Bersajak dan Melawan Kumpulan Sajak untuk Negeri

Bersajak dan Melawan
Kumpulan Sajak untuk Negeri
Oleh: Bersajak dan Melawan
Cetakan Pertama, Desember 2012
Penerbit: LILIN
Hubungi, Ana Mariana untuk membeli.

Masih tahun yang lalu, Mbak Ana dan Mas Paul ato maunya dipanggil Bung Yoe biar agak-agak mirip Bung Soekarno dan Bung Hatta berencana pengen bikin buku. Aku yang notabene masih terlalu muda (sekali lagi) ikut nongkrong di tengah-tengah meja bundar (bukan jadi tumpengnya ato tumbal, kiasan woi...). Mereka dan beberapa temannya yang lain (maaf, lupa namanya... :D) sedang bermusyawarah di meja bundar, bicara soal bikin kumpulan puisi.


Aku cuma ikut tersenyum dan sesekali mengangguk setuju setiap kali ada yang menanyakan pendapat. Bukan karena aku tidak bisa bicara. Aku yang notabene nggak ngerti apa-apa di ajakin Bung Yoe dateng. Bung Yoe itu sebenernya temennya Abangku. Waktu itu aku kenal dia dari SD sampai akhirnya semasa aku kuliah, Bung Yoe jadi temenku juga. Hhehe... Dia secara diam-diam udah beberapa kali baca tulisanku dan kali ini mengikutsertakanku dalam musyawarah bikin buku.

Sebulan... Dua bulan... Tiga bulan... Enam bulan... Kemudian #hening.

Tidak ada kabar lagi tentang buku yang ingin dibuat. Aku kembali menghubungi Mbak Ana yang semula aku kenal dari Bung Yoe. Karena sesama cewek, aku lebih suka menghubunginya ketimbang Bung Yoe. Tanya soal buku. Eh, ternyata Bung Yoe berhenti sebelum merancang buku.

Akhirnya aku kembali membangkitkan semangat Mbak Ana untuk membuat antologi puisi. Dengan atau tanpa Bung Yoe mari coba. Tapi, syukurlah Bung Yoe kembali membantu dan teman-teman yang lain. Aku tidak lagi bisa membantu Mbak Ana, cuma bisa kasih ide. Masalahnya aku juga disibukkan dengan tugas utamaku di dunia ini sebagai mahasiswi.

Sebulan... Dua bulan... Tiga bulan... Enam bulan... Kemudian #buku itu datang ke rumah di antar langsung oleh Mbak Ana dan dia bercerita panjang lebar tentang proses suka dukanya membuat buku tersebut. Sesekali aku selingi dengan tawa dan komentar pendek

Sayang, sampai saat ini belum ada launching. Jadi, tidak ada cuplikan puisi apa pun. Sekali lagi aku kembali mencetuskan ide untuk membuat launching di cafe. Tapi, lagi-lagi tidak bisa membantu. Maaf hanya mejadi pencetus ide.

Terima kasih Tuhan, aku masih Engkau beri kesempatan menulis kembali. Terima kasih untuk Abangku yang secara nggak langsung udah memperkenalkanku Bung Yoe. Terima kasih untuk dini's family yang selalu mendukungku. Terima kasih Mbak Ana, Bung Yoe, dan teman-teman lainnya di Bersajak dan Melawan. Terima kasih untuk teman-teman yang lainnya. Dan terima kasih untuk semuanya.

0 Comments