Patjar Merah: Toleransi Merawat Indonesia
DUNIA MELIHATKU - Ada yang masih rindu Patjar Merah di Bioskop Kelud Kota Malang? Jika kamu termasuk orang yang rindu, kita sama. Masih seperti baru kemarin aku ikut serta hadir ke Patjar Merah, festival kecil literasi dan pasar buku keliling yang dihelat di Bioskop Kelud Kota Malang. Patjar Merah: Toleransi Merawat Indonesia ini menghadirkan banyak kreator hebat yang bahkan kita bisa ngobrol langsung dengan mereka. Wah... wah... keren deh pokoknya.
Nah, seperti yang pernah aku ceritakan di artikel sebelumnya, Patjar Merah: Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling, acara ini digagas oleh travel blogger dan penulis buku, Windy Ariestanty dan ditemani oleh Penulis dan CEO Indiebook Corner, Irwan Bajang. Ceritanya, mereka menggas Patjar Merah untuk memberi akses baca untuk masyarakat Indonesia agar budaya baca mereka meningkat.
![]() |
Patjar Merah: Toleransi Merawat Indonesia. Gambar: Apang |
Patjar Merah di Kota Malang
Ah, tidak perlu berlama-lama lagi. Setelah perjalanan, aku segera saja masuk. Eh, di pintu masuk, aku dan teman-teman mendapatkan sambutan meriah dari para Patjar Kita alias panitia. Serunya, mereka siap melayani kita dengan baik. Begitu masuk ke dalam, lihatlah ada ribuan buku dengan diskon hingga 80% terbentang di stand-stand yang telah ditata dengan apik. Bahkan, saking apiknya, setiap stand diberi nama jenis buku-bukunya. Nah, lebih menarik dan mudah lagi ada stand-stand yang menjual buku-buku para kreator yang hadir mengisi acara. Widih... jadi sebelum ketemu kreator, siap belanja, lalu nantinya bisa minta tanda tangan. Hehe...- Patjar Merah: Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling
- Buku Xenoglosofilia Karya Ivan Lanin
- Kitab yang Tak Suci Karya Puthut EA
Oh ya, kebetulan juga. Aku datang ke Patjar Merah juga bersama dengan Tim Tamu Kita dari UBTV. Asyik ya mereka? Mereka berhasil melakukan wawancara ekslusif dengan 3 kreator yang hadir hari itu. Siapa saja kreator yang berhasil mereka temui? Mereka adalah Wikipediawan pecinta bahasa Indonesia, Ivan Lanin, kemudian dilanjutkan dengan Kepala Suku Mojok dan Penulis buku, Puthut EA, dan ilustrator buku keren, Bembeng.
Ivan Lanin, Puthut EA, dan Bembeng di Patjar Merah
Wikipediawan pecinta bahasa Indonesia, Ivan Lanin sedikit berbagi pengalaman tentang kegelisahannya bahwa masyarakat Indonesia menjadi Xenoglosofilia. Selain itu, ia juga mengajak kita untuk mencintai dan memahami bahasa Indonesia. Tapi, tidak melupakan bahasa daerah dan bahasa asing ya. Yuk, berbahasa Indonesia dengan baik!
Sedangkan, Kepala Suku Mojok dan Penulis buku, Puthut EA berbagi proses kreatif menulisnya, khususnya bagaimana dia bisa mengolah tulisan-tulisan dia sedemikian rupa cantiknya dan mampu membuat orang-orang jadi terbawa suasana.
Nah, beda lagi dengan ilustrator buku keren, Bembeng. Ternyata membuat ilustrasi buku tidak semudah kita menggambar begitu saja. Setiap ilustrasi yang ia buat harus benar-benar bisa menggambarkan bukunya dan juga menarik orang-orang untuk membacanya. Wah... ribet tapi keren.
- Patjar Merah: Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling
- Buku Xenoglosofilia Karya Ivan Lanin
- Kitab yang Tak Suci Karya Puthut EA
Serunya di Patjar Merah
Ternyata, acara Patjar Merah mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Kata Mbak Windy Ariestanty dan Mas Irwan Bajang, pengunjung yang hadir malah melebihi ekspetasi mereka. Nah, ternyata terbukti kan kalau sebenarnya masyarakat Indonesia tidak malas membaca, tapi kenapa hayooo? Akses baca yang sulit, sehingga belum memiliki kebiasaan membaca sejak kecil.
Terima kasih Patjar Merah: Toleransi Merawat Indonesia yang menjadi aksi nyata dalam memeratakan akses baca di Indonesia. Yuk, mari biasakan rajin membaca agar budaya baca masyarakat Indonesia semakin meningkat.
