Without a Teacher, I’m not like Today
“What do you do now?”“I work at office. What’s your job?”“Great! Well, I’m a Doctor.”“Really? I should visit you if I’m sick.”“Haha… You must.”“Back to the time we were students, both of us were really naughty.”“But, I remember one of our teachers has never been bored reminding us to be good people.”
So, what do you work now? Or are you still a
student?
Ingat!
Kamu bisa sampai di titik sekarang itu selain karena orang tuamu, ada orang tua
kedua—yes, your teacher. Kamu tanpa
mereka, kamu tidak akan bisa di titik sekarang. Meskipun sekarang kamu masih
sekolah ditingkat yang lebih tinggi, kerja, atau hanya di rumah. Siapapun kamu?
Apapun yang kamu lakukan? Entah itu jadi Pedagang Kaki Lima (PKL), tukang parkir,
atau bahkan jadi orang hebat di dunia ini.
![]() |
My students are in SMPN 2 Batu |
Berterima
kasihlah kepada gurumu.
Dulu
kamu tidak bisa membaca, tapi guru mengajarimu. Dulu kamu tidak bisa
menghitung, guru mengajarimu. Dulu kamu tidak tahu mana baik atau buruk, guru
pun yang mengajari. Tidak ada yang kurang dari yang mereka ajarkan untukmu.
Tanpa
guru, mana mungkin kamu bisa membaca hal-hal yang kamu temui di jalan, padahal
sekarang itu banyak sekali hal penting di jalan. Tanpa guru, mana mungkin kamu
bisa menghitung uang, padahal kamu bekerja untuk mendapatkan uang atau juga
membelanjakan uangmu.
Have the teachers ever been wrong or angry?
Yes, sometimes. Mereka juga manusia,
sama seperti kita. Jadi jangan mengharapkan mereka perfeksionis di segala hal.
Guru
pasti pernah melakukan kesalahan, wajar saja. Mereka manusia, kita pun manusia.
Manusia tidak pernah bisa menjadi sempurna karena sempurna hanya milik Tuhan. Kita juga pernah melakukan kesalahan
(bahkan banyak yang disengaja). Tapi mereka memaafkan kita, kenapa kita tidak
mau? Maka, saling memaafkan akan mendamaikan hati kita.
Guru
pasti pernah beberapa kali marah, itu juga wajar. Mereka manusia, kita pun
manusia. Manusia memiliki macam-macam emosi. Mereka pernah marah bukan tanpa
alasan. Jika bukan karena kita yang bandel, mereka tidak mungkin marah. Maka,
ikuti gurumu jika memang itu baik untukmu.
For my beloved Parents in Indonesia…
Jika
anda menyekolahkan anak-anak anda, seharusnya anda mempercayakannya kepada
guru-guru. Jika anda tidak bisa mempercayakan guru-guru, kenapa bukan anda saja
yang mengajarinya di rumah atau kenapa bukan anda saja yang menjadi guru
anak-anak anda di sekolah?
Nowadays, banyak sekali anak-anak yang
tidak sekolah tapi bisa menjadi anak-anak hebat kok. Jadi tidak perlu
menyekolahkan anak-anak anda jika anda sendiri tidak bisa mempercayakan
anak-anak anda kepada guru. Mau bukti? Ada Musa, ada tiga saudara juga Enes,
Ara, dan Elan, dan masih banyak lagi.
Anda
mau juga? Tidak masalah! Tidak ada larangan tidak menyekolahkan seorang anak.
Namun, jika anda merasa tidak mampu, anda pasti menyekolahkannya kan? Jika iya, maka percayalah guru-guru di sekolah tersebut. Merekalah orang tua kedua (setelah anda) untuk anak-anak anda.
Namun, jika anda merasa tidak mampu, anda pasti menyekolahkannya kan? Jika iya, maka percayalah guru-guru di sekolah tersebut. Merekalah orang tua kedua (setelah anda) untuk anak-anak anda.
Jika
anda dipanggil ke sekolah secara tiba-tiba…
Anak
anda lapor bahwa dia diperlakukan tidak adil…
Atau
resiko lain sebagainya.
Anda
sebagai orang dewasa tentu sudah pernah mendapat pendidikan etika. Pastikan anda
tidak datang dengan keadaan emosi, itu hanya akan mempermalukan diri anda
sendiri. Bagaimana tidak? Anda akan terlihat tidak berpendidikan. Kenapa
begitu? Orang berpendidikan tidak seperti itu ketika menghadapi permasalahan!
“Lalu,
apa yang mesti saya lakukan?” Tanya anda.
Datang
dengan sopan, bertanya masalahnya dengan tenang, tanyakan kepada anak anda dan
guru yang bersangkutan dengan tenang. Telusuri sampai anda benar-benar
menemukan jawaban yang sesungguhnya. Jika perlu, tanyakan kepada guru-guru lain.
Apa saja
yang perlu ditanyakan? Tanyakan alasannya kepada anak dan guru. Tidak yakin?
Tanyakan juga kepada saksi. Tidak yakin juga? Tanyakan latar belakang guru
kepada guru-guru lain termasuk kepala sekolah. Pihak sekolah pasti siap membantu.
