak komunikasi sama orang yang ga kenal banget ya paling ga ada awalannya misal sambil nyapa namaku dulu kan...paling ga ada sopan santunnya gitu. Ga langsung elu.. elu...Becandaan ga pa pa..tapi lihat konteks juga siapa lawan yang diajak bicara..terutama kan kita perempuan ya kak, yang tentu beda model guyonannya bukan kayak model guyonan ke sohib cowok kentel gitu deh #jadi curcol
tapi beydewey, sekarang aku jarang banget sih kak dichat orang. Kalau di jalur pribadi. Soalnya aku paling privacy masalah share nomor hape ini. Hanya orang orang tertentu tok yang takkasih selain keluarga inti. Jadinya kalau buka hape blas jarang nemu yang ngechat...wkwkkw...paling keluarga doang hahaha. Kalau kontakan dengan orang di luar keluarga aku prefer di email sih. Agak resmi ya aku xixixi
Hai kakak,
DeleteAku pun nggak pernah punya hp blackberry. Hihi...
Aku biasa aja nih sama warna pink, tapi aku sebel sama kata ping. Mengganggu banget kan.
Intinya emang etika komunikasi harus dimiliki baik secara langsung maupun nggak langsung.
Aku tidak punya hape blackberry tapi kalo kembarannya yaitu Nexian dulu punya sih.
ReplyDeleteMemang kadang nyebelin kalo ada orang yang tidak terlalu kenal dan langsung kirim chat ping atau P P P, kadang karena kesal malah aku biarkan tidak aku balas.
Aku curiga, jangan-jangan yang suka chat P P P , dia itu simpatisan partai PPP.🤣
Haha... kalo baca komentarnya kak Agus suka bikin ketawa, bisanya dihubungkan dengan partai PPP. Bisa jadi sih. Dia lagi demo kali ya kak?
DeleteKurang tahu juga dia lagi demo atau promo.😅
DeleteHi!
ReplyDeletevery informative post, I agree with him
Greetings from Poland!
Thank you Ayuna.
Deletei use only FB and instagram sometimes:)
ReplyDeleteOh, nice Kathy. Me too.
DeleteVery interesting and informative post! Thanks. Have a nice day.
ReplyDeleteHave a nice too.
DeleteThanks.
Lagi lagi masalah etika. Memang kadang agak sebel bila ada yang mengawali chat dengan kata "ping" Apalagi nomor yang tidak dikenal. Memang harusnya adab dan kesopanan tetap harus dijaga meski melalui media. Salut kak Einid
ReplyDeleteSetuju sekali kak, perlu ada adab dan kesopanan karena sejatinya, dunia digital juga sama dengan dunia nyata.
DeleteNah, setuju. Aku merasa "P" gak pantas dijadikan pembuka untuk berkomunikasi. Beberapa kali aku mengalami dan semuanya malah berasal dari orang asing, bukan orang yang sudah aku kenal. Kalau orangnya kenal mungkin aku cuekin/tegur, tapi ini sih mau gak mau dibalas, soalnya dari kurir/ojol :') Biasanya aku balas dengan baik, seperti, "Ini siapa, ya?" atau "Ada yang bisa dibantu?" biar orangnya ngeh kalau ngobrol dengan baik lebih enak. ---Eh, tapi nggak ngaruh, sih, besok-besok juga ngasih "P" lagi, ahahaha :'D
ReplyDeleteIya kan kak, ternyata yang ngerasa nggak nyaman bukan cuma aku ya. Iya nih, malah kebanyakan dari orang asing yang suka ngetik "p". Padahal diganti dengan salam kan juga enak ya kan?
DeleteKalo ditegur keras malah sini yang dimarahin sih biasanya.
Ya udah, yang penting kita yang udah nyoba nggak nuliis "p" aja untuk mengawali chatnya. Semangat kak!
Berjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.