Kamu sudah atau sedang baca buku apa hari ini?
Terima kasih Windy Ariestanty, Irwan Bajang, Patjar Merah Indonesia, Tamu Kita UBTV, dan Dinia Saridewi.
Terima kasih Windy Ariestanty, Irwan Bajang, Patjar Merah Indonesia, Tamu Kita UBTV, dan Dinia Saridewi.
20 Comments
Aku termasuk orang yg paling malas baca buku hiks hiks, nggak ada passion buat baca buku sama sekali, makanya ga punya koleksi buku, apalagi skrg jaman udh canggih, semua yg kita kepoin bisa dicari di laman mbah gugel hehehe
ReplyDeleteHihi..
DeleteBaca di google juga sudah termasuk pembaca kok Kak. Semangat membaca Kak!
film film sejenis mestinya diperbanyak …
ReplyDeletejempol review-nya…..
Film apa Kak?
DeleteTapi, terima kasih.
Hari ini, baru baca postingan kakak, hehe..
ReplyDeleteHai Kak Ridsal, terima kasih sudah mampir dan baca ya Kak. :)
Deletembak einid, kenapa gambarnya sedikit sangat? saya mau tahu lebih lanjut...
ReplyDeleteHaha... boleh nonton di videonya Kak, lengkap dan seru malahan.
Deletewoaa ada uda Ivan Lanin juga.. Keren ya acaranya, diskon bukunya sampe 80% lagi. Sebagai orang yang sekarang kembali rajin baca buku, saya jadi ngileeeer pengen hunting buku.
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
Hai Kak Bara...
DeleteHaha... suka Ivan Lanin ya Kak?
Aku juga salut dengan Ivan Lanin dan aku bahagia sekali bisa ketemu Uda Ivan Lanin, eh aku juga seneng bisa ketemu Puthut EA dan Bembeng.
Semangat, semoga kembali suka baca buku ya.
Kalau dekat saya ingin kesana Pacar Merah.
ReplyDeleteDisconnya tidak nguatin. borong semuanya.
Hahaha... diskonnya bikin gelap mata dan kantong.
DeleteAku masih belum tahu Patjar Merah akan ke mana lagi.
Pengin juga hehe
ReplyDeleteYuk... Yuk... ke Patjar Merah: Toleransi Merawat Indonesia.
DeleteSalut sama Einid.
ReplyDeleteSejak dulu sebenarnya saya juga termasuk malas baca buku, sampai akhirnya belajar programmer dari laptop, belajar desain AutoDesk dari laptop,...saya membaca buku digitalnya carl Sagan (mantan eksekutif NASA) melalui macbook juga..ternyata kalau dijadikan buku jumlah halamannya adalah 1200 halaman! Saya pikir gila juga.
Intinya saya tetap cinta membaca, hanya saja medianya beda. Saya membeli beberapa buku karena sudah tidak terbiasa setiap sampai ke halaman ke lima saya merasa mengantuk he he he...
Kini saya membeli beberapa buku klasik dan menyimpannya di lemari kamar tidur. Belum saya baca lagi cuma enak saja dilihat lihat.
Hai Kak Sofyan...
DeleteTerima kasih atas apresiasinya.
Membaca di internet atau membaca koran dan sejenisnya, sebenarnya juga terbiasa membaca kok Kak.
Aku suka baca buku karena seru aja. Hehe...
Ada fisiknya dan kalau dibawa ke mana-mana jadi inget harus menyelesaikan bukunya dengan segera.
Emang bener,, budaya membaca buku sudah mulai hilang perlahan,, jujur saja,, aku juga orang termasuk yang malas membaca,,
ReplyDeleteMenurutku acara seperti ini seharusnya banyak dilakukan untuk meningkatkan minat membaca,, untuk dimedan kapan adanya ya?
Hai Kak... bukan hilang perlahan sih, dari dulu memang budaya baca masyarakat Indonesia masih rendah, tapi bukan karena mereka malas.
DeleteWell... aku juga setuju jika Patjar Merah: Toleransi Merawat Indonesia selalu ada untuk meningkatkan budaya baca. Ah, coba tanya Kak Windy Ariestanty dan Kak Irwan Bajang kapan ada di Medan ya Kak.
Cuma sempat ikut acaranya Ivan Lanin xD Ah....
ReplyDeleteDan kenapa kita nggak ketemu Kak? :(
DeleteBerjejaklah ketika berpetualang di sini.
TERIMA KASIH sudah membacaku dan telah berjejak di kolom ini.