![]() |
A card from my students. Thank you students. |
Tidak
perlu membuat sinetron kehidupan dengan marah-marah ke sekolah atau memukul guru di sekolah meskipun kita tinggal di Indonesia yang
uniknya setiap menjelang malam kita mendapat hiburan sinetron dari televisi. Ingat,
itu hanya hiburan! Bukan untuk ditiru meski tidak ada tulisan “berbahaya! Jangan ditiru di rumah tanpa
didampingi profesional.”
Tinggal
di Indonesia memang ada saja hal lucu yang terjadi. Salah satu hal lucunya
fenomena orang tua menuntut guru atau orang tua memukul guru.
Without a teacher, we aren’t like today!
Jika anda menyekolahkan anak anda, percayakan anak anda kepada guru!
22 Comments
sangat sangat sangat setuju ibu guru, siswa kek gitu udah nunjukin juga gimana sifat orangtuanya dirumah, karena kan buah jatuh gak mungkin jauh dari pohonnya dong. Jadinya, kalo siswa tak kenal moral, orangtua dirumah juga patut dipertanyakan..
ReplyDeleteBetul Kakak. Itu yang menjadi tanda tanya.
DeleteNamun, semoga dengan adanya cerita ini... Orang tua di Indonesia bisa lebih baik dalam mengasuh anak-anaknya.
Kampung Inggris, Pare ... pernah baca dan dengar tentang tempat ini. Berharap suatu ketika bisa datang ke sini. Pingin lihat langsung bagaimana proses language acquisition nya
ReplyDeleteDatang saja kak suatu saat!
DeleteBiar bisa tahu seperti apa sih kampungnya.
I can be a good guide for you if you need it.
Powerful banget cara penyampaiannya.
ReplyDeleteYes I know what you feel. Saya lahir dalam keluarga yang isinya guru semua. Mulai dari bapak mamah, paman, tante, sepupu. Selain itu, saya juga mantan pelajar, yang (dulu) bertatap muka dengan guru 5 hari dalam seminggu.
So, Don't underestimate teachers!
Thank you kakak... :)
DeleteMaklum, ngetiknya dari hati. *ciee
Woooh, kereen! Di rumah aja cuma Daddy, tapi sudah mengerikan setiap hari. Apalagi ada lima guru?
Terus kakak jadi guru juga sekarang?
Betul sekali kita menyekolahkan anak kita berarti kita harus yakin dan percaya terhadap guru yang akan menjadi orang tua kedua, dan kalau guru berbuat salah pun harus wajar karena mereka juga kan manusia jangan main hakim sendiri padahal guru itu pekerjaan yang mulia.
ReplyDeleteYap, dibandingkan main hakim sendiri, alangkah baiknya menyelesaikannya dengan musyawarah. Kalau memang tidak bisa diatasi, baru laporkan ke pihak yang berwenang agar dapat diadili dengan benar.
DeleteWui keren! :D
ReplyDeleteThank you Kakak. :)
DeleteOwooh ini panjenengan guru ya? Salim dulu pak.
ReplyDeleteYap guru tanggung jawab nya gede, perannya gede, gajinya < profesi lain.
Salut sama guru.
Dan miris juga kasus kemarin yg dikeroyok ortu dan murid. utekke Nang ndi. Hhh.
Kayane pak guru cara ngajar nya enak nih, sampe2 muridnya pada ngirimin kartu gitu
Iya, guru. Hehehe...
DeleteAh, biasa saja kok... Meski guru, aku berusaha menjadi teman untuk murid-muridku.
Hal yang miris. Terutama bagaimana melihat orang tua yang rasanya belum siap menjadi orang tua.
Aku pun punya cita-cita jadi guru, gara-gara pernah dilempar guru pake spidol. Terus pengen aja ngebuktiin cara ngajar bisa dilakuin nggak seanarkis itu. :)) Tapi, emang waktu itu aku lagi dodol aja. Hahaha, makanya dilempar.
ReplyDeleteJaman dulu guru memang kebanyakan seperti itu sikapnya. Namun, seiring berjalannya waktu, metode mengajar dan cara menyikapi siswa sudah berbeda.
DeleteWah... kayaknya waktu itu emang kamunya saja ya yang dodol?
Keren, keren. Tulisan Anda sukses membuat saya untuk lebih respect lagi dengan guru-guru saya. Thank you for your post :)
ReplyDeleteSemoga kakak. Amin.
DeleteTerima kasih.
Miris memang sama kejadian itu
ReplyDeleteCkck
Dulu juga aku cita cita nya jadi guru
Tapi karena permasalahan jurusan, kayaknya aku bakal jadi dosen aja deh
Dosen dan guru memiliki tugas yang sama kakak. Sama2 menjadi pengajar dan pendidik lho. Cuma beda 'umur' saja yang menjadi siswa kita.
DeleteSemoga tercapai ya kakak cita2nya!^^
guru pahlawan tanpa tanda jasa :)
ReplyDeleteTapi, tetap perlu diberi salary.
Deleteguru adalah orang tua kita slama di skolah :)
ReplyDeleteYap, benar kakak.
DeleteTanpa guru, kita juga tidak bisa menjadi lebih baik.
Berjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.