Kumpulan Puisi Nyanyian Embun dan Tarian Ilalang


Kumpulan Puisi 
NYANYIAN EMBUN DAN TARIAN ILALANG
Oleh: Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Cetakan Pertama, Mei 2012
Penerbit: Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Kerjasama dengan
Gelaran Buku Daar El Fikr Jambu Kediri
Hubungi, A. Rego S. Ilalang untuk membeli.

Di suatu siang hari yang cerah (tepatnya setahun yang lalu), aku iseng-iseng numpang di komputer kakakku untuk membuka facebook. Aku menunggu loading dan selama proses loading, mataku mulai tertuju ke message facebook. Eh, begitu di baca itu dari Kang Re ato lengkapnya A.Rego S. Ilalang, yang mendirikan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1994.

Kang Re mengatakan jika aku mau (berkenan) puisi-puisi yang pernah aku kirimkan ke dalam grub facebook akan diikutsertakan ke dalam buku Kumpulan Puisi Nyanyan Embun dan Tarian Ilalang. Sebenarnya aku terkejut lhooo, malah berpikiran puisiku yang mana ya? Padahal aku lebih banyak membaca puisi-puisi di sana, numpang oret-oret di komentar saja malu (soalnya nggak ada yang kenal). Eh, ternyata dengan bantuan ingatanku, aku ingat kalau aku pernah iseng-iseng ngirim puisi juga ke komunitas dan banyak dapat komentar, komentar-komentarnya kebanyakan pakai sastra, jadi ya sedikit banyak ngerti nggaknya. Aku bersyukur waktu tau puisi-puisiku mau diikutsertakan ke dalam buku kumpulun puisinya grub Ilalang.

Lalu, aku mengikuti acara launching di kediaman almarhum Mbak Ratna Indraswari Ibrahim yang aku kenal sebagai cerpenis asal kota Malang. Meskipun beliau sudah meninggal, tetapi rumahnya menjadi "Rumah Budaya" atau "Rumah Baca" Mbak Ratna. Aku sedikit menyesal berkunjung ke rumahnya, ketika beliau sudah pergi. Dulu, semasa masih sekolah aku pernah sekali bertemu dengan beliau. Tapi, hanya dari jauh. Waktu itu aku bertemu beliau di Perpustakaan Umum. Dia selesai mengisi acara talk show dan aku hanya bisa mengikuti dari luar karena aku bukan salah satu anggota komunitas tersebut. Seandainya waktu bisa diulang kembali, aku ingin membacakan puisiku di depan Mbak Ratna dan menyalami tangannya dengan rasa kagum. Namun, semua sudah berlalu.

Tetapi, di hari launching itu aku tetap tersenyum karena masih diberi kesempatan membaca puisi di depan banyak orang dan terutama di rumah Mbak Ratna. Dengan malu-malu karena aku yang termuda dan terimut (kata mereka), aku mulai membaca salah satu puisiku yang ada di dalam buku.

Ini cuplikan puisiku...

Einid Shandy
AKU DI ANTARA ADA DAN TIDAK

Mungkin tanah kubur telah merenggut sang nyawa
tapi aku masih ada
tak tersentuh maupun terlihat
Mungkin tanah kubur telah menadakanku untuk berpijak
tapi aku masih ada 

Entah kenapa puisi itu menjadi puisi favoritku. Aku harap almarhum Mbak Ratna juga menyukainya. Terima kasih untuk Tuhan YME. Terima kasih untuk Kang Re, Mbak Wira, dan teman-teman Sastra Ilalang yang telah memberiku kesempatan mengenal, membaca, menulis, dan memaknai. Terima kasih juga untuk dini's family yang tetap memberiku semangat menulis. Terima kasih untuk teman-teman lainnya dan terima kasih untuk semuanya.

Salam Sastra,
Dalam mengeja dunia.

10 Comments

  1. wahh rajin juga iia sering ngirim2 puisi... saiia mah.. nulis ajja bingung sama waktunya :( hiks hiks.. mantab!

    ReplyDelete
    Replies
    1. nggag juga kok, jarang. tp, kbtulan aj jd bku. hhehe, .

      ayooo rjin2 nulis, nyelip2 aj wktuny kak. hhehe. ,

      Delete
  2. Gruup Fb nya pa namanya einid?? mau gabung jga, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... Mereka nggak aktif secara permanen. Maaf.

      Delete
  3. mbak masih adakah group entah di fb atau di blog tentang sastra yang masih aktif berdikusi?
    kalao memang ada aku ingin join :)

    ReplyDelete
  4. ini dia blog yang membahas tentang sastra. jadi ane bisa sering-sering mampir nih. salam www.teknologivirals.online

    ReplyDelete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.