Terima Kos Putri. Gambar: Pixabay

DUNIA MELIHATKU - Masih ingat cerita tentang Oh Noooo... Ibu Kos!!!? Cerita anak bau kencur dapet amanah jadi Ibu Kos? Nah, aku mau ngelanjutin lagi gimana nasib anak bau kencur ini. Sanggup nggak sih? Tapi, aku yakin kalau aku sebagai anak bau kencur dan jadi Ibu Kos pasti sanggup. Kalau mereka mempercayakan ke aku, masa' aku sendiri nggak percaya sama diri-sendiri? Ya nggak?

Keluargaku memang sudah beberapa tahun belakangan memiliki usaha kos-kosan, tapi aku nggak ikut memahami bagaimana mengurus kos-kosan apalagi bagian keuangannya. Selain itu, rumah kos yang sudah ada juga tidak satu rumah dengan kami. So, aku sama sekali nggak mengenal cewek-cewek karena selain baru sampai Malang juga ya karena mereka jarang mampir ke rumah--kalaupun mereka mampir, mereka hanya membayar uang kos.

Aku akhirnya belajar dunia kos-kosan ke Mbakku yang mengelola kos. Aku melihat buku keuangan. Wah, tidak mudah ya? Buku keuangannya simple sih, tapi nggak simple-nya harus berani menagih uang kos. Wiiih... mau nggak mau ya ketemu mereka. Selain itu, juga menanyakan kenyamanan mereka. Kadang-kadang kita juga perlu mengecek kos-kosan untuk mengecek kelengkapan benda yang digunakan bersama sampai mengecek bagaimana mereka di kos. Selain itu, hal penting lainnya harus menyapa tetangga mewakili mereka, apakah tetangga merasa nyaman dengan kehadiran mereka atau merasa dirugikan.

Tetangga dirugikan itu seperti apa? Iya, contohnya... Hal yang paling tidak kami harapkan, tiba-tiba cewek-cewek menginapkan cowok dan kami nggak tahu, kan itu meresahkan dan apalagi ada kejadian sampai hamil atau barangkali kematian, bisa juga pencurian dan lain sebagainya. Ah, banyak bangetlah pokoknya.

Tidak semudah itu ya ternyata? Kenapa jadi aku? Aku sekarang tahu, kenapa Masku nggak mau, ya karena seribet itu. Aku kira hanya mengurus keuangan dan nggak perlu menagih-nagih juga. Ternyata... Baiklah, karena aku terlanjur nyemplung, sekalian menyelam aja deh.

Hari-hariku diawali dengan memindahkan semua barang-barangku ke rumah kosong yang akan dijadikan kos-kosan. Tapi, setidaknya aku seneng karena aku punya kamar sendiri yang lebih cantik dan juga rumah sendiri. So, aku bisa belajar mengatur isi rumah.

Tapi, ternyata setelah beberapa hari tinggal sendirian aku mulai betah. Iya karena dasarnya aku memang penyendiri. Aku lebih tenang dan bisa membaca buku sepuasnya tanpa ada gangguan dari orang-orang di rumah yang biasanya ramai. Televisi yang ada di rumah juga jarang atau hampir tidak pernah tersentuh karena aku lebih suka membaca buku.

Lalu, aku mulai memikirkan bagaimana caranya mendapatkan anak kos dengan cepat tapi mereka juga bisa diajak kerjasama?

Mari pikirkan di cerita selanjutnya!

14 Comments

  1. Sebagai anak perantauan yg pernah ngrasain ngekos selama 6th, kayaknya jd ibu kos ga segampang yg di bayangkan mbak. Apalagi pas anak kosnya komplain, duh, puyeng hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha...
      Mari kita lihat kelanjutan ceritanya ya Kak.

      Delete
  2. yang ngekos sejak SMA angkat tangan..

    ReplyDelete
  3. Sebagai anak kosan + punya impian suatu hari punya kos2an sendiri, aku merasa terpanggil. Lanjutin ceritanya mbaaak, penasaraaaaaan :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wadidaw... Ada yang pengen punya kos-an juga nih. Yuk bikin Kak.

      Delete
  4. terimakasih infonya, semoga saya bisa melewatinya juga. sambil baca saya sambil makan kue yang enak dan dengan bahan yang bagus. yuk kunjungi blog kami.

    ReplyDelete
  5. Memang punya kost itu ngga mudah ya, selain harus nagih uang kost kalo mereka lupa atau tidak sempat bayar juga harus pikirkan kenyamanan penghuninya, begitu juga tetangga. Tapi memang yang serem kalo ada cewek bawa cowok ke tempat kost.😱

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe... Mari kita lihat Kak. Gimana serunya aku jadi Ibu Kos.

      Delete
  6. Yah pada setiap sisi kehidupan ada goresan, ada warnanya.
    Liku liku kehidhpan.

    ReplyDelete

Berjejaklah ketika berpetualang di sini.

TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.