Apa Adanya Tanpa Ada Apanya
![]() |
Itu tidak bisa dibilang sebentar atau lama.
Sebenarnya, sejak terakhir kali kita bercengkrama ada banyak peristiwa terjadi denganku. Awalnya tentu aku dalam proses pemulihan yang membuatku hampir seperti mayat hidup. Entah mengapa imunitasku begitu rendah tetapi itu memang kenyataan.
Setelah operasi tumor payudara waktu itu, aku lemas dan tidak sanggup melakukan banyak aktivitas. Aku juga beberapa kali muntah karena perut seperti diaduk-aduk oleh monster selama dua bulan lamanya. Aku ingin membaca, tapi tidak mampu, apalagi menulis. Hari-hari, aku lalui dengan rebahan dan menonton saja.
Dunia, sejujurnya aku tidak ingin menjeda terlalu lama untuk tidak bercengkrama denganmu, tapi apa daya. Setelah sembuh, aku terlalu asyik dengan duniaku sendiri. Aku bahkan memilih meninggalkanmu yang masih dan akan selalu menunggu di pojok dengan secangkir minumanmu yang silih berganti. Aku tahu betul, seringkali kamu minum secangkir kopi hitam yang jarang bergula.
Katamu, "jika kopi ini manis, aku takut terlalu terlena dengan hiruk pikuk yang ada," dan aku hanya terkekeh mendengarkan ocehan tak jelasmu.
Sssttt...
Diam-diam, aku sudah punya seseorang yang mendekat saat itu. Maaf ya, aku tidak cerita dari sejak awal. Kamu tahu kenapa?
Aku takut itu hanya ilusiku...
Nyatanya dia kini menjadi milikku seutuhnya, rasanya itu seperti ketidakmungkinan dalam hidupku yang awalnya sendiri meski aku memiliki banyak orang yang menyayangi dan mencintaiku. Tapi mereka bukan belahan hatiku. Bukankah mereka akan dan sudah memiliki kehidupan mereka sendiri-sendiri?
Tapi, cerita tentangnya nanti dulu ya...
Aku mau cerita tentangku dan kamu ya.
Mungkin, kita perlu membuat kesepakatan baru? Bagaimana?
Kenapa?
Ya karena aku sedang tidak mampu berjalan dan berlari jauh. Mungkin, kelak, aku akan.
Kali ini, boleh ya aku tetap bercengkrama denganmu sembari menikmati hiruk pikuk dunia di pojok tanpa ada apa-apanya.
Jika dulu aku selalu membawa pulang hal-hal baru, kali ini biarkan kita saling bercengkrama santai denganku yang tidak lagi membawa sekeranjang hal-hal baru yang dapat aku bagi denganmu.
Biarkan di meja kita cukup ada secangkir minuman favorit kita ya, Dunia. Biarlah hal-hal baru itu menjadi milik mereka yang masih senang menikmati masa mereka.
Tidak, aku tidak bilang aku menua. Aku hanya sedang berada di tempat mungil yang dipenuhi dengan kesederhanaan.
Dan kesederhanaan itu dipenuhi dengan kebahagiaan jika kita bersyukur.
Janji, aku akan cerita tentangnya nanti... dan kamu janji juga, biarkan kita bercengkrama apa adanya tanpa ada apanya.
Aku akan kembali bercengkrama denganmu sembari menikmati hiruk pikuk dunia di pojok.
Catatan:
- "Jika dulu aku selalu membawa pulang hal-hal baru..." artinya aku dulu akan menyibukkan diri dengan blogwalking, mendapatkan feedback, hingga mendapatkan iklan. Kali ini tidak karena aku hanya ingin berbagi tanpa ada beban.
0 Comments
Berjